Powered by Blogger.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Business

Wednesday, 23 May 2018

Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak

  kangato       Wednesday, 23 May 2018
MENDETEKSI DINI PENYIMPANGAN 
PERKEMBANGAN ANAK

Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak usia dini. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai waktu dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang tepat, terutama harus melibatkan ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak terdiri dari berbagai jenis instrumen yaitu:  Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), Tes Daya Lihat (TDL), dan Modifikasi Tes Daya Dengar (MTDD).
1)     Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Tujuan pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
Jadwal pemeriksaan KPSP rutin dilakukan pada anak usia 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai usia pemeriksaan tersebut, minta ibu datang kembali pada usia pemeriksaan terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi usia 7 bulan, diminta kembali untuk skrining KPSP pada usia 9 bulan.
Apabila orangtua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan usia anak bukan usia untuk pemeriksaan maka anak diperiksa menggunakan KPSP untuk usia pemeriksaan terdekat sampai yang lebih muda.
a)     Alat/instrumen 
Instrumen yang digunakan untuk pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) adalah:
o  Formulir KPSP menurut usia. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak usia 3 - 72 bulan. (formulir lihat lampiran KPSP)
o  Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, sendok stainless, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm.
b)    Cara menggunakan KPSP
                  Cara pemeriksaan KPSP adalah sebagai berikut:
o  Pada waktu pemeriksaan, anak harus dibawa.
o  Tentukan usia anak dengan menanyakan tanggal, bulan, dan tahun anak lahir. Bila usia anak lebih 16 hari, dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh: bayi usia 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila usia bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.
o  Tanyakan apakah anak lahir cukup bulan (37 minggu atau lebih) atau tidak. Pada bayi prematur, digunakan usia koreksi, sampai ulang tahun yang kedua. Usia koreksi menggunakan usia gestasi 40 minggu.
o  Setelah menentukan usia anak, pilih KPSP yang sesuai dengan usia anak.
o  KPSP terdiri dari dua macam pertanyaan, yaitu:
-        Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: “Dapatkah bayi makan kue sendiri?”
-        Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh: “Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk”.
o  Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
o  Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
o  Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab pertanyaan terdahulu.
o  Teliti/pastikan kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
c)     Interpretasi KPSP
Untuk menyimpulkan hasil dari isian KPSP pendidik perlu melakukan interpretasi atau membaca hasil dengan cara sebagai berikut:
(1)    Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.
o   Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya.
o   Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
(2)    Jumlah jawaban “Ya” 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S).
(3)    Jumlah jawaban “Ya” 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).
(4)    Jumlah jawaban “Ya” 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
(5)    Untuk jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban “Tidak” menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)
d)    Tindak lanjut
Tindak lanjut yang perlu dilakukan oleh pendidik setelah interpretasi pemeriksaan KPSP adalah sebagai berikut:
(1)    Bila perkembangan anak sesuai usia (S), lakukan tindakan berikut:
o   Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
o   Teruskan pola asuh sesuai dengan tahap perkembangan anak.
o   Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan usia dan kesiapan anak.
o   Ikutkan anak-anak dalam kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB), atau di PAUD,.
o   Lakukan pemeriksaan rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak berusia kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak usia 24 sampai 72 bulan.
(2)    Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:
o   Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
o   Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
o   Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
o   Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan usia anak.
o   Jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan.
(3)    Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), rujuk ke puskesmas/klinik tumbuh kembang atau rumah sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialiasi dan kemandirian).
(formulir KPSP dapat dilihat pada lampiran )

2)    Modifikasi Tes Daya Dengar (MTDD)
Modifikasi Tes Daya Dengar dilakukan dengan tujuan  untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak.
Jadwal MTDD dapat dilakukan setiap tiga bulan pada bayi usia kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak usia 12 bulan ke atas.
a.  Alat/sarana
Alat/sarana yang diperlukan untuk menemukan gangguan daya dengar adalah sebagai berikut:
o   Instrumen MTDD menurut usia anak. (instrumen lihat pada lampiran)
o   Gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia.
o   Mainan (bel, boneka, kubus, sendok, cangkir, bola, pensil warna).
b.   Cara melakukan MTDD
Cara yang perlu dilakukan untuk MTDD adalah:
(1)  Tanyakan tanggal, bulan, dan tahun anak lahir, hitung usia anak dalam bulan.
(2)      Pilih daftar pertanyaan MTDD yang sesuai dengan usia anak.
(3)      Pada anak usia kurang dari 24 bulan:
o   Semua pertanyaan harus dijawab oleh orangtua/pengasuh anak. Tidak usah ragu-ragu atau takut menjawab, karena tidak untuk mencari siapa yang salah.
o   Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas, dan nyaring, satu persatu, berurutan.
o   Tunggu jawaban dari orangtua/pengasuh anak.
o   Jawaban “Ya” jika menurut orangtua/pengasuh anak dapat melakukannya dalam satu bulan terakhir.
o   Jawaban “Tidak” jika menurut orangtua/pengasuh anak tidak pernah, tidak tahu, atau tidak dapat melakukannya dalam satu bulan terakhir.
(4)           Pada anak usia 24 bulan atau lebih:
o   Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah melalui orangtua/pengasuh untuk dikerjakan oleh anak.
o   Amati kemampuan anak dalam melakukan perintah orangtua/pengasuh.
o   Jawaban “Ya” jika anak dapat melakukan perintah orangtua/pengasuh.
o   Jawaban “Tidak” jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah orangtua/pengasuh.
c.   Interpretasi
Untuk menyimpulkan hasil dari isian MTDD pendidik perlu melakukan interpretasi atau membaca hasil dengan cara sebagai berikut:
(1)  Bila ada satu atau lebih jawaban “Tidak”, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran.
(2)   Catat dalam Buku KIA  catatan medik anak, jenis kelainan.
(3)  Rujuk ke puskesmas/klinik tumbuh kembang atau rumah sakit bila tidak dapat ditanggulangi.

3)    Tes Daya Lihat (TDL)
Tes Daya Lihat dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
Jadwal Tes Daya Lihat dapat dilakukan setiap 6 bulan pada anak prasekolah usia 36 sampai 72 bulan.
a)     Alat/sarana
Alat/sarana yang digunakan untuk pemeriksaan TDL terdiri dari:
(1)   Ruangan yang bersih, tenang, dengan penyinaran yang baik.
(2)   Dua buah kursi, 1 untuk anak, 1 untuk pemeriksa.
(3)   Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang anak.
(4)   Alat penunjuk.
b)     Cara melakukan TDL
Cara yang dapat dilakukan untuk melihat perkembangan TDL adalah sebagai berikut:
(1)   Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang, dengan penyinaran yang baik.
(2)   Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi duduk.
(3)   Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E”, menghadap ke poster “E”.
(4)   Letakkan sebuah kursi lainnya di samping poster “E” untuk pemeriksa.
(5)   Pemeriksa memberikan kartu “E” pada anak. Latih anak dalam mengarahkan kartu “E” menghadap atas, bawah, kiri, dan kanan, sesuai yang ditunjuk pada poster “E” oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak mau melakukannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat mengarahkan kartu “E” dengan benar.
(6)   Selanjutnya, anak diminta menutup sebelah matanya dengan buku/kertas.
(7)   Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu persatu, mulai baris pertama sampai baris keempat atau baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat.
(8)   Puji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu “E” yang dipegangnya dengan huruf “E” pada poster.
(9)   Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan cara yang sama.
(10)       Tulis baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat pada kertas yang telah disediakan:
§   Mata kanan        : ..............................
§   Mata kiri  : ..............................
c)     Interpretasi dan tindak lanjut
Anak prasekolah umumnya tidak mengalami kesulitan melihat sampai baris ketiga pada poster “E”. Bila kedua mata anak tidak dapat melihat baris ketiga poster “E”, artinya tidak dapat mencocokkan posisi kartu “E” yang dipegangnya dengan arah “E” pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa, kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat.
Bila kemungkinan anak mengalami gangguan daya lihat, minta anak datang lagi untuk pemeriksaan ulang. Bila pada pemeriksaan berikutnya anak tidak dapat melihat sampai baris yang sama, atau tidak dapat melihat baris yang sama dengan kedua matanya, rujuk ke puskesmas/klinik tumbuh kembang atau rumah sakit dengan menuliskan mata yang mengalami gangguan (kanan, kiri, atau keduanya).

a.     Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
Deteksi dini penyimpangan mental emosional dilakukan untuk mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/masalah mental emosional pada anak prasekolah. Jadwal deteksi dini masalah mental emosional dapat dilakukan rutin setiap 6 bulan pada anak umur 36 bulan sampai 72 bulan  jadwal ini sesuai dengan jadwal skrining/pemeriksaan perkembangan anak.
Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara dini penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu:
1)     Kuesioner masalah mental emosional (KMME) bagi anak umur 36 bulan sampai 72 bulan
Alat yang digunakan adalah kuesioner masalah mental emosional (KMME) yang terdiri dari 12 pertanyaan untuk mengenali problem mental emosional anak umur 36-72 bulan. (formulir KMME dapat dilihat dalam lampiran)
a)        Cara melakukan:
(1)  Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada KMME kepada orang tua atau pengasuh anak.
(2)  Catat jawaban Ya, kemudian hitung jumlah jawaban Ya.
b)        Interpretasi
Bila ada jawaban Ya, maka kemungkinan anak mengalami masalah mental emosional.
c)         Tindak lanjut
(1)       Bila jawaban Ya hanya satu :
o   Lakukan konseling kepada orang tua menggunakan buku pedoman pola asuh yang mendukung perkembangan anak.
o   Lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada perubahan rujuk ke puskesmas/klinik tumbuh kembang atau rumah sakit yang memiliki fasilitas tumbuh kembang anak.
(2)       Bila jawaban Ya ditemukan dua atau lebih :
Rujuk ke puskesmas/klinik tumbuh kembang atau rumah sakit yang memiliki fasilitas tumbuh kembang anak. Rujukan harus disertai informasi mengenai jumlah dan masalah mental emosional yang ditemukan.
2)     Daftar tilik/Checklist deteksi dini autis anak prasekolah
Pemeriksaan dengan CHAT (Checklist for Autism in Toddlers) dilakukan untuk mendeteksi secara dini adanya autisme pada anak usia 18 bulan sampai 36 bulan.
Jadwal deteksi dini autis pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari ibu/pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, Pendidik dan pengelola PAUD.  Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan dibawah ini:
o    Keterlambatan berbicara
o    Gangguan komunikasi/interaksi sosial
o    Perilaku yang berulang-ulang
a)     Alat yang digunakan
Alat yang digunakan adalah CHAT (Checklist for Autism in Toddlers) (dapat dilihat pada lampiran)
o   Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orangtua/pengasuh anak. Pertanyaan diajukan secara berurutan satu persatu. Jelaskan kepada orang tua untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
o   Ada 5 perintah bagi anak, untuk melaksanakan tugas seperti yang tertulis pada CHAT.
b)     Cara menggunakan CHAT
o   Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu prilaku yang tertulis pada CHAT kepada orangtua atau pengasuh anak.
o   Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas pada CHAT
o   Catat jawaban orangtua/pengasuh dan kesimpulan hasil pengamatan kemampuan anak, YA atau TIDAK. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
c)     Interpretasi
o   Risiko tinggi menderita autis: bila jawaban “Tidak” pada pertanyaan A5, A7, B2, B3 dan B4.
o   Risiko rendah menderita autis: bila jawaban “Tidak” pada pertanyaan A7 dan B4.
o   Kemungkinan gangguan perkembangan lain: bila jawaban “Tidak” jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4; A6; A8-A9; B1; B5.
o   Anak dalam batas normal, bila tidak termasuk dalam kategori 1,2 dan 3.
d)      Tindak lanjut
Bila anak risiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan perkembangan, rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.
3)        Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH).
Deteksi gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas (GPPH) dilakukan untuk mengetahui secara dini adanya gangguan GPPH pada anak umur 36 bulan ke atas.
Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan dari orangtua/pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader kesehatan, BKB, Pendidik dan pengelola PAUD, Keluhan tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini:
o   Anak tidak bisa duduk tenang
o   Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
o   Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsif
a)    Alat yang digunakan
Formulir GPPH (Abbreviated Conners Rating Scale) yang terdiri dari 10 pertanyaan yang ditanyakan kepada orang tua/pengasuh anak/guru PAUD dan pertanyaan yang perlu pengamatan pemeriksa. (dapat dilihat pada lampiran)
b)    Cara menggunakan formulir GPPH
o   Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada orangtua/pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau tidak takut menjawab
o   Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada formulir deteksi dini GPPH
o   Keadaan yang ditanyakan/diamati ada pada anak di mana pun anak berada, misal ketika di rumah, sekolah, pasar, toko dll, setiap saat dan ketika anak dengan siapa saja.
o   Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan pemeriksaan. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
c)    Interpretasi
(1)  Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan “bobot nilai” berikut ini dan jumlahkan nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total.
o   Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
o   Nilai 1: jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
o   Nilai 2: jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
o   Nilai 3: Jika keadaan tersebut selalu ada pada anak
(2)         Bila nilai total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH.
d)    Tindak lanjut
Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke puskesmas/klinik tumbuh kembang atau rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak untuk konsultasi lebih lanjut.
logoblog

Thanks for reading Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Contoh Soal PLH Kelas VIII

SOAL PLH KELAS VIII PENGHIJAUAN LINGKUNGAN Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (X) pad...

close