Pengertian
Toleransi bisa berarti sikap
terbuka dan saling menghormati terhadap perbedaan. Sikap itu hendaknya
ditanamkan sejak dini pada anak, untuk menghindari konflik.
Masyarakat Indonesia yang
beragam dari berbagai aspek, membutuhkan sikap toleransi untuk menjaga
keutuhan. Meskipun tak dipungkiri kenyataan munculnya konflik di berbagai
daerah akibat perbedaan tersebut. Hal itu menjadi isyarat pentingnya
mengajarkan sikap toleransi kepada anak sejak dini. Sebenarnya, arti kata
toleransi adalah sikap terbuka dan menghormati perbedaan. Meski kaitan
toleransi lebih sering pada perbedaan suku dan agama. Toleransi juga berarti
menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani
kesenjangan budaya, menolak stereotipe yang tidak adil, sehingga tercapai
kesamaan sikap.
Anak dapat diperkenalkan
konsep tentang toleransi sejak dini, yaitu pada sekitar usia empat tahun.
Sebelum mencapai usia tersebut, bukan berarti anak tidak akan sama sekali
menyerap berbagai contoh atau mengetahui nilai-nilai toleransi tersebut. Sejak
usia satu tahun, alam bawah sadar anak dapat menyerap contoh yang dilakukan
oleh orangtua dan orang-orang disekelilingnya.
Namun pada usia dua tahun,
sebagian besar anak masih cenderung memiliki sifat egosentris. Artinya, anak
menganggap bahwa dirinya adalah segalanya. Yang membuat mereka sulit berbagi
atau belum bersedia bermain dengan orang lain.
Disinilah peran penting
orangtua peran dalam menanamkan nilai toleransi kepada anaknya. Terutama,
menstimulasi anak agar dia siap menerima keberadaan orang lain. Secara
bersamaan, juga menanamkan karakter toleran terhadap orang lain yang berbeda
dari dirinya.
Banyak orangtuayang hidup
dalam komunitas yang beragam dan memiliki teman-teman yang memiliki perbedaan
asal-usul, jenis kelamin, agama, dan sebagainya. Mengajari toleransi pada
anak-anak, sebaiknya dimulai dari sikap orangtuayang menghargai
perbedaan-perbedaan itu dengan baik, yaitu dengan menjadi diri mereka sendiri,
tanpa sikap yang dibuat-buat.
Lingkungan rumah dan sekolah
memegang peranan penting dalam mengembangkan toleransi beragama. Jika
lingkungan rumah atau sekolah yang ditemui anak bersifat heterogen maka anak
dapat memahami perbedaan agama dan kebiasaan yang dilakukan masing-masing
agama.
Terutama, anak-anak di masa
depan dihadapkan dengan era globalisasi yang mengharuskan mereka berhadapan
dengan orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda. Sehingga, pemahaman
keragaman merupakan hal penting bagi masa depan anak-anak. Apalagi kelak jarak
antarnegara dan benua sudah semakin dekat berkat kemajuan teknologi. Seperti
peraturan lain, toleransi harus diajarkan dengan cara yang bijak. Meskipun anak
belum bisa bicara, mereka biasanya melihat dan meniru perilaku orangtuanya.
Anak-anak, usia berapa pun, akan engembangkan kemampuan mereka dengan mencontoh
perilaku dan penghargaan dari orang-orang yang dekat dengan mereka.
Tips
Mengenalkan Toleransi
1) Tunjukkan
sikap menghargai orang lain.
Tinggal
di lingkungan perumahan memungkinkan pertemuan dengan para tetangga dengan
budaya, agama, dan kebiasaan yang beragam. Bergaul dan selalu menghargai satu
sama lain akan memberi contoh bertoleransi yang baik pada anak.
2) Memberikan
contoh.
Orangtuadapat
mengajarkan toleransi dengan memberikan contoh-contoh dengan cara mereka
sendiri. Membicarakan tentang toleransi dan sikap menghargai akan membantu anak
memahami nilai apa yang ingin Anda tanamkan pada diri mereka.
3) Hati-hati
berbicara.
Ingatlah
bahwa anak-anak selalu mendengar perkataan Anda. Jadi, hati-hatilah jika
membicarakan kebiasaan orang-orang yang berbeda dengan diri Anda. Meskipun
hanya candaan, ini akan terserap pada pikiran si anak dan dapat memengaruhi
sikapnya.
4) Cermat memilih
mainan, buku, dan musik.
Ingatlah
pengaruh media sangat besar dalam membentuk perilaku anak. Fokuskan pembicaraan
dengan anak mengenai pandangan negatif (stereotype) yang tidak adil dan mungkin
terpapar di media seperti film dan cerita-cerita pada buku.
5) Jawab dengan
jujur.
Pertanyaan-pertanyaan
yang menunjukkan kebiasaan beragama dan berbudaya yang berbeda harus dijawab
dengan jujur dan mencerminkan sikap menghormati.
6) Carilah
komunitas yang beragam.
Berilah
kesempatan anak untuk bermain dan beraktivitas dengan orang lain yang berbeda
dengan diri mereka. Misalnya ketika memilih sekolah, tempat berlibur, atau
penitipan anak, carilah tempat yang populasinya beragam.
Jika orangtua mengajarkan toleransi pada
anak sejak dini, mengajari cara menghargai orang lain, serta menunjukkan model
perilaku memperlakukan orang lain secara baik, niscaya anak akan menanamkan
sikap yang sama seiring perkembangannya
No comments:
Post a Comment