Di
dalam kehidupan bermasyarakat arti nilai sebuah moral sangat penting. Menurut Hurlock, istilah moral berasal dari
kata latin mos (moris), yang berarti adat istiadat, kebiasaan,
peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan
kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai- nilai atau
prinsip-prinsip moral (Yusuf,2002).
Konsep
moral sudah dapat dibentuk sejak masa anak yaitu lebih kurang awal dari usia 2
tahun. Meskipun sudah dipelajari sejak kecil, namun setelah dewasa manusia
tetap berhadapan dengan masalah-masalah moral dan meningkatkan konsep moralnya
dalam berhubungan dengan orang lain. Bahwa perkembangan moral seorang anak
sejalan dengan perkembangan kognitifnya.
Dengan
makin bertambahnya tingkat pengetahuan, makin banyak pula nilai-nilai moral.
Menurut Hurlock (Sianawati,dkk, 1992) meskipun perkembangan peserta didik
melewati pentahapan yang tetap, namun usia mereka dalam mencapai tahapan
tertentu berbeda menurut tingkat perkembangan kognitif mereka.
Menurut
Gunarsa (1989) keluarga merupakan lingkungan kehidupan yang dikenal anak untuk
pertama kalinya, dan untuk seterusnya
anak banyak belajar di dalam kehidupan keluarga. Karena itu peranan
orang tua dianggap paling besar pengaruhnya terhadap perkembangaan moral
seorang anak.
Pengembangan
moral anak usia dini dilakukan agar terbentuk perilaku moral. Pembentukan
perilaku moral pada anak, khususnya pada anak usia dini memerlukan perhatian
serta pemahaman terhadap dasar-dasar serta berbagai kondisi yang mempengaruhi
dan menentukan perilaku moral. Ada tiga strategi dalam pembentukan perilaku
moral pada anak usia dini, yaitu: strategi latihan dan pembiasaan, strategi
aktivitas dan bermain, dan strategi pembelajaran (Wantah, 2005: 109).
a.
Strategi Latihan dan Pembiasaan
Latihan dan pembiasaan merupakan
strategi yang efektif untuk membentuk perilaku tertentu pada anak-anak,
termasuk perilaku moral. Dengan latihan dan pembiasaan terbentuklah perilaku
yang bersifat relatif menetap. Misalnya, jika anak dibiasakan untuk menghormati
anak yang lebih tua atau orang dewasa lainnya, maka anak memiliki kebiasaan
yang baik, yaitu selalu menghormati kakaknya atau orang tuanya.
b.
Strategi Aktivitas Bermain
Bermain
merupakan aktivitas yang dilakukan oleh setiap anak dapat digunakan dan
dikelola untuk pengembangan perilaku moral pada anak. Menurut hasil penelitian
Piaget (dalam Wantah, 2005: 116), menunjukkan bahwa perkembangan perilaku moral
anak usia dini terjadi melalui kegiatan bermain. Pada mulanya anak bermain
sendiri tanpa dengan menggunakan mainan. Setelah itu anak bermain menggunakan mainan namun
dilakukan sendiri. Kemudian anak bermain bersama temannya namun belum mengikuti
aturan-aturan yang berlaku. Selanjutnya anak bermain bersama berdasarkan aturan
yang berlaku.
c.
Strategi Pembelajaran
Usaha
pengembangan moral anak usia dini dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran
moral. Pendidikan moral dapat disamakan dengan pembelajaran nilai-nilai dan
pengembangan watak yang diharapkan dapat dimanifestasikan dalam diri dan
perilaku seseorang seperti kejujuran, keberanian, persahabatan, dan penghargaan
(Wantah, 2005: 123).
Pembelajaran
moral dalam konteks ini tidak diberikan secara formal tapi merupakan pembiasaan
dalam kegiatan sehari-hari dengan cara bermain, apalagi pembelajaran ini
ditujukan pada anak-anak usia dini dengan ciri utamanya senang bermain. Dari
segi tahapan perkembangan moral, strategi pembelajaran moral berbeda
orientasinya antara tahapan yang satu dengan lainnya.
Pada
anak usia 0 – 2 tahun pembelajaran lebih banyak berorientasi pada latihan
aktivitas motorik dan pemenuhan kebutuhan anak secara proporsional. Pada anak
usia antara 2 – 4 tahun pembelajaran
moral lebih diarahkan pada pembentukan rasa kemandirian anak dalam memasuki dan
menghadapi lingkungan. Untuk anak usia 4 – 6 tahun strategi pembelajaran moral
diarahkan pada pembentukan inisiatif anak untuk memecahkan masalah yang
berhubungan dengan perilaku baik dan buruk.
Pengembangan Nilai-nilai Agama Anak Usia Dini
Menurut
Zakiah Darajat (Lilis Suryani dkk., 2008: 1.9), agama suatu keimanan yang
diyakini oleh pikiran, diresapkan oleh perasaan, dan dilaksanakan dalam
tindakan, perkataan, dan sikap. Perkembangan nilai-nilai agama artinya
perkembangan dalam kemampuan memahami, mempercayai, dan menjunjung tinggi
kebenaran-kebenaran yang berasal dari Sang Pencipta, dan berusaha menjadikan
apa yang dipercayai sebagai pedoman dalam bertutur kata, bersikap dan
bertingkah laku dalam berbagai situasi.
a. Tingkat Dongeng (The Fairy Tale Stage)
Tingkat
ini dialami oleh anak yang berusia 3 – 6 tahun. Ciri-ciri perilaku anak pada
masa ini masih banyak dipengaruhi oleh daya fantasinya sehingga dalam menyerap
materi agama anak juga masih banyak menggunakan daya fantasinya.
b. Tingkat
Kenyataan (The Realistic Stage)
Tingkat
ini dialami anak usia 7 – 15 tahun. Pada masa ini anak sudah dapat menyerap
materi agama berdasarkan kenyataan-kenyataan yang dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Anak sudah tertarik pada apa yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
keagamaan. Segala bentuk tindak amal keagamaan mereka ikuti dan tertarik untuk
mempelajari lebih jauh.
c. Tingkat
Individu (The Individual Stage)
Tingkat
individu dialami oleh anak yang berusia 15 ke atas. Konsep keagaamaan yang individualistik
ini terbagi atas tiga bagian, yaitu: konsep keagamaan yang konvensional dan
konservatif yang dipengaruhi oleh sebagian kecil fantasi, konsep keagamaan yang
murni dinyatakan dengan pandangan yang bersifat personal, dan konsep keagamaan
yang humanistik. Agama telah menjadi etos humanis dalam diri mereka dalam
menghayati ajaran agama.
a. Pendidikan
dengan keteladanan
Guru (Pendidik) dan orangtua
merupakan model bagi anak, yang patut ditiru dan digugu. Pendidikan dengan
memberikan contoh teladan kepada anak merupakan salah satu metode penanaman
nilai agama yang paling efektif. Dengan demikian, pendidik seharusnya
menunjukkan perilaku yang jujur, dapat dipercaya serta menjauhkan diri dari
perbuatan yang ditentang oleh agama.
b. Pendidikan
dengan pembiasaan
Pembiasaan
merupakan perwujudan praktek nilai-nilai keagamaan melalui kegiatan rutin
sehari-hari, seperti mengucapkan salam kepada ibu guru ketika sampai di sekolah
dan melafalkan doa sebelum dan sesudah makan.
c. Pendidikan
dengan nasehat
Pendidik
perlu memberikan bimbingan dan arahan tentang nilai-nilai agama melalui
pemberian nasihat. Nasihat yang diberikan agar tidak terkesan menggurui dapat
disampaikan dengan menggunakan teknik bercerita. Dengan menyimak cerita yang
disampaikan, anak akan memetik nasihat dengan perasaan senang karena tidak ada
paksaan.
d. Pendidikan
dengan memberi perhatian
Pendidik hendaknya senantiasa memperhatikan dan mengawasi anak dengan
mengajak anak mengerjakan kebaikan. Pendidik dapat juga membuka cakrawala
berpikir anak tentang makhluk ciptaan Tuhan secara universal, benda hidup dan benda
mati, air sungai yang mengalir, bunga-bunga yang bermekaran dan jutaan ciptaan
Tuhan lainnya.
e. Pendidikan
dengan memberi hukuman
Hukuman merupakan pilihan
pengembangan anak yang terakhir. Namun, alangkah baiknya jika penggunaan
hukuman tidak dilakukan. Hukuman berkaitan dengan suatu bentuk kerugian yang
diterima oleh anak apabila melakukan kesalahan. Hukuman sangat tidak dianjurkan
karena anak akan merasa rendah diri, kurang percaya diri dan kehilangan
semangat. Merupakan langkah yang arif jika kita lebih memilih menggunakan
metode lainnya yang berdampak positif daripada menekankan pada tingkah laku
yang salah dan mengancamnya dengan hukuman.
Sesuai
dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak dalam Permen Diknas No. 58
tahun 2009, maka dalam mengembangkan kemampuan moral agama anak usia dini, guru
sebagai fasilitator dan motivator, dapat melakukan beberapa hal berdasarkan
pengelompokkan usia sebagai berikut :
Tahap Usia 0 - < 12 Bulan :
Pada
tahap usia ini, anak diharapkan memiliki kemampuan untuk mendengar sehingga
dalam mengembangkan nilai-nilai agama
dan moral, guru dapat memberikan stimulasi melalui : Pengenalan senandung lagu
bernuansa imtak kepada Anak
-
Pengenalan doa-doa singkat yang dibacakan kepada Anak
-
Bercerita yang bernuansa keimanan kepada Anak
-
Mengenalkan Nama Tuhan Kepada Anak (sesuai dengan agama
masing)
-
Memberikan belaian kepada Anak untuk dapat memberikan
rasa sayang dan cinta kasih
-
Mengenalkan ungkapan syair/pantun bernuansa keimanan
kepada Anak
-
Mengenalkan kalimat/kata-kata yang baik kepada Anak
Tahap Usia 12 - < 24 Bulan :
Pada
tahap usia ini, anak diharapkan memiliki kemampuan untuk mendengar, mengikuti,
meniru, merawat benda-benda serta mengenal nama Tuhan, sehingga dalam
mengembangkan nilai-nilai agama dan
moral, guru dapat memberikan stimulasi melalui :
Pengenalan dan mengajak Anak untuk menirukan senandung
lagu bernuansa imtaq
-
Pengenalan dan mengajak Anak untuk mengikuti/menirukan
bacaan doa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
- Mengenalkan dan mengajak Anak untuk mengikuti dan
menirukan sebagian gerakan ibadah
-
Pengenalan dan bercerita serta meminta respon Anak
terhadap cerita bernuansa imtak
-
Mengenalkan dan mengajak Anak untuk menirukan sebutan
nama Tuhan (sesuai dengan agama masing2)
-
Memberikan belaian dan rangkulan kepada anak untuk
mengajak anak agar dapat merasakan dan menunjukkan rasa sayang cinta kasih yang
diberikan kepadanya
-
Merawat dan merapikan benda-benda/mainan
-
Pengenalan dan mengajak anak menirukan syair/pantun sederhana bernuansa imtak
-
Pengenalan dan mengajak anak meniru kata-kata yang baik
Tahap
Usia 2 – <4 Tahun
Pada tahap usia ini, anak diharapkan memiliki kemampuan
untuk meniru dan memahami, sehingga dalam mengembangkan nilai-nilai agama dan moral, guru dapat memberikan stimulasi
melalui :
a. Usia
2 – <3 Tahun
Pada tahap usia ini, sesuai
dengan indikator dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, stimulasi
yang dapat diberikan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan moral dan agama
anak adalah :
·
Meniru gerakan berdoa/sembahyang sesuai dengan agamanya.
·
Melafalkan dan meniru doa pendek sesuai dengan agamanya.
·
Memahami kapan mengucapkan
salam, terima kasih, maaf, dsb.
b. Usia 3 – <4 Tahun
Pada tahap usia ini, sesuai
dengan indikator dalam Standar Pencapaian Perkembangan Anak, stimulasi yang
dapat diberikan oleh guru adalah :
·
Mulai memahami pengertian perilaku yang berlawanan meskipun belum
selalu dilakukan seperti pemahaman perilaku baik-buruk, benar-salah, sopan- tidak sopan.
·
Mulai memahami arti kasihan
dan sayang kepada ciptaan
Tuhan
Tahap Usia 4 – <6 Tahun
a. Usia
4 – <5 Tahun
Pada
tahap usia ini, anak diharapkan memiliki kemampuan untuk mengenal Tuhan, meniru
gerakan ibadah, mengucapkan doa, mengenal baik dan buruk serta mengucapkan dan
membahas salam, sehingga dalam mengembangkan nilai-nilai agama dan moral, guru dapat memberikan
stimulasi melalui :
·
Mengenalkan Tuhan melalui agama yang dianutnya.
·
Meniru dan melakukan gerakan beribadah.
·
mengucapkan doa sebelum dan/atau sesudah melakukan sesuatu.
·
Mengenal dan melakukan
perilaku baik/sopan dan buruk.
·
Membiasakan diri berperilaku baik.
·
Mengucapkan dan membalas
salam
b. Usia
5 – <6 Tahun
Pada
tahap usia ini, anak diharapkan memiliki kemampuan untuk mengenal agama yang
dianut, membiasakan beribadah, memahami perilaku mulia, membedakan perilaku
baik dan buruk , mengenal ritual dan hari besar agama, serta toleransi beragama
sehingga dalam mengembangkan nilai-nilai
agama dan moral, guru dapat memberikan stimulasi melalui :
·
Mengenalkan kepada anak agama yang dianut.
·
Membiasakan diri beribadah.
·
Memahami perilaku mulia
(jujur, penolong, sopan, hormat, dsb).
·
Mengenalkan anak perilaku baik dan buruk.
·
Mengenalkan anak pada ritual dan hari besar agama.
·
Menghormati agama orang lain.
ASSALAMUALAIKUM SAYA INGIN BERBAGI CERITA CARA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH saya asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah pengurusan ijazah, hati hati teman banyak jasa pengurus yang tidak benar contoh'nya saya pernah adakan pengurusan di salah satu web ijasah di google ternyata hasil'nya saya hanya di TIPU, tapi saya'pun tetap bersabar dan alhamdulillah ternyata semua itu ada hikma'nya, dan suatu hari kemudian tak di sangka saya bertemu salah satu anggota keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0853-2174-0123, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya yang hilang mulai dari SD sampai S1 yang kemarin saya jadi korban kebakaran dan alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp 0853-2174-0123, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsun selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, syarat dan ketentuan cara ngurus ijasah di bawah ini wassalam.....
ReplyDelete1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
– Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
– Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
– Drop out takut dimarahin ortu
– IPK jelek, ingin dibagusin
– Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
– Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
– Dll.
2. PRODUK KAMI
Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
SARJANA (S1, S2)..
Hampir semua perguruan tinggi kami punya
data basenya.
UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
STIE SUKABUMI YAI
ISTN STIE PERBANAS
LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
STIMIK UKRIDA
UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
UNIVERSITAS SAHID DLL
3. DATA YANG DI BUTUHKAN
Persyaratan untuk ijazah :
1. Nama
2. Tempat & tgl lahir
3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke alamat email bpk sutantokemendikbud@gmail.com
4. IPK yang di inginkan
5. universitas yang di inginkan
6. Jurusan yang di inginkan
7. Tahun kelulusan yang di inginkan
8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
9. Di kirim ke alamat email: sutantokemendikbud@gmail.com berkas akan di tindak lanjuti akan setelah pembayaran 50% masuk
10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening MANDIRI, BNI, BRI,
11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
4. Biaya – Biaya
• SD = Rp. 1.500.000
• SMP = Rp. 1.500.000
• SMA = Rp. 2.000.000
• D3 = 6.000.000
• S1 = 7.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
(kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
• D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
(minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
• Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000