PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DAN BUDHA SERTA PROSES MASUKNYA KE INDONESIA
1. Agama dan Kebudayaan
Hindu di India
India sebagai anak benua di Asia memiliki
peradaban yang sangat tua. Semula India
dihuni oleh bangsa Dravida. Dalam perkembangan selanjutnya hadir di India
penduduk yang berasal dari Asia Tengah yang kemudian dikenal bangsa Arya
sekitar tahun 1500 SM. memasuki lembah sungai Indus di India. Bangsa Arya
berhasil mendesak bangsa Dravida, serta membawa perubahan yang sangat besar dalam
tata kehidupan masyarakat di India. Bangsa Arya memasuki lembah Indus secara bergelombang, bergerak dan
menyebar ke arah tenggara dan memasuki daerah lembah sungai Gangga dan Yamuna.
Di Punjab, (daerah lembah sungai Indus) Bangsa Arya dapat mempertahankan
kemurnian keturunannya. Sedangkan yang berada di lembah Gangga dan Yamuna
berintegrasi
dengan bangsa Dravida yang merupakan
penduduk asli. Terjadilah percampuran perkawinan di antara bangsa Arya dan
Dravida. Proses integrasi antara dengan
penduduk asli di India termasuk juga antara agama atau kepercayaannya bercampur
pula. Akhirnya lahirlah agama dan kebudayaan Hindu. Jadi dapat dijelaskan bahwa
agama Hindu merupakan sinkretisme (percampuran) antara kepercayaan bangsa Arya dengan kepercayaan bangsa Dravida.
Bangsa Arya yang berasal dari Asia Tengah pada tahun
1500 SM, sudah memasuki lembah sungai
Indus di India. Bangsa Arya berhasil mendesak bangsa Dravida, serta membawa
perubahan yang sangat besar dalam tata kehidupan masyarakat di India. Bangsa Arya
memasuki lembah Indus secara
bergelombang, bergerak dan menyebar ke arah tenggara dan memasuki daerah lembah
sungai Gangga dan Yamuna. Di Punjab, (daerah lembah sungai Indus) Bangsa Arya
dapat mempertahankan kemurnian keturunannya. Sedangkan yang berada di lembah
Gangga dan Yamuna berintegrasi dengan bangsa Dravida yang merupakan penduduk
asli. Terjadilah percampuran perkawinan di antara bangsa Arya dan Dravida
setelah terjadi percampuran dengan penduduk asli di India, agama atau
kepercayaannya bercampur pula. Akhirnya lahirlah agama dan kebudayaan Hindu.
Jadi dapat dijelaskan bahwa agama Hindu merupakan sinkretisme (percampuran)
antara kepercayaan bangsa Arya dengan kepercayaan bangsa Dravida.
Sumber
ajaran agama Hindu terdapat pada kitab suci Weda, Brahmana dan Upanisad. Kitab
Weda ini dituliskan dalam empat bagian, yaitu :
a.
Reg-Weda, berisi puji-pujian terhadap dewa.
b.
Sama-Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci yang slokanya diambil dari Reg Weda
c.
Yayur-Weda, berisi penjelasan tentang sloka-sloka yang diambil dari Reg-Weda.
d.
Atharwa-Weda, berisi doa-doa untuk pengobatan (mantra- mantra)
Dewa-dewa utama
yang dipuja dalam agama Hindu adalah Trimurti (kesatuan dari tiga dewa) . Tiga
berbadan satu atau satu berbadan tiga yaitu:
a.
Dewa Brahma, tugas menciptakan alam semesta
b.
Dewa Wisnu, dewa pemeliharaan alam semesta
c.
Dewa Syiwa, dewa yang menguasai kematian atau pelebur.
Pemujaan terhadap
Trimurti, dalam perkembangannya b ob ot n y a
b er b eda b eda. Pada
masy arak at y ang leb ih menekankan pemujaan pada dewa Brahma
disebut menganut aliran Brahmanisme, menekankan pemujaan pada dewa Wisnu
disebut Vaisnawa, sedang yang memuja Syiwa disebut aliran Syiwaisme.
Agama Hindu
mengajarkan bahwa dalam kehidupan di dunia, manusia dalam keadaan samsara
(punarbawa) sebagai akibat dari perbuatan pada masa sebelumnya (karma). Manusia
yang meninggal akan ber-reinkarnasi (lahir kembali), sehingga mempunyai
kesempatan untuk memperbaiki hidup. Setelah mencapai moksa (lepas dari
samsara dan masuk nirwana/ surga) manusia tidak mengalami reinkarnasi.
Corak kehidupan
masyarakat Hindu dibedakan atas empat kasta atau kelas yaitu dari kasta yang
paling tinggi sampai kasta yang rendah, sebagai berikut :
Kasta Brahmana : terdiri
atas para pemimpin agama atau pendeta
Kasta
Ksatria : terdiri atas para
bangsawan, raja dan k e t u runan ny
a sert a
p rajuri t pemerintahan.
Kasta Waisya : terdiri atas para pengusaha dan pedagang.
Kasta
Sudra : terdiri atas para petani,
pekerja kasar.
Masih terdapat kelompok yang paling rendah, yakni Paria
yang terdiri atas orang-orang gelandangan,
yang bertugas memukul “bedug” di kuil (bedug yang terbuat dari kulit lembu
sehingga mereka dianggap sebagai kelompok yang hina atau orang
yang haram untuk disentuh).
2. Agama Budha di India.
Selain Agama Hindu, di India juga lahir
agama Budha. Kelahiran agama Budha ini merupakan reaksi terhadap agama Hindu
dengan adanya ritual melalui kurban. Dengan adanya kurban itu berarti terjadi
pembunuhan terhadap binatang yang dijadikan upacara. Kelompok masyarakat yang
dipelopori oleh Sidharta tidak setuju dengan kurban itu. Mereka justru
menentang adanya kurban dengan sebutan ahimsa (dilarang membunuh)
Munculnya agama Budha di India, dipelopori
oleh Sidharta Gautama. Yang lahir pada tahun 563 SM, beliau putra dari Raja
Sudodana dari kerajaan Kosala di Kapilawastu. Mereka berasal dari suku Suku
Sakya, termasuk kasta Ksatria. Ibunya bernama Maya. Sidharta diramal oleh seorang Brahmana, bahwa kelak akan
menjadi pendeta besar dan termasyhur. Ramalan ini membuat cemas keluarga
istana, sebab ayahnya berharap agar Sidharta kelak menjadi raja.
Sidharta sejak kecil dididik dalam
kemewahan istana, tidak diperbolehkan melihat hal-hal yang tidak menyenangkan.
Pada suatu hari tanpa sepengetahuan keluarga istana, Sidharta berjalan-jalan
keluar istana dan melihat kenyataan hidup manusia. Anak-anak sakit, orang tua
yang sakit dan meninggal dunia. Hal ini menjadikan kecemasan Sidharta, apakah
semua orang mengalami seperti ini? Jadi hidup adalah penderitaan.
Sidharta bertekad untuk menjadi pertapa
agar menemukan jawaban dari segala sesuatunya. Pergi meninggalkan istana untuk
mencari kebahagiaan batinnya, menuju ke tengah hutan di Bodh Gaya. Ia bertapa
di bawah pohon dan mendapatkan bodhi, yaitu semacam penerangan atau kesadaran
yang sempurna. Pohon itu dikenal sebagai pohon Bodhi. Sejak peristiwa pada
tahun 531 SM itu, dalam usianya 35 tahun Sidharta Gautama dikenal
sebagai Sang Budha (artinya yang disinari).
Dalam ajaran Budha manusia akan lahir
berkali-kali (reinkarnasi), hidup adalah samsara. Samsara disebabkan karena
adanya hasrat atau nafsu akan kehidupan. Penderitaan dapat dihentikan dengan
cara menindas nafsu melalui delapan jalan
(astavidha) yaitu :
- Mempunyai pemandangan (ajaran) yang
benar.
- Mempunyai niat atau sikap yang benar.
- Berbicara
yang benar.
- Berbuat atau bertingkah laku yang
benar.
- Mempunyai penghidupan yang benar.
- Berusaha yang benar.
- Memperhatikan hal-hal yang benar dan
h. Bersemedi yang benar.
K it ab
su ci ag ama Budha
diseb u t Trip it ak a (t ig a keranjang), yang terdiri atas : Winayapitaka,
Sutrantapitaka dan Abdidarmapitaka. Bahasa yang digunakan adalah bahasa
Pali. Agama Budha mencapai puncak kejayaannya pada jaman kekuasaan Raja Ashoka
(273 –232 SM), di mana agama Budha ditetapkan sebagai agama resmi negara. Dalam
perkembangannya agama Budha pecah menjadi dua aliran, yaitu :
a.
Budha
Mahayana (kendaraan besar), artinya jika seorang telah dapat mencapai nirwana,
hendaklah memikirkan orang lain yang masih dalam kegelapan (bersifat terbuka).
b.
Budha
Therawadha atau Budha Hinayana (kendaraan kecil), artinya yang penting
bagaimana setiap individu dapat mencapai nirwana bagi diri sendiri (bersifat
tertutup).
Para pengikut Budha juga memiliki
tempat-tempat yang mereka sucikan. Tempat-tempat itu berkaitan dengan sejarah
kelahiran dan perkembangan agama Budha.
Tempat-tempat suci agama Budha sebagai berikut :
a. Taman Lumbini di Kapilawastu, tempat kelahiran Sang Budha. Sang Budha Lahir pada tahun 563 SM.
b. Bodh-Gaya, tempat Sang Budha mendapat
penerangan, kesadaran tinggi atau bodhi.
c. Sarnath di dekat -Benares, tempat Sang
Budha pertama kali memberikan kotbah ajarannya.
d. Kusinagara, tempat Sang Budha wafat pada
tahun 482 SM.
PROSES MASUKNYA PENGARUH HINDU- BUDHA DI
INDONESIA
Pengaruh India
sudah lama masuk ke Indonesia, proses masuk dan berkembangnya pengaruh India di
Indonesia disebut penghinduan atau Hinduisasi. Berkaitan dengan proses
penyebaran Hindu-Budha ada beberapa teori.
1. Teori Waisya, bahwa pembawa dan penyebar
Hinduisme ke Indonesia adalah para pedagang.
2. Teori Brahmana, para Brahmana menguasai
seluk beluk keagamaan, maka merekalah yang menyebrkan agama Hindu ke Indonesia.
3. Teori Ksatria, teori ini mengatakan
bahwa para ksatria India telah
mendirikan koloni di Indonesia maupun di Asia Tenggara. Para ksatria melakukan
penaklukan sambil menyebarkan Hinduisme.
4. Teori
Arus Balik orang Indonesia setelah belajar di India kemudian pulang ke
Indonesia dengan menyebarkan agama dan budaya India.
Berbagai teori
pernah dicoba untuk dikaitkan dengan perkembangan Hindu-Budha di Asia Tenggara
khususnya Indoinesia. Berdasarkan fakta sejarah, teori waisya (para pedagang)
tentu tidak menguasai upacara secara Hindu. Pada prasasti Kutai jelas
disebutkan adanya upacara yang dipimpin para brahmana dengan kurban. Teori
Kesatria juga tidak ada bukti sejarah kalau terjadi ekspansi tentara Indie ke
Indonsia. Kemungkinan yang terjadi adalah peran kaum brahmana (teori brahmana)
dan juga teori arus balik. Karena setelah belajar
ke India, orang-orang Indonesia menyebarkan nagama dan kebudayaannya setelah
kembali ke Indonesia
Dari teori-teori tersebut nampaknya yang
mendekati kebenaran adalah teori Brahmana. Hal ini karena berdasarkan
peninggalan sejarah yang dituliskan dalam Yupa Kutai Kalimantan Timur ternyata
penyebaran itu melaui sistem upacara keagamaan yang kemampuan itu dimiliki oleh
para Brahmana.
Kedatangan Hinduisme ternyata dengan
unsur-unsur kebudayannya. Unsur-unsur kebudayaan India berpengaruh kuat
terhadap budaya Indonesia. Tetapi unsur-unsur asli kebudayaan “Indonesia” tidak
lebur, dan tidak kehilangan kepribadian Indonesia. Terjadilah akulturasi antara
kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia, sehingga lahir budaya
Indonesia yang baru.
Setelah membaca teks diatas
kerjakan tugas berikut :
– Diskusikan dengan anggota kelompokmu
berbagai teori tentang proses masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia.
Presentasikan hasilnya !
– Kerjakan tugas itu dalam kelompok
masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang.
– Untuk membantu mengerjakan tugas itu,
gunakan informasi dan pelajarilah teks bacaan secara berkelompok dengan teliti, agar dapat mengerjakan tugas
dengan baik.
No comments:
Post a Comment