Powered by Blogger.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Business

Monday, 26 February 2018

Perkembangan Agama Hindu dan Budha dan Proses Masuknya ke Indonesia

  kangato       Monday, 26 February 2018
PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DAN BUDHA SERTA PROSES MASUKNYA KE INDONESIA





1.  Agama dan Kebudayaan Hindu di India

India sebagai anak benua di Asia memiliki peradaban yang sangat tua.  Semula India dihuni oleh bangsa Dravida. Dalam perkembangan selanjutnya hadir di India penduduk yang berasal dari Asia Tengah yang kemudian dikenal bangsa Arya sekitar tahun 1500 SM. memasuki lembah sungai Indus di India. Bangsa Arya berhasil mendesak bangsa Dravida, serta membawa perubahan yang sangat besar dalam tata kehidupan masyarakat di India. Bangsa Arya memasuki lembah  Indus secara bergelombang, bergerak dan menyebar ke arah tenggara dan memasuki daerah lembah sungai Gangga dan Yamuna. Di Punjab, (daerah lembah sungai Indus) Bangsa Arya dapat mempertahankan kemurnian keturunannya. Sedangkan yang berada di lembah Gangga dan Yamuna berintegrasi
dengan bangsa Dravida yang merupakan penduduk asli. Terjadilah percampuran perkawinan di antara bangsa Arya dan Dravida. Proses integrasi antara  dengan penduduk asli di India termasuk juga antara agama atau kepercayaannya bercampur pula. Akhirnya lahirlah agama dan kebudayaan Hindu. Jadi dapat dijelaskan bahwa agama Hindu merupakan sinkretisme (percampuran) antara kepercayaan  bangsa Arya dengan kepercayaan  bangsa Dravida.

Bangsa Arya yang berasal dari Asia Tengah pada tahun
1500 SM, sudah memasuki lembah sungai Indus di India. Bangsa Arya berhasil mendesak bangsa Dravida, serta membawa perubahan yang sangat besar dalam tata kehidupan masyarakat di India. Bangsa Arya memasuki lembah  Indus secara bergelombang, bergerak dan menyebar ke arah tenggara dan memasuki daerah lembah sungai Gangga dan Yamuna. Di Punjab, (daerah lembah sungai Indus) Bangsa Arya dapat mempertahankan kemurnian keturunannya. Sedangkan yang berada di lembah Gangga dan Yamuna berintegrasi dengan bangsa Dravida yang merupakan penduduk asli. Terjadilah percampuran perkawinan di antara bangsa Arya dan Dravida setelah terjadi percampuran dengan penduduk asli di India, agama atau kepercayaannya bercampur pula. Akhirnya lahirlah agama dan kebudayaan Hindu. Jadi dapat dijelaskan bahwa agama Hindu merupakan sinkretisme (percampuran) antara kepercayaan bangsa Arya dengan kepercayaan bangsa Dravida.

Sumber ajaran agama Hindu terdapat pada kitab suci Weda, Brahmana dan Upanisad. Kitab Weda ini dituliskan dalam empat bagian, yaitu :

a.   Reg-Weda, berisi puji-pujian terhadap dewa.

b.  Sama-Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci yang slokanya diambil dari  Reg Weda

c.   Yayur-Weda, berisi penjelasan tentang sloka-sloka yang diambil dari  Reg-Weda.

d.  Atharwa-Weda, berisi doa-doa untuk pengobatan (mantra- mantra)

Dewa-dewa utama yang dipuja dalam agama Hindu adalah Trimurti (kesatuan dari tiga dewa) . Tiga berbadan satu atau satu berbadan tiga yaitu:

a.   Dewa Brahma, tugas menciptakan alam semesta

b.  Dewa Wisnu, dewa pemeliharaan alam semesta


c.   Dewa Syiwa, dewa yang menguasai kematian atau pelebur.

Pemujaan terhadap Trimurti, dalam perkembangannya b ob ot n y a  b er b eda  b eda.  Pada  masy arak at  y ang  leb ih menekankan pemujaan pada dewa Brahma disebut menganut aliran Brahmanisme, menekankan pemujaan pada dewa Wisnu disebut Vaisnawa, sedang yang memuja Syiwa disebut aliran Syiwaisme.

Agama Hindu mengajarkan bahwa dalam kehidupan di dunia, manusia dalam keadaan samsara (punarbawa) sebagai akibat dari perbuatan pada masa sebelumnya (karma). Manusia yang meninggal akan ber-reinkarnasi (lahir kembali), sehingga mempunyai kesempatan untuk memperbaiki hidup. Setelah mencapai moksa (lepas dari samsara dan masuk nirwana/ surga) manusia tidak mengalami reinkarnasi.

Corak kehidupan masyarakat Hindu dibedakan atas empat kasta atau kelas yaitu dari kasta yang paling tinggi sampai kasta yang rendah, sebagai berikut :

Kasta Brahmana           :                terdiri atas para  pemimpin  agama atau pendeta

Kasta Ksatria                :                terdiri atas para bangsawan,  raja dan k e t u runan ny a  sert a  p rajuri t pemerintahan.

Kasta Waisya                :                terdiri atas para pengusaha dan pedagang.

Kasta Sudra                   :                terdiri atas para petani, pekerja kasar.

Masih terdapat kelompok yang paling rendah, yakni Paria
yang terdiri atas orang-orang gelandangan, yang bertugas memukul  “bedug” di kuil   (bedug yang terbuat dari kulit lembu sehingga mereka dianggap sebagai kelompok yang hina  atau orang  yang haram untuk disentuh).

2.  Agama Budha di India.

Selain Agama Hindu, di India juga lahir agama Budha. Kelahiran agama Budha ini merupakan reaksi terhadap agama Hindu dengan adanya ritual melalui kurban. Dengan adanya kurban itu berarti terjadi pembunuhan terhadap binatang yang dijadikan upacara. Kelompok masyarakat yang dipelopori oleh Sidharta tidak setuju dengan kurban itu. Mereka justru menentang adanya kurban dengan sebutan ahimsa (dilarang membunuh)
Munculnya agama Budha di India, dipelopori oleh Sidharta Gautama. Yang lahir pada tahun 563 SM, beliau putra dari Raja Sudodana dari kerajaan Kosala di Kapilawastu. Mereka berasal dari suku Suku Sakya, termasuk kasta Ksatria. Ibunya bernama Maya. Sidharta diramal   oleh seorang Brahmana, bahwa kelak akan menjadi pendeta besar dan termasyhur. Ramalan ini membuat cemas keluarga istana, sebab ayahnya berharap agar Sidharta kelak menjadi raja.
Sidharta sejak kecil dididik dalam kemewahan istana, tidak diperbolehkan melihat hal-hal yang tidak menyenangkan. Pada suatu hari tanpa sepengetahuan keluarga istana, Sidharta berjalan-jalan keluar istana dan melihat kenyataan hidup manusia. Anak-anak sakit, orang tua yang sakit dan meninggal dunia. Hal ini menjadikan kecemasan Sidharta, apakah semua orang mengalami seperti ini? Jadi hidup adalah penderitaan.
Sidharta bertekad untuk menjadi pertapa agar menemukan jawaban dari segala sesuatunya. Pergi meninggalkan istana untuk mencari kebahagiaan batinnya, menuju ke tengah hutan di Bodh Gaya. Ia bertapa di bawah pohon dan mendapatkan bodhi, yaitu semacam penerangan atau kesadaran yang sempurna. Pohon itu dikenal sebagai pohon Bodhi. Sejak peristiwa  pada  tahun 531 SM itu, dalam usianya 35 tahun Sidharta Gautama dikenal sebagai Sang Budha (artinya yang disinari).
Dalam ajaran Budha manusia akan lahir berkali-kali (reinkarnasi), hidup adalah samsara. Samsara disebabkan karena adanya hasrat atau nafsu akan kehidupan. Penderitaan dapat dihentikan dengan cara menindas nafsu melalui delapan jalan  (astavidha)  yaitu :

  1. Mempunyai pemandangan (ajaran) yang benar.
  2. Mempunyai niat atau sikap yang benar.
  3. Berbicara yang benar.

  1. Berbuat atau bertingkah laku yang benar.
  2. Mempunyai penghidupan yang benar.
  3. Berusaha yang benar.
  4. Memperhatikan hal-hal yang benar dan h.  Bersemedi yang benar.
K it ab  su ci  ag ama  Budha  diseb u t  Trip it ak a  (t ig a keranjang), yang terdiri atas : Winayapitaka, Sutrantapitaka dan Abdidarmapitaka. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Pali. Agama Budha mencapai puncak kejayaannya pada jaman kekuasaan Raja Ashoka (273 –232 SM), di mana agama Budha ditetapkan sebagai agama resmi negara. Dalam perkembangannya agama Budha pecah menjadi dua aliran, yaitu :

a.      Budha Mahayana (kendaraan besar), artinya jika seorang telah dapat mencapai nirwana, hendaklah memikirkan orang lain yang masih dalam kegelapan (bersifat terbuka).
b.      Budha Therawadha atau Budha Hinayana (kendaraan kecil), artinya yang penting bagaimana setiap individu dapat mencapai nirwana bagi diri sendiri (bersifat tertutup).
Para pengikut Budha juga memiliki tempat-tempat yang mereka sucikan. Tempat-tempat itu berkaitan dengan sejarah kelahiran dan perkembangan agama Budha.  Tempat-tempat suci agama Budha sebagai berikut :

a.      Taman Lumbini di   Kapilawastu, tempat kelahiran Sang Budha. Sang Budha  Lahir pada tahun  563 SM.
b.      Bodh-Gaya, tempat Sang Budha mendapat penerangan, kesadaran tinggi atau bodhi.
c.       Sarnath di dekat -Benares, tempat Sang Budha pertama kali memberikan kotbah ajarannya.
d.     Kusinagara, tempat Sang Budha wafat pada tahun 482 SM.


Umat Budha merayakan Hari Raya Triwaisak, yang merupakan peringatan kelahiran, menerima Budhi dan wafatnya Sang  Budha, pada waktu yang bersamaan dengan saat bulan purnama  pada  bulan Mei.


PROSES MASUKNYA PENGARUH HINDU- BUDHA DI INDONESIA


Pengaruh India sudah lama masuk ke Indonesia, proses masuk dan berkembangnya pengaruh India di Indonesia disebut penghinduan atau Hinduisasi. Berkaitan dengan proses penyebaran Hindu-Budha ada beberapa teori.

1.      Teori Waisya, bahwa pembawa dan penyebar Hinduisme ke Indonesia adalah para pedagang.
2.      Teori Brahmana, para Brahmana menguasai seluk beluk keagamaan, maka merekalah yang menyebrkan agama Hindu ke Indonesia.
3.      Teori Ksatria, teori ini mengatakan bahwa  para ksatria India telah mendirikan koloni di Indonesia maupun di Asia Tenggara. Para ksatria melakukan penaklukan sambil menyebarkan Hinduisme.
4.      Teori   Arus Balik orang Indonesia setelah belajar di India kemudian pulang ke Indonesia dengan menyebarkan agama dan budaya India.
Berbagai teori pernah dicoba untuk dikaitkan dengan perkembangan Hindu-Budha di Asia Tenggara khususnya Indoinesia. Berdasarkan fakta sejarah, teori waisya (para pedagang) tentu tidak menguasai upacara secara Hindu. Pada prasasti Kutai jelas disebutkan adanya upacara yang dipimpin para brahmana dengan kurban. Teori Kesatria juga tidak ada bukti sejarah kalau terjadi ekspansi tentara Indie ke Indonsia. Kemungkinan yang terjadi adalah peran kaum brahmana (teori brahmana) dan juga teori arus balik. Karena setelah belajar ke India, orang-orang Indonesia menyebarkan nagama dan kebudayaannya setelah kembali ke Indonesia

Dari teori-teori tersebut nampaknya yang mendekati kebenaran adalah teori Brahmana. Hal ini karena berdasarkan peninggalan sejarah yang dituliskan dalam Yupa Kutai Kalimantan Timur ternyata penyebaran itu melaui sistem upacara keagamaan yang kemampuan itu dimiliki oleh para Brahmana.
Kedatangan Hinduisme ternyata dengan unsur-unsur kebudayannya. Unsur-unsur kebudayaan India berpengaruh kuat terhadap budaya Indonesia. Tetapi unsur-unsur asli kebudayaan “Indonesia” tidak lebur, dan tidak kehilangan kepribadian Indonesia. Terjadilah akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia, sehingga lahir budaya Indonesia yang baru.
Setelah membaca teks diatas kerjakan tugas berikut :
–    Diskusikan dengan anggota kelompokmu berbagai teori tentang proses masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia. Presentasikan hasilnya !
–    Kerjakan tugas itu dalam kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang.
–          Untuk membantu mengerjakan tugas itu, gunakan informasi dan pelajarilah teks bacaan secara berkelompok  dengan teliti, agar dapat mengerjakan tugas dengan baik.
logoblog

Thanks for reading Perkembangan Agama Hindu dan Budha dan Proses Masuknya ke Indonesia

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Contoh Soal PLH Kelas VIII

SOAL PLH KELAS VIII PENGHIJAUAN LINGKUNGAN Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (X) pad...

close