Powered by Blogger.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Business

Monday 26 February 2018

Perkembangan kerajaan Hindu-Budha di Indonesia

  kangato       Monday 26 February 2018
PERKEMBANGAN KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA, SERTA BERBAGAI PENINGGALANNYA.

Tahukah kamu, bahwa kerajaan Hindu - Budha tumbuh dan berkembang sejak awal abad masehi dan tersebar di beberapa pulau di nusantara. Berikut akan diuraikan perkembangan kerajaan Hindu dan Budha.


1.       Kerajaan Kutai.
Letak Kerajaan Kutai adalah di Kalimantan Timur daerah Muara Kaman di tepi sungai Mahakam. Kutai merupakan kerajaan pertama di Indonesia. Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur daerah Muara Kaman di tepi sungai
Mahakam. Peninggalan dari Kutai adalah 7 (tujuh) prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa, dengan bahasa Sanskerta.
Semua prasastinya tertulis pada Yupa, yaitu tugu dari batu yang berfungsi sebagai tiang untuk menambatkan hewan yang akan dikorbankan. Dalam Yupa Kutai itu dapat kita ketahui tantang:

a.   Berisi silsilah : Kundungga berputera Acwawarman yang seperti dewa matahari. Acwawarman berputera tiga – seperti api tiga. Dari ketiga putra tersebut, Mulawarman raja yang baik, kuat dan kuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan), mengadakan korban, maka didirikanlah tugu oleh para Brahmana.

b.  Tempat sedekah : Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka telah memberi sedekah 20.000 ekor lembu kepada para Brahmana di tempat tanah yang sangat suci “Waprakecvara”.

a.      Macam-macam sedekah yang lain seperti : wijen, malai bunga, lampu dan lain-lain.

Dari berita prasasti-prasasti tersebut dapat diketahui bagaimanakah keadaan sosial, ekonomi dan pemerintahan di Kutai.

a.   Raja Mulawarman disebut sebagai raja yang terbesar di Kutai, sebab menaklukkan raja-raja sekitarnya.

b.  Segi sosial, masyarakat mengenal kasta-kasta karena pengaruh India. Keluarga Kundungga pernah melakukan upacara Vratyastoma, yaitu upacara penyucian diri untuk masuk pada kasta Ksatria.

c.       Segi ekonomi : disebutkan raja menghadiahkan 20.000 ekor lembu, berarti peternakan maju, begitupun dalam bidang pertanian, karena Kutai terletak di tepi sungai. Dengan demikian Kutai merupakan kerajaan yang makmur. Namun perlu dicatat bahwa Kutai ini luput dari perhatian Cina.


2.       Kerajaan Tarumanegara
Letak kerajaan Tarumanegara adalah di Jawa Barat diantara tiga daerah, Karawang – Jakarta - Bogor. Peninggalannya tujuh prasasti berhuruf Pallawa berbahasa Sansekerta. Tidak berangka tahun, dilihat dari langgam hurufnya atau bentuk hurufnya prasasti tersebut ditulis ± abad V M. Sumbernya : prasasti dan berita dari luar negeri, terutama dari Cina. Nama ketujuh prasasti tersebut yaitu :

a.      Prasasti Ciaruteun
b.      Prasasti Kebon Kopi
c.       Prasasti Jambu
d.     Prasasti Tugu,
e.      Prasasti Lebak.
f.        Prasasti Pasir Awi.
g.      Prasasti Muara Cianten.
Di samping prasasti tersebut, juga ada berita Cina yang menggambarkan keadaan di wilayah nusantara. Berita itu berasal dari musafir Cina yaitu Fa-Hein. Berita Cina menyebutkan adanya kerajaan bernama To-lo-mo. Kerajaan ini beberapa kali mengirim utusan ke Cina.

Berdasarkan sumber-sumber mengenai kerajaan Taruma tersebut, dapat diketahui bagaimana keadaan :

a.  Pemerintahan dan kehidupan masyarakat.

1). Kerajaan Taruma yang berkembang lebih kurang pada abad V M.
2). Rajanya yang terkenal Purnawarman.
3). Penganut agama Hindu, aliran Vaisnawa.
4). Memeri nt ah   dalam   wak t u   cuk up   lama   y ang disebutkan
5). Terkenal sebagai raja yang dekat dengan Brahmana, dan memikirkan   kepentingan rakyat (penggalian sungai Gomati).

b.  Segi Sosial : kehidupan rakyatnya aman dan tenteram.

c.   Segi ekonomi : pertanian merupakan mata pencaharian yang pokok.

d.  Perdag ang an  b erk emb ang  pu la.  Sudah  meng enal penanggalan (tanggal 8 paro petheng bulan Palguna sampai tanggal 13 paro terang bulan Caitra).

e.  Perekonomian maju, raja memberikan sedekah 1.000 ekor lembu pada para Brahmana.

3.       Kerajaan Kaling
Letak kerajaan Kaling atau Holing, diperkirakan di Jawa Tengah. Nama Kaling berasal dari Kalinga, nama sebuah kerajaan di India Selatan. Sumbernya adalah berita Cina yang menyebutkan bahwa kotanya dikelilingi dengan pagar kayu, rajanya beristana di rumah yang bertingkat, yang ditutup dengan atap, Orang-orangnya sudah pandai tulis-menulis dan mengenal juga ilmu perbintangan.
Yang sangat tampak bagi orang Cina ialah orang Kaling (Jawa), kalau makan tidak memakai sendok atau garpu, melainkan dengan jarinya saja. Minuman kerasnya yang dibikin ialah air yang disadap dari tandan bunga kelapa (tuak). Diberitakan pula bahwa dalam tahun 640 atau 648 M kerajaan Jawa mengirim utusan ke Cina. Pada tahun 666 M, dikatakan bahwa tanah Jawa diperintah oleh seorang raja perempuan yakni dalam tahun 674 – 675 M, orang-orang Holing atau Kaling (Jawa) menobatkan raja perempuan yang bernama Simo, dan memegang pemerintahannya dengan tegas dan bijaksana.

Berdasarkan sumber-sumber mengenai kerajaan Kaling tersebut, dapat diketahui bagaimana keadaan :

a.  Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat

Dalam berita Cina disebut adanya raja atau Ratu Sima, yang memerintah pada tahun 674 M. Beliau terkenal sebagai raja yang tegas, jujur dan bijaksana. Hukum dilaksanakan dengan tegas, hal ini terbukti pada saat raja Tache ingin menguji kejujuran rakyat Kaling. Diletakkanlah suatu pundi-pundi yang berisi uang dinar di suatu jalan. Sampai tiga tahun lamanya tidak ada yang berani mengambil.
b.  Keadaan sosial dan ekonomi kerajaan Kaling
Mata pencaharian penduduknya sebagian besar bertani, karena wilayah Kaling dikatakan subur untuk pertanian. Perekonomian, sudah banyak penduduk yang melakukan perdagangan apalagi disebutkan ada hubungan dengan Cina.

4.       Kerajaan Kanjuruhan:

Letak kerajaan Kanjuruhan adalah di Jawa Timur, dekat dengan kota Malang sekarang. Kerajaan Kanjuruhan ini tertulis dalam prasasti Dinaya, yang ditemukan di sebelah barat laut Malang, Jawa Timur. Angka tahunnya tertulis dengan Candrasengkala yang berbunyi : NAYAMA VAYU RASA = 682 Caka = 760 M. Isinya menceritakan bahwa pada abad 8 ada kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan dengan rajanya yang bernama Dewa Simha.   Ia mempuyai seorang putra yang bernama Liswa, setelah naik tahta dan melalui upacara abhiseka Liswa bernama Gajayana. Liswa ini mempunyai putri yang bernama Utteyana yang kawin dengan Janania. Sistem pemerintahan dan agama yang dianut di Kanjuruhan. Selama pemerintahan Gajayana, dikatakan beliau beragama Hindu Siwa.Gajayana mendirikan tempat pemujaan untuk Dewa Agastya. Bangunan tersebut sekarang bernama candi Badut. Disebutkan pula, semula arca yang terbuat dari kayu cendana, kemudian diganti dengan batu hitam. Peresmiannya dilakukan pada tahun 760.


5.       Kerajaan Sriwijaya

Letak kerajaan Sriwijaya adalah di Sumatra Selatan dekat Palembang sekarang. Kerajaan ini berdiri pada abad VII M. Pusat kerajaan belum dapat dipastikan, tetapi sebagian besar para ahli berpendapat bahwa Palembang sebagai pusat kerajaan Sriwijaya. Sriwijaya merupakan pusat agama Budha di Asia Tenggara seperti yang diberitakan oleh I Tsing seorang musafir Cina yang belajar paramasastra Sansekerta di Sriwijaya. Beberapa prasasti peninggalan Sriwijaya :
a.   Prasasti Kedukan Bukit
b.  Prasasti Talang Tuo.
c.   Kota Kapur di Bangka.
d.  Prasasti Telaga Batu.
e.   Prasasti Ligor di tanah genting Kra. Berangka tahun 755 M
f. Prasasti Karang Brahi.
g.  prasasti Bukit Siguntang. h.  prasasti Palas Pasemah.
Sumber-sumber lain mengenai Sriwijaya ialah berita dari Cina, Arab dan India. I Tsing bekerjasama dengan Sakyakirti menulis kitab Hastadandasastra yang pada tahun 711 disalin I Tsing ke dalam bahasa Cina. Sumber dari tambo dinasti T’ang. Dinasti Sung, dari Chau You Kwa dalam bukunya Chu Fan Chi, dan lain-lain.


1). Perkembangan Kerajaan Sriwijaya.

a.   Faktor-faktor yang menguntungkan Perkembangan Sriwijaya, sehingga menjadi kerajaan besar, maritim nasional Indonesia, antara lain :
•    Faktor geografis, letaknya yang strategis dalam jalur dagang antara India dan Tiongkok, lebih ramai setelah jalan darat India – Tiongkok terputus.
•    Muara sungai di Sumatera lebar dan landai mudah dilayari.

•    Faktor ekonomis, di Sumatera banyak hasil untuk diperdagangkan, misalnya penyu, gading, kapur barus dan lain-lain.

•    K erun t u han  k erajaan  F unan  di  V iet nam  ak ib at serangan Kamboja, yang dulunya sangat berperan di Asia tenggara, pada abad VII runtuh, dan digantikan Sriwijaya, cepat berkembang sebagai negara maritim.

b.  Sistem Pemerintahan dan Perluasan Daerah.

Kerajaan Sriwijaya terus melakukan perluasan wilayah. Raja yang terkenal adalah Balaputradewa. Pada masa pemerintahannya Sriwijaya mencapai jaman keemasan. Balaputradewa merupakan  keturunan dari  Dinasti Syailendra. Sriwijaya sudah mengadakan hubungan dengan Cina. Sriwijaya sudah mempunyai hubungan dengan India, yang tertulis dalam prasasti Nalanda yang isinya menyebutkan bahwa sebuah biara telah dibangun oleh Raja Dewapaladewa dari Benggala. Atas perintah Raja Balaputradewa, maharaja di Suwarnadwipa.

c.   Agama yang berkembang di Sriwijaya.

Berita I Tsing mengatakan bahwa Sriwijaya maju dalam agama Budha, di samping itu juga berperan sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan agama Budha. I Tsing belajar tata bahasa Sansekerta selama enam bulan di Sriwijaya. Ilmu keagamaan (teologi) Budha di pelajari di Sriwijaya. Pendeta Budha yang terkenal adalah Sakyakirti. Mahasiswa dari luar negeri datang di Sriwijaya dulu, sebelum belajar lebih lanjut ke India. Peninggalan candi di Sriwijaya terletak di Muara Takus dekat sungai Kampar di daerah Riau, juga di Bukit Siguntang ditemukan Arca Budha

d.  Segi Ekonomis.

Sriwijaya sebagai pusat perdagangan, menjadikan Sriwijaya sebagai negara yang makmur bagi rakyatnya, sebagai pelabuhan yang dilewati kapal-kapal dagang, mendapat pemasukan dari pajak. Hasil dari Sriwijaya yang banyak diperdagangkan adalah : gading, beras, rempah-rempah, kayu manis, kemenyan, emas dan sebagainya. Sriwijaya sebagai negara maritim merupakan negara yang mengandalkan perekonomiannya dari kegiatan perdagangan dan hasil laut. Untuk stabilitas kerajaan Sriwijaya juga membentuk armada laut yang kuat, supaya dapat mengatasi gangguan di jalur pelayaran perdagangan.


2).  Kemunduran  dan Keruntuhan Sriwijaya.

Faktor Ekonomi: Sriwijaya mengalami kemunduran pada abad X M, setelah terjadi persaingan ekonomi antara Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Medang di Jawa Timur. Faktor Politik: Sriwijaya yang semula menjalin hubungan baik dengan Colamandala, akhirnya terjadi permusuhan, Colamandala menyerang dua kali (tahun 1023 dan 1068 M) ke Sriwijaya. Walaupun tidak mengakibatkan hancurnya Sriwijaya, namun serangan ini memperlemah keadaan pemerintahan di Sriwijaya.
Faktor wilayah: yang makin memperlemah posisi Sriwijaya. Misalnya: banyak daerah kekuasaan Sriwijaya yang melepaskan diri. Kerajaan Singasari di Jawa Timur juga menyerang ke Sriwijaya   lewat ekspedisi Pamalayu (1275). Serangan yang hebat dari kerajaan Majapahit pada tahun 1377, kemungkinan besar menjadi penentu untuk mengakhiri riwayat Sriwijaya.


6.    Kerajaan Mataram Hindu atau Mataram Lama di

Jawa Tengah.

Prasasti Canggal yang ditandai dengan Candrasengkala Cruti Indria Rasa = 654 C = 732 M. Ditemukan di desa Canggal, daerah Kedu dekat desa Sleman, daerah Yogya. Prasasti ini berbahasa sanskerta dan hurufnya Pallawa. Isinya asal-usul Sanjaya dan pembangunan lingga di bukit Stirangga.

Letak ibu kota kerajaan secara tepat belum dapat dipastikan, ada yang menyebut Medang di Poh Pitu, Ri Medang ri Bhumi Mataram. Daerah yang dimaksud belum jelas, kemungkinan besar di daerah Kedu sampai sekitar Prambanan (berdasarkan letak prasasti yang ditemukan). Berikut adal ah  nama  r aja-raja  y an g  p ern ah memerintah.
Pemerintahan kedua dinasti yang berbeda agama, dapat berjalan dengan rukun. Hal ini menjadi bukti bahwa kerukunan hidup umat beragama di Indonesia sudah ada sejak dulu. Sesudah raja Balitung memerintah masih ada beberapa nama lagi seperti   Daksa memerintah 910 –119, Tulodong : 919 – 921 dan Wawa : 921 – 927. Sesudah Wawa wafat digantikan Mpu Sindok menantu Wawa yang memindahkan kerajaannya ke Jawa Timur dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Icana pada tahun 928 M.

URUTAN RAJA MATARAM KUNO

No.
Nama
Naik Tahta
Wafat
1.
Rakai Mataram (Sanjaya)

?

(
2.
Rakai Panangkaran
668 C (7 Okt – 746 M)
3.
Rake Panaraban
706 C (1 April – 784M)
4.
Rake Warak Dyah Manara
725 C (28 Maret – 803 M)
(Lumah) di Kelasa
5.
Dyah Gula
749 C (5 Agustus – 827 M)
-
6.
Rake Garung
750 C (24 Januari – 828 M)
(Lumah) di Tluk 768 C (22 Peb –  847 M)
7.
Rake Pikatan Dyah Saladu
768 C (22 Peb – 847 M)
777 C (27 Mei – 855 M)
8.
Rake Kayuwangi Dyah
Lokapala
777 C (27 Mei – 855 M)
806 C (5 Peb – 885 M)
9.
Dyah Tagwas
806 C (5 Peb – 885 M)
807 C (27 Sep – 885 M)
10.
Rake Panumbangan
Dyah Dewendra
807 C (27 Sep – 885 M)
808 C (27 Jan – 887 M)
11.
Rake Gurunwangi Dyah
Badra
808 C (27 Jan – 887 M)
“Minggat” (24 Feb – 887 M)
12.

13.
Rake Wungkal Humalang

Sri Maharaja Rake
816 C ( 27 Nov – 894 M)

820 C (23 Mei – 898 M) L.IB. 1 – 8 – IIA. 1 - 6
820 C (23 Mei – 898 M)


7.       Kerajaan Mataram di Jawa Timur.

Kerajaan Mataram di Jawa Timur ini sering disebut kerajaan Medang. Mpu Sindok merupakan penguasa baru di Jawa Timur dan mendirikan wangsa Icyana keturunan Mpu Sindok sampai Airlangga tertulis di Prasasti Calcuta (1042 M) yang dikeluarkan oleh Airlangga. Isinya antara lain :


a.   Menguraikan silsilah Airlangga.

b.  Peristiwa penyerangan raja Wora-Wari.
 c.   Pelarian Airlangga ke hutan Wonogiri.
d.  Pendirian pertapaan di Pucangan.
e.   Airlangga berperang melawan raja Wengker.

Mpu Sindok memerintah dari tahun 928 – 949 M. Selang kemudian, muncul Raja Dharmawangsa yang memerintah tahun 991 – 1016 M. Raja Dharmawangsa bermaksud menyerang Sriwijaya, tapi belum berhasil. Pemerintahannya diakhiri dengan peristiwa Pralaya yaitu penyerangan raja Wora-Wari di mana istana  Raja  Dharmawangsa  hancur.
Pengganti Dharmawangsa adalah Airlangga yang berhasil membangun kembali kerajaan Medang di Jawa Timur


Airlangga terkenal sebagai raja yang bijaksana, digambarkan sebagai dewa Wisnu. Hasil sastra yang terkenal adalah Buku Arjunawiwaha karangan Mpu Kanwa.

Pada akhir pemerintahannya Airlangga membagi dua kerajaannya yaitu menjadi Jenggala dan Kediri. Dua kerajaan ini yang bertahan untuk tetap hidup adalah kerajaan Kediri. Airlangga wafat pada tahun 1049 M.


8.       Kerajaan Kediri ( tahun 1042 – 1222)

Pada waktu terjadi pembagian kerajaan Airlangga, Samarawijaya sebagai raja Panjalu dan Panji Garasakan sebagai raja Jenggala. Terjadi perang saudara di antara keduanya. Raja Kediri yang pertama Bamecwara yang memerintah dari tahun
1117 – 1130 kemudian diganti oleh Jayabaya 1135 – 1157. Raja yang terkenal dengan ramalannya – Jangka Jayabaya.

Hasil sastra pada masa pemerintahannya adalah :

a.   Kitab Bharatayuda oleh Mpu Sedah dan Panuluh.
b.  Kitab Hariwangsa karangan Mpu Panuluh.

c.   Kitab Gatotkacasraya karangan Mpu panuluh.
Urutan raja Kediri selanjutnya adalah :

a.   Sarvecvara

b.  Aryyaecvara

c.   Kracaradipagandra.

d.  Kamecvara – hasil sastra antara lain : Kitab Smaradahana oleh Mpu Darmaja dan Kitab Cerita Panji.

e.   Raja Kertajaya  1194 – 1222, yang merupakan raja terakhir dari Kediri yang dikalahkan Ken Arok di Ganter.


9.       Kerajaan Singasari (Tahun 1222 – 1292).

Sumber sejarah tentang Singasari terdapat dalam buku : Pararaton dan Negarakertagama, ditambah prasasti-prasasti peninggalannya.

•    Pararaton atau disebut juga Katuturanira Ken Arok, isinya menceritakan riwayat Ken Arok dari lahir sampai menjadi raja dan urutan raja-raja yang memerintah di Singasari.
•    Negarakertagama ditulis oleh Prapanca yang merupakan seorang pujangga kraton Majapahit pada tahun 1365 : isinya : Pandangan filsafat, keindahan kraton Majapahit, perjalanan suci Hayam Wuruk ke tempat percandian leluhurnya antara lain ke Singasari. Memuat riwayat Ken Arok juga.


Selama perkembangan kerajaan Singasari diperintah oleh beberapa raja. Pertama adalah Ken Arok yang berhasil menjadi raja pertama Singasari. Setelah membunuh Tunggul Ametung (Akuwu di Tumapel) Ken Arok dapat mengalahkan Kertajaya Raja Kediri di pertempuran Ganter 1222. Istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes, dipersunting Ken Arok, menurut ramalan Ken Dedes akan menurunkan raja-raja besar.

Setelah Ken Arok meninggal  karena dibunuh Anusapati (anak tirinya), maka Anusapati menggantikan sebagai raja. Tohjaya anak Ken Arok dengan Ken Umang membalas dendam dengan membunuh Anusapati. Tohjaya hanya beberapa bulan saja memerintah karena terjadi pemberontakan dan Tohjaya terbunuh. Ronggowuni dan Mahisa Campaka, sebagai raja dan patih yang memerintah di Singasari lebih kurang selama
20 tahun. Pemerintahannya stabil.

Put ra  Rong g owu ni          y ang  b ern ama       K ert aneg ara, menggantikan ayahnya menjadi raja Singasari. Singasari mencapai puncak kejayaan di bawah pemerintahan raja Kertanegara.

K ert aneg ara  t erk enal  deng an  g ag asann y a  un t uk menyatukan seluruh kerajaan-kerajaan di Nusantara di bawah payung kekuasaan Singasari. Cita-cita ini dikenal sebagai Wawasan Nusantara I. Untuk melaksanakan cita-citanya Kertanegara melakukan :

•      Perluasan daerah dan hubungan dengan luar negeri.
Pengiriman expedisi ke Sumatra yang terkenal dengan ekspedisi Pamalayu 1275 M. Kertanegara mengadakan kerjasama dengan Campa untuk bersama-sama menghadapi Ku Bilai Khan dari Cina, yang dianggap sebagai ancaman oleh Kertanegara.

•    Struktur Pemerintahan Singasari sudah lengkap, yaitu pada pemerintahan Kertanegara raja sebagai penguasa tertinggi. Kemudian didampingi dewan penasehat. Di bawahnya masih terdapat pegawai-pegawai yang mengawasi berbagai bidang. Bidang agama, pertahanan dan sebagainya.

•    Kehidupan Agama, Singasari masa pemerintahan raja K ert aneg ara,  ag ama  Hin du  dan  Budha  sama-sama berkembang. Kertanegara sendiri memeluk Ciwa-Budha, terjadi sinkretisme antara agama Hindu-Budha. Kertanegara menganut aliran Tantrayana.

Dengan politik perluasan daerah yang dicanangkan
Kertanegara, banyak tentara yang dikirim keluar daerah.
Pada waktu sedang sepi penjaga, dan pasukan penjaga istana berkurang, Singasari diserang raja Kediri yaitu Jayakatwang. Kertanegara meninggal dalam peristiwa ini, dicandikan di dua tempat, di Candi  Jawi dan candi Singasari.

Raden Wijaya dengan bantuan pasukan Tar-Tar (Cina) dapat mengalahkan Jayakatwang, dan mendirikan kerajaan Majapahit. Kertanegara sebagai raja terakhir dan terbesar dari kerajaan Singasari, diabadikan di beberapa tempat. Terkenal Arca Kertanegara yang bernama Joko Dolog di Surabaya. Wafatnya Kertanegara mengakhiri riwayat kerajaan Singasari.


10.  Kerajaan Majapahit
1.       Sumber-sumber sejarah Majapahit yaitu:

a.   Prasasti Kudadu

b.  Kitab Negarakertagama
c.   Kitab Pararaton
d.  Buku-buku kidung, misal: Kidung Ronggolawe, Kidung Sundayana

e.   Prasasti-prasasti yang merupakan peninggalan raja Majapahit

f. Berita-berita Cina, misal kitab Ying Yai Sheng Lan.
Karangan Ma Huan dan catatan-catatan dalam tambo dinasti Ming.


2.       Berdirinya Majapahit

Setelah kerajaan Singasari hancur, Raden Wijaya bersama-sama pengikutnya lari karena dikejar tentara Kediri. Sampai di desa Kudadu mendapat bantuan dari kepala desa di Kudadu, kemudian melanjutkan perjalanan ke Madura minta perlindungan kepada Aria Wiraraja.
Raden Wijaya disuruh pura-pura menyatakan takluk, sesudah dipercaya Jayakatwang agar minta daerah di hutan Tarik. Di Tarik tersebut Raden Wijaya mendirikan kerajaan yang kemudian kita kenal dengan kerajaan Majapahit

3.       Raja-raja yang memerintah di Majapahit

a.   Raja pertama Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jaya Wardana (1293-1309 M). Beliau menikah dengan ke empat puteri Kertanegara yaitu: Dyah Dewi Tribuwaneswari (permaisuri), Dyah Dewi Narendraduhita, Dyah Dewi Prajnaparamita, Dyah Dewi Gayatri. Langkah Raden Wijaya mengawini putri Kertanegara diduga berlatar belakang politik, agar tidak terjadi perebutan kekuasaan.

b.  Setelah Raden Wijaya meninggal, tahta digantikan oleh Jayanegara atau Kala Gemet pada tahun 1309. Beliau merupakan raja yang lemah, sehingga banyak terjadi pemberontakan.

Beberapa pemberontakan yang terjadi yaitu:

1).  Pemberontakan Ronggolawe dapat diatasi

2).  Pemberontakan Lembu Sora, dapat dipadamkan.

3).  Pemberontakan Nambi, dapat diatasi

4).  Pemberontakan Kuti pada tahun 1319, dapat diatasi berkat jasa Gajah  Mada dan jasanya tersebut Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan. Pada tahun
1321 Gajah Mada diangkat menjadi Patih Daha.

c.  Tribuwanatunggadewi (1328-1350 M)

Karena Jayanegara tidak mempunyai putra, tahta seharusnya jatuh ke tangan Gayatri. Karena Gayatri memilih menjadi Biksuni, maka Tribuwanatunggadewi p ut riny a  dit unjuk  seb ag ai  wak i l  dan  diang k at menjadi raja ketiga bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardani. Di bawah pemerintahannya terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta, tapi semuanya dapat diatasi oleh Gajah Mada yang telah diangkat sebagai patih Majapahit.

Pada saat upacara pelantikan Gajah Mada sebagai Patih Majapahit tahun 1331, beliau mengucapkan sumpah yang terkenal dengan nama Sumpah Palapa. Inti sumpah tersebut adalah bahwa Gajah Mada tidak akan makan Palapa (arti palapa mungkin semacam rempah-rempah), tidak akan bersenang-senang/ istirahat sebelum seluruh kepulauan Nusantara bersatu dibawah kekuasaan Majapahit.

Tahun  1350    G ay at ri        wafat ,            mak a
Tribuwanatunggadewi yang merupakan wakil ibunya
segera turun tahta, menyerahkan tahtanya kepada putranya yaitu Hayam Wuruk.

d.  Hayam Wuruk (1350-1389 M)

Di bawah pemerintahan Hayam Wuruk ini, Majapahit mencapai jaman keemasannya. Cita-cita Gajah Mada yang diucapkan lewat Sumpah Palapa, disebut pula sebagai Wawasan Nusantara II dapat tercapai. Wilayah Majapahit, hampir sama dengan wilayah Republik Indonesia, maka Majapahit disebut sebagai Negara Maritim Nasional II.

Selama pemerintahan Hayam Wuruk terjadi tiga peristiwa penting yaitu: peristiwa Bubad tahun 1357, perjalanan suci Hayam Wuruk ketempat leluhurnya serta upacara Crada yang diadakan untuk memperingati wafatnya Rajapadni tahun 1362.

Dalam bidang ekonomi, Majapahit sebagai pusat perniagaan di Asia Tenggara waktu itu. Hasil-hasil yang diperdagangkan adalah beras, rampah-rempah, garam. Terjadi hubungan dengan negara lain seperti Siam, Ligor, Birma, Kamboja dan Annam.

a)  Hasil sastra jaman Majapahit antara lain:

b)   Kitab Negarakertagama karangan Prapanca c) Kitab Sutasoma karangan Tantular .
Terdapat Kitab “Kutaramanawa” yang berisi tentang aturan hukum di Majapahit. Sepeninggal Hayam Wuruk dan Gajah Mada Majapahit mengalami k e munduran.  Peng g an t i  H ay am  Wur uk  adalah puterinya yang bernama Kusumawardhani.

e.   Ratu Kusumawardhani (1389-1429 M)

Pada masa pemerintahannya terjadi perang saudara dengan Wirabhumi yang disebut perang Paregreg. Berakhir dengan terbunuhnya Wirabhumi. Setelah Kusumawardhani berturut-turut adalah:

1). Dewi Suhita (1429-1447 M)

2). Bhre Tumapel (1447-1451 M)

3). Bhre Kahuripan (1451-1453 M)

4). Purwawisesa (1457-1467 M)

5). Pandan Salas (1467-1478 M)

Berakhirnya pemerintahan Pandanalas, diganti dengan pemerintahan Giridrawardhana. Kerajaan Majapahit mulai mundur dan akhirnya runtuh, disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a.         Faktor Politik (dalam dan luar negeri).

Dalam negeri, kesatuan Majapahit atas kekuatan Gajah Mada, setelah Gajah Mada meninggal daerah yang luas tersebut tak dapat dipertahankan.
b.         Faktor Ekonomi

Majapahit dulu dapat menyatukan daerah pertanian dan bandar-bandar, setelah   ada ekspedisi Cina, bandar-bandar lebih suka langsung berhubungan dengan luar negeri. Bandar lebih demokratis, berusaha melepaskan diri dari Majapahit.

c.  Faktor Agama


Perbedaan ideologi. Penyebaran Islam di Asia Tenggara, melalui jalur perdagangan yang lebih dulu terpengaruh adalah bandar, maka bandar beragama Islam, Majapahit masih Hindu. Bandar- bandar menentang Majapahit. Ada pula pendapat yang mengatakan adanya serangan dari Demak. Dalam serat Kondo dan Babad Tanah Jawi runtuhnya Majapahit ditandai dengan candra sangkala: Sirna Ilang Kertaning Bumi : 1400 C = 1478 M.
logoblog

Thanks for reading Perkembangan kerajaan Hindu-Budha di Indonesia

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Contoh Soal PLH Kelas VIII

SOAL PLH KELAS VIII PENGHIJAUAN LINGKUNGAN Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (X) pad...

close