Powered by Blogger.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Business

Tuesday 1 March 2016

Pengembangan Kemampuan Moral dan Agama Anak Usia Dini

  kangato       Tuesday 1 March 2016


Di dalam kehidupan bermasyarakat arti nilai sebuah moral sangat penting.  Menurut Hurlock, istilah moral berasal dari kata latin mos (moris), yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai- nilai atau prinsip-prinsip moral (Yusuf,2002). 
Konsep moral sudah dapat dibentuk sejak masa anak yaitu lebih kurang awal dari usia 2 tahun. Meskipun sudah dipelajari sejak kecil, namun setelah dewasa manusia tetap berhadapan dengan masalah-masalah moral dan meningkatkan konsep moralnya dalam berhubungan dengan orang lain. Bahwa perkembangan moral seorang anak sejalan dengan perkembangan kognitifnya.
Dengan makin bertambahnya tingkat pengetahuan, makin banyak pula nilai-nilai moral. Menurut Hurlock (Sianawati,dkk, 1992) meskipun perkembangan peserta didik melewati pentahapan yang tetap, namun usia mereka dalam mencapai tahapan tertentu berbeda menurut tingkat perkembangan kognitif mereka. 
Menurut Gunarsa (1989) keluarga merupakan lingkungan kehidupan yang dikenal anak untuk pertama kalinya, dan untuk seterusnya  anak banyak belajar di dalam kehidupan keluarga. Karena itu peranan orang tua dianggap paling besar pengaruhnya terhadap perkembangaan moral seorang anak.  
Pengembangan moral anak usia dini dilakukan agar terbentuk perilaku moral. Pembentukan perilaku moral pada anak, khususnya pada anak usia dini memerlukan perhatian serta pemahaman terhadap dasar-dasar serta berbagai kondisi yang mempengaruhi dan menentukan perilaku moral. Ada tiga strategi dalam pembentukan perilaku moral pada anak usia dini, yaitu: strategi latihan dan pembiasaan, strategi aktivitas dan bermain, dan strategi pembelajaran (Wantah, 2005: 109).

a.     Strategi Latihan dan Pembiasaan 
Latihan dan pembiasaan merupakan strategi yang efektif untuk membentuk perilaku tertentu pada anak-anak, termasuk perilaku moral. Dengan latihan dan pembiasaan terbentuklah perilaku yang bersifat relatif menetap. Misalnya, jika anak dibiasakan untuk menghormati anak yang lebih tua atau orang dewasa lainnya, maka anak memiliki kebiasaan yang baik, yaitu selalu menghormati kakaknya atau orang tuanya.

b.     Strategi Aktivitas Bermain 
Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan oleh setiap anak dapat digunakan dan dikelola untuk pengembangan perilaku moral pada anak. Menurut hasil penelitian Piaget (dalam Wantah, 2005: 116), menunjukkan bahwa perkembangan perilaku moral anak usia dini terjadi melalui kegiatan bermain. Pada mulanya anak bermain sendiri tanpa dengan menggunakan mainan. Setelah itu anak bermain menggunakan mainan namun dilakukan sendiri. Kemudian anak bermain bersama temannya namun belum mengikuti aturan-aturan yang berlaku. Selanjutnya anak bermain bersama berdasarkan aturan yang berlaku.

c.     Strategi Pembelajaran 
Usaha pengembangan moral anak usia dini dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran moral. Pendidikan moral dapat disamakan dengan pembelajaran nilai-nilai dan pengembangan watak yang diharapkan dapat dimanifestasikan dalam diri dan perilaku seseorang seperti kejujuran, keberanian, persahabatan, dan penghargaan (Wantah, 2005: 123).

Pembelajaran moral dalam konteks ini tidak diberikan secara formal tapi merupakan pembiasaan dalam kegiatan sehari-hari dengan cara bermain, apalagi pembelajaran ini ditujukan pada anak-anak usia dini dengan ciri utamanya senang bermain. Dari segi tahapan perkembangan moral, strategi pembelajaran moral berbeda orientasinya antara tahapan yang satu dengan lainnya. 
Pada anak usia 0 – 2 tahun pembelajaran lebih banyak berorientasi pada latihan aktivitas motorik dan pemenuhan kebutuhan anak secara proporsional. Pada anak usia antara    2 – 4 tahun pembelajaran moral lebih diarahkan pada pembentukan rasa kemandirian anak dalam memasuki dan menghadapi lingkungan. Untuk anak usia 4 – 6 tahun strategi pembelajaran moral diarahkan pada pembentukan inisiatif anak untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan perilaku baik dan buruk. 

Pengembangan Nilai-nilai Agama Anak Usia Dini 
Menurut Zakiah Darajat (Lilis Suryani dkk., 2008: 1.9), agama suatu keimanan yang diyakini oleh pikiran, diresapkan oleh perasaan, dan dilaksanakan dalam tindakan, perkataan, dan sikap. Perkembangan nilai-nilai agama artinya perkembangan dalam kemampuan memahami, mempercayai, dan menjunjung tinggi kebenaran-kebenaran yang berasal dari Sang Pencipta, dan berusaha menjadikan apa yang dipercayai sebagai pedoman dalam bertutur kata, bersikap dan bertingkah laku dalam berbagai situasi.

Pemahaman anak akan nilai-nilai agama menurut Ernest Harms (Lilis Suryani dkk., 2008; 1.10 – 1.11) berlangsung melalui 3 tahap, yaitu sebagai berikut.
a.     Tingkat Dongeng (The Fairy Tale Stage)
Tingkat ini dialami oleh anak yang berusia 3 – 6 tahun. Ciri-ciri perilaku anak pada masa ini masih banyak dipengaruhi oleh daya fantasinya sehingga dalam menyerap materi agama anak juga masih banyak menggunakan daya fantasinya.
b.    Tingkat Kenyataan (The Realistic Stage)
Tingkat ini dialami anak usia 7 – 15 tahun. Pada masa ini anak sudah dapat menyerap materi agama berdasarkan kenyataan-kenyataan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Anak sudah tertarik pada apa yang dilakukan oleh lembaga-lembaga keagamaan. Segala bentuk tindak amal keagamaan mereka ikuti dan tertarik untuk mempelajari lebih jauh.
c.      Tingkat Individu (The Individual Stage)
Tingkat individu dialami oleh anak yang berusia 15 ke atas. Konsep keagaamaan yang individualistik ini terbagi atas tiga bagian, yaitu: konsep keagamaan yang konvensional dan konservatif yang dipengaruhi oleh sebagian kecil fantasi, konsep keagamaan yang murni dinyatakan dengan pandangan yang bersifat personal, dan konsep keagamaan yang humanistik. Agama telah menjadi etos humanis dalam diri mereka dalam menghayati ajaran agama.

Pengembangan nilai-nilai agama pada anak harus didasarkan pada karakteristik perkembangan anak. Jika memperhatikan pendapat Ernest Harms sebagaimana dikemukakan di atas, maka usaha pengembangan nilai-nilai agama menjadi efektif jika dilakukan melalui cerita-cerita yang di dalamnya terkandung ajaran-ajaran agama. Dengan demikian daya fantasi anak berperan dalam menyerap nilai-nilai agama yang terdapat dalam cerita yang diterima.

Keberminatan anak terhadap agama sudah mulai muncul sejak usia dini. Akan tetapi, minat terhadap agama ini tidak dapat selalu ditafsirkan bahwa anak mulai menunjukkan sikap rajin beribadah sesuai dengan ritual keagamaan keluarganya. Rasa ingin tahu anak terhadap agama biasanya muncul melalui banyak pertanyaan yang berkaitan dengan agama, seperti “Apakah Tuhan memiliki mata sehingga Dia bisa melihat semua perbuatan yang kita lakukan?” atau “Dimanakah Tuhan bertempat tinggal? Atau pertanyaan lain yang mengusik seperti “Apakah Tuhan itu ada?”

Konsep anak tentang agama sangat realistik karena anak menterjemahkan apa yang didengar dan dilihat sesuai dengan apa yang sudah diketahuinya. Bagi anak, Tuhan dapat berwujud, seperti seseorang yang berambut putih, berjanggut putih dan panjang serta berpakaian serba putih. Contoh lainnya, anak mungkin  mendeskripsikan sesosok malaikat sebagai makhluk yang berjenis kelamin laki-laki atau perempuan dan baik hati

Berdasarkan tahapan dan karakteristik keagamaan yang dimiliki, maka pengembangan nilai agama sudah seharusnya disetarakan dengan perkembangan tersebut. Ulwan menguraikan lima metode yang dapat dikembangkan untuk mempersiapkan anak agar anak mencapai kematangan dalam nilai agama (spiritualitas) dan moral, yaitu sebagai berikut:

a.      Pendidikan dengan keteladanan
Guru (Pendidik) dan orangtua merupakan model bagi anak, yang patut ditiru dan digugu. Pendidikan dengan memberikan contoh teladan kepada anak merupakan salah satu metode penanaman nilai agama yang paling efektif. Dengan demikian, pendidik seharusnya menunjukkan perilaku yang jujur, dapat dipercaya serta menjauhkan diri dari perbuatan yang ditentang oleh agama.

b.      Pendidikan dengan pembiasaan
Pembiasaan merupakan perwujudan praktek nilai-nilai keagamaan melalui kegiatan rutin sehari-hari, seperti mengucapkan salam kepada ibu guru ketika sampai di sekolah dan melafalkan doa sebelum dan sesudah makan.

c.      Pendidikan dengan nasehat
Pendidik perlu memberikan bimbingan dan arahan tentang nilai-nilai agama melalui pemberian nasihat. Nasihat yang diberikan agar tidak terkesan menggurui dapat disampaikan dengan menggunakan teknik bercerita. Dengan menyimak cerita yang disampaikan, anak akan memetik nasihat dengan perasaan senang karena tidak ada paksaan.

d.      Pendidikan dengan memberi perhatian
       Pendidik hendaknya senantiasa memperhatikan dan mengawasi anak dengan mengajak anak mengerjakan kebaikan. Pendidik dapat juga membuka cakrawala berpikir anak tentang makhluk ciptaan Tuhan secara universal, benda hidup dan benda mati, air sungai yang mengalir, bunga-bunga yang bermekaran dan jutaan ciptaan Tuhan lainnya.

e.      Pendidikan dengan memberi hukuman
Hukuman merupakan pilihan pengembangan anak yang terakhir. Namun, alangkah baiknya jika penggunaan hukuman tidak dilakukan. Hukuman berkaitan dengan suatu bentuk kerugian yang diterima oleh anak apabila melakukan kesalahan. Hukuman sangat tidak dianjurkan karena anak akan merasa rendah diri, kurang percaya diri dan kehilangan semangat. Merupakan langkah yang arif jika kita lebih memilih menggunakan metode lainnya yang berdampak positif daripada menekankan pada tingkah laku yang salah dan mengancamnya dengan hukuman.

Sesuai dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak dalam Permen Diknas No. 58 tahun 2009, maka dalam mengembangkan kemampuan moral agama anak usia dini, guru sebagai fasilitator dan motivator, dapat melakukan beberapa hal berdasarkan pengelompokkan usia sebagai berikut :

Tahap Usia 0 - < 12 Bulan :
Pada tahap usia ini, anak diharapkan memiliki kemampuan untuk mendengar sehingga dalam mengembangkan nilai-nilai  agama dan moral, guru dapat memberikan stimulasi melalui : Pengenalan  senandung lagu bernuansa imtak kepada Anak
-      Pengenalan doa-doa singkat yang dibacakan kepada Anak
-      Bercerita yang bernuansa keimanan kepada Anak
-      Mengenalkan Nama Tuhan Kepada Anak (sesuai dengan agama masing)
-      Memberikan belaian kepada Anak untuk dapat memberikan rasa sayang dan cinta kasih
-      Mengenalkan ungkapan syair/pantun bernuansa keimanan kepada Anak
-      Mengenalkan kalimat/kata-kata yang baik kepada Anak

Tahap Usia 12 - < 24 Bulan :
Pada tahap usia ini, anak diharapkan memiliki kemampuan untuk mendengar, mengikuti, meniru, merawat benda-benda serta mengenal nama Tuhan, sehingga dalam mengembangkan nilai-nilai  agama dan moral, guru dapat memberikan stimulasi melalui :
Pengenalan  dan mengajak Anak untuk menirukan senandung lagu bernuansa imtaq
-      Pengenalan dan mengajak Anak untuk mengikuti/menirukan bacaan doa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
-      Mengenalkan dan mengajak Anak untuk mengikuti dan menirukan sebagian gerakan ibadah
-      Pengenalan dan bercerita serta meminta respon Anak terhadap cerita bernuansa imtak
-      Mengenalkan dan mengajak Anak untuk menirukan sebutan nama Tuhan (sesuai dengan agama masing2)
-      Memberikan belaian dan rangkulan kepada anak untuk mengajak anak agar dapat merasakan dan menunjukkan rasa sayang cinta kasih yang diberikan kepadanya
-      Merawat dan merapikan benda-benda/mainan
-      Pengenalan dan mengajak anak menirukan  syair/pantun sederhana bernuansa imtak
-      Pengenalan dan mengajak anak meniru kata-kata yang baik

Tahap Usia 2 – <4 Tahun
Pada tahap usia ini, anak diharapkan memiliki kemampuan untuk meniru dan memahami, sehingga dalam mengembangkan nilai-nilai  agama dan moral, guru dapat memberikan stimulasi melalui :
a.    Usia 2 – <3 Tahun
Pada tahap usia ini, sesuai dengan indikator dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, stimulasi yang dapat diberikan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan moral dan agama anak adalah :
·         Meniru gerakan berdoa/sembahyang  sesuai dengan agamanya.
·         Melafalkan dan meniru doa pendek sesuai dengan agamanya.
·         Memahami kapan mengucapkan salam, terima kasih, maaf, dsb.

b.     Usia 3 – <4 Tahun
Pada tahap usia ini, sesuai dengan indikator dalam Standar Pencapaian Perkembangan Anak, stimulasi yang dapat diberikan oleh guru adalah :
·           Mulai memahami pengertian perilaku yang berlawanan meskipun belum selalu dilakukan seperti pemahaman perilaku baik-buruk, benar-salah, sopan- tidak sopan.
·           Mulai memahami arti kasihan dan sayang kepada ciptaan Tuhan

Tahap Usia 4 – <6 Tahun
a.      Usia 4 – <5 Tahun
Pada tahap usia ini, anak diharapkan memiliki kemampuan untuk mengenal Tuhan, meniru gerakan ibadah, mengucapkan doa, mengenal baik dan buruk serta mengucapkan dan membahas salam, sehingga dalam mengembangkan nilai-nilai  agama dan moral, guru dapat memberikan stimulasi melalui :
·         Mengenalkan Tuhan melalui agama yang dianutnya.
·         Meniru dan melakukan gerakan beribadah.
·         mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu.
·         Mengenal dan melakukan perilaku baik/sopan dan buruk.
·         Membiasakan diri berperilaku baik.
·         Mengucapkan dan membalas salam

b.    Usia 5 – <6 Tahun
Pada tahap usia ini, anak diharapkan memiliki kemampuan untuk mengenal agama yang dianut, membiasakan beribadah, memahami perilaku mulia, membedakan perilaku baik dan buruk , mengenal ritual dan hari besar agama, serta toleransi beragama sehingga dalam mengembangkan nilai-nilai  agama dan moral, guru dapat memberikan stimulasi melalui :
·           Mengenalkan kepada anak  agama yang dianut.
·           Membiasakan diri beribadah.
·           Memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan, hormat, dsb).
·           Mengenalkan anak perilaku baik dan buruk.
·           Mengenalkan anak pada  ritual dan hari besar agama.
·           Menghormati agama orang lain.

Bila di rumah anak tidak pernah melakukan, doronglah agar si anak terbiasa melakukan hal ini sehari-hari kepada orangtua. Mungkin di tempat lain berbeda caranya.
logoblog

Thanks for reading Pengembangan Kemampuan Moral dan Agama Anak Usia Dini

Previous
« Prev Post

1 comment:

  1. ASSALAMUALAIKUM SAYA INGIN BERBAGI CERITA CARA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH saya asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah pengurusan ijazah, hati hati teman banyak jasa pengurus yang tidak benar contoh'nya saya pernah adakan pengurusan di salah satu web ijasah di google ternyata hasil'nya saya hanya di TIPU, tapi saya'pun tetap bersabar dan alhamdulillah ternyata semua itu ada hikma'nya, dan suatu hari kemudian tak di sangka saya bertemu salah satu anggota keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0853-2174-0123, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya yang hilang mulai dari SD sampai S1 yang kemarin saya jadi korban kebakaran dan alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp 0853-2174-0123, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsun selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, syarat dan ketentuan cara ngurus ijasah di bawah ini wassalam.....

    1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
    – Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
    – Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
    – Drop out takut dimarahin ortu
    – IPK jelek, ingin dibagusin
    – Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
    – Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
    – Dll.
    2. PRODUK KAMI
    Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
    SARJANA (S1, S2)..
    Hampir semua perguruan tinggi kami punya
    data basenya.
    UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
    UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
    UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
    UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
    UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
    UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
    UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
    AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
    UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
    INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
    STIE SUKABUMI YAI
    ISTN STIE PERBANAS
    LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
    STIMIK UKRIDA
    UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
    UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
    UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
    UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
    UNIVERSITAS SAHID DLL

    3. DATA YANG DI BUTUHKAN
    Persyaratan untuk ijazah :
    1. Nama
    2. Tempat & tgl lahir
    3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke alamat email bpk sutantokemendikbud@gmail.com
    4. IPK yang di inginkan
    5. universitas yang di inginkan
    6. Jurusan yang di inginkan
    7. Tahun kelulusan yang di inginkan
    8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
    9. Di kirim ke alamat email: sutantokemendikbud@gmail.com berkas akan di tindak lanjuti akan setelah pembayaran 50% masuk
    10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening MANDIRI, BNI, BRI,
    11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
    4. Biaya – Biaya
    • SD = Rp. 1.500.000
    • SMP = Rp. 1.500.000
    • SMA = Rp. 2.000.000
    • D3 = 6.000.000
    • S1 = 7.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
    • S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
    • S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
    (kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
    • D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
    (minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
    • Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000

    ReplyDelete

Contoh Soal PLH Kelas VIII

SOAL PLH KELAS VIII PENGHIJAUAN LINGKUNGAN Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (X) pad...

close