Powered by Blogger.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Business

Monday, 21 March 2016

Prinsip Pembelajaran Bahasa AUD

  kangato       Monday, 21 March 2016
Prinsip Pembelajaran Bahasa




Prinsip pembelajaran bahasa untuk anak usia dini adalah interaksi aktif. Ada tiga  hal penting yang  menjadi sumber pembelajaran  bahasa/bagi anak  di kelas, yaitu :
a.  Anak
Anak perlu dirangsang untuk dapat saling bercakap-cakap satu dengan yang lainnya.   Dengan   interaksi   aktif   antar
anak, maka bahasa anak akan berkembang dengan cepat. Karena itu di lembaga PAUD perlu rnenggabungkan anak dari berbagai usia. Harapannya adalah anak yang lebih tua dapat mencontohkan bahasa yang Iebih kaya kepada anak yang Iebih muda, demikian
sebaliknya anak yang Iebih muda akan banyak belajar dari anak yang Iebih tua.

b. Orang Dewasa (Tutor/Pendidik)
Orang dewasa yang hanya diam di dalam kelas kurang mendukung perkembangan bahasa anak. Segala sesuatu yang dilakukan anak dapat diperkuat o!eh pendidik dengan ucapan-ucapan yang menggali kemarnpuan berpikir anak Iebih tinggi yang tentunya akan terucap melalui percakapannya dengan pendidik. Pendidik menggali dengan pertanyaan- pertanyaan terbuka sehingga anak dapat berpikir aktif. Karena itu perlu pendidik yang aktif akan memberikan pengalaman pada anak dalarn menggunakan bahasa yang tepat. Pendidik juga perlu rnengucapkan kalimat  dengan  bahasa  yang  benar.  Jika  orang  dewasa  memberikan contoh kata-kata yang keliru, maka anak akan meniru kata-kata tersebut.
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang dewasa untuk memfasilitasi pembelajaran bahasa anak, antara lain:
1.    Pembelajaran bahasa bagi anak-anak menjadi mudah apabila mereka memiliki lingkungan dan stimulasi yang tepat.
2.    Bayi  belajar  dan  mendapat  ide  untuk "bicara" dari mendengar orang-orang disekitarnya bercakap-cakap. Oleh karena  itu,  saat  beraktivitas  dengan bayi  upayakan  untuk  selalu mengatakan  apa  yang  kita  lakukan, seperti: Ayo ganti popok dulu. Wah popoknya basah. Ibu ambil popoknya, dibersihkan dulu ya pakai air, sekarang dilap, nah baru pakai popok yang bersih. sudah selesai.
3.    Anak siap belajar untuk membuat suara dari bahasa yang ia pelajari. Bila seorang anak hidup dalam lingkungan dimana dua bahasa dipakai maka  ia  akan  dapat  membunyikan  suara  kedua  bahasa  tersebut. Seperti suara mobil dan binatang, ini dapat membantu meningkatkan kemampuan mendengar anak.
4.    Pertama-tama  kita  harus  menjadi  pendengar  yang  baik.  Bicaralah sebanyak mungkin dengan bayi dan mencoba membuat percakapan pribadi  dengan  mereka.  Usahakan  agar  anak  melihat  bahasa  tubuh anda.
5.    Biarkan  anak  memahami  perkataan  dan  perasaan  kita  dengan  cara mencocokkan apa yang kita katakan dengan apa yang kita lakukan atau yang kita katakan dengan ekspresi wajah kita.
6.    Sangatlah  penting  untuk  mengaitkan  antara  perkembangan  bahasa dengan perkembangan lingkungan dan sosial anak-anak Kurikulum seharusnya diletakkan pada kerangka budaya.
7.    Pendidik terlampau sering membuat setting belajar untuk anak usia dini terkesan mirip "sekolah". Akibatnya banyak pendidik terdorong mulai mengajarkan membaca, menulis, berhitung dan aspek formal lain dari pembelajaran.  Sesungguhnya  membelajarkan  anak  usia  dini memerlukan waktu lebih lama sampai anak siap menerima.
8.    Belajar membaca dan menulis akan terserap jauh Iebih cepat dan efektif oleh anak-anak yang sudah memiliki latar belakang pemaharnan dan kemampuan verbal. Contohnya ditambahkan seperti apa pemahaman dan kemampuan verbal itu. Untuk menambah kosa-kata anak, pendidik harus menggunakan kata-kata tersebut secara ekspresif. Penggunaan kosakata baru sebaiknya dilakukan berulangkali. Dan kata-kata tersebut hendaknya bermakna dan menyentuh perasaan anak-anak sehingga tidak mudah dilupakan.
9.    Bergembiralah  dalam  membawakan  lagu  anak  dengan  berekpresi sesuai dengan irama.
10. Dengarkan  apabila  anak  sedang  berbicara  sampai  selesai  baru kemudian tanggapi.

c. Lingkungan
Lingkungan tempat anak itu berada juga harus merupakan lingkungan yang aktif,   yaitu   lingkungan   yang kaya dengan bahasa. Orang dewasa  bisa meletakkan banyak kata di lingkungan bermain anak. Di mana-mana anak   dapat   melihat   tulisan
sehingga menolong anak dalam mempelajari keaksaraan. Misalnya : kalau ada meja, dapat diberi tulisan "m e j a", dll. Pendidik yang aktif akan membawa lingkungan di luar anak yang kaya dengan bahasa ke dalam pikiran anak dan juga mengeluarkan segala sesuatu yang ada di dalam pikiran anak ke luar melalui bahasa yang diucapkan anak. Dengan dernikian pengetahuan anak akan terus bertambah.
Selain tiga hal penting diatas, berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa dan mendorong percepatan dalam pemerolehan bahasanya, yaitu:
1.    Anak berada di dalam lingkungan yang positif dan bebas dari tekanan. Anak selalu dibiasakan untuk ikut dalam pembicaraan. Bila ada benda yang  dibicarakan  orang  tua  dapat  menunjuk  dan  menyebutkan  nama benda itu. (sebagaimana disebutkan di atas, bahwa lingkungan yang kaya bahasa   akan   menstimulasi   perkembangan   bahasa   anak.   Stimulasi tersebut akan optimal jika anak tidak merasa tertekan. Anak yang tertekan dapat menghambat kemampuan bicaranya. Dapat ditemukan anak gagap yang disebabkan karena tekanan dari lingkungannya).
2.    Pandang mata anak saat berbicara. Kontak tersebut mendorong anak aktif berbicara, Menunjukkan sikap dan minat yang tulus pada anak.
Anak usia dini emosinya masih kuat, karena itu pendidik harus menunjukkan  minat  dan  perhatian  tinggi  kepada  anak. Orang  dewasa perlu merespon anak dengan tulus.
3.    Menyampaikan pesan verbal diikuti dengan pesan non verbal. Dalam bercakap-cakap  dengan     anak,  orang     dewasa  perlu  menunjukkan ekspresi yang sesuai dengan ucapannya.   Perlu diikuti gerakan, mimik muka, dan intonasi yang sesuai. Misalnya: orang dewasa berkata,"saya senang"  maka  perlu dikatakan dengan ekspresi muka senang, sehingga anak mengetahui seperti apa kata senang itu sesungguhnya.
4.    Melibatkan anak dalam komunikasi.
Orang dewasa perlu melibatkan anak untuk ikut membangun komunikasi. Kita menghargai ide-idenya dan rnemberikan respon yang baik terhadap bahasa anak.
5.    Gunakan  ejaan  yang  benar.  Hindari  ejaan  yang  dibuat-buat,  seperti cayang, antik ya (sayang, cantik ya)
6.    Bicarakan apa yang benar-benar dilakukan dan dialami anak. misalnya, ayo kita makan ya, wah adik kepanasan, mari mama bedaki badannya
7.    Beri respon yang lebih banyak atas pertanyaan anak. Misalnya, saat anak bertanya dari mana ma. Jawab dengan mama dari toko di sebelah, ini beli gula  untuk buat teh manis ayah.
8.    Gunakan tata bahasa yang benar dalam berbicara. Hal ini penting karena anak peniru yang unggul. Ia akan terbiasa dengan percakapan sehari-hari. Misalnya, Ibu akan memandikan kamu/adik’
9.    Betulkan kesalahan bahasa anak dengan lembut, baik dalam pengucapan mapun susunan. Misalnya, Mama, mam adik nasi. Dengan lembut orang tua  mengatakan  adik  mau  makan  nasi  ya.  Hindari  mentertawakan ucapan dan dialek anak. anak akan malu atau justru mengulang-ngulang kesalahan itu. 
10. Hindari memaksa  anak untuk menghafal kata. Sebenarnya  anak  suka mengulang-ulang kata yang baru dikenal. Orang tua dapat mendukung aktivitas ini. Tetapi, bila anak enggan orang tua tidak perlu mendorong lagi.
logoblog

Thanks for reading Prinsip Pembelajaran Bahasa AUD

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Contoh Soal PLH Kelas VIII

SOAL PLH KELAS VIII PENGHIJAUAN LINGKUNGAN Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (X) pad...

close