BUDAYA POLITIK
A.
Pengertian
Budaya Politik
a. Pengertian
budaya
Secara etimologis, istilah
kebudayaan berasal dari beberapa bahasa, antara lain: Culture (Bahasa Inggris)
artinya budaya, Colore (Bahasa Latin) artinya budaya, dan Akhlaq (Bahasa Arab)
artinya peradaban atau budi.
Kata “kebudayaan” berasala dari
bahasa Sanskerta yaitu buddhaya yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi,
artinya akal. Selanjutnya dikembangkan menjadi kata budidaya yang artinya
kemampuan akal budi seseorang ataupun sekelompok orang.
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan
adalah keseluruhan sisitem gagasan, tindak dan hasil karya dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan cara belajar.
Sedangkan menurut Moh. Hatta , kebudayaan adalah ciptaan dari suatu bangsa.
b. Pengertian
Politik
Pada umumnya istilah politik dapat
diartikan sebagai bermacam-macam kegiatqn dalam suatu system politk atau Negara
yang menyangkut proses menetukan tujuan-tujuan dari system itu dan melaksanakan
tujuan-tujuan itu. Politik menyangkut tujuan-tujuan seluruh masyarakat,
termasuk kegiatan berbagai kelompok baik partai poltik maupun individu.
Konsep-konsep pokok politik adalah Negara, kekuasaaan, pengambilan keputusan,
kebijakan, dan pembagian kekuasaan..
B.
Manusia Sebagai
Insan Politik
a. Hakikat
Manusia
Sebagai makhluk social, setiap
manusia mempunyai hasrat untuk hidup bersama sehingga muncul kelompok-kelompok.
Timbulnya kelompok-kelompok terseebut disebabkan oleh dua sifat manusia yang
bertentangan satu sama lain. Di satu pihak dia ingin kerjasama, tetapi dilain
pihak, dia cenderung untuk bersaing dengan sesame manusia. Akan tetapi, manusia
mempunyai naluri untuk hidup berkawan dan hidup bersama dengan orang lain
secara rukun.
b. Hubungan
Manusia dengan Politik
Secara etimologis, poltik berasal
dari kata “polis” yang berarti Negara kota, yaitu suatu kelompok manusia
yang terorganisir yang menepati suatu wilayah tertentu sebagai tempat tinggal
bersama untuk mewujudkan kesejahteraan umum.
Politik juga diartikan sebagai seni
dan ilmu pengetahuan yang mengandung pengertian adanya hubungan dan kerja sama
yang meliputi hubungan setiap individu dengan yang lainnya, hubungan individu
atau kelompok individu dengan Negara, dan hubungan Negara dengan Negara. Jadi,
politik dalam arti luas berkaitan dengan pemerintahan, sisitem kekuasaan untuk
mengatur hubngan individu dan kelompok individu satu sama lain atau dengan
Negara dan antara Negara dengan Negara. Didlamnya juga terdapat bentuk, cara
memperoleh, dan lembaga-lembaga kekuasaanserta pelaksanaan hak-hak warga Negara
dalam turut serta dan berperan dalam mengambil keputusan.
c. Suasana
Kehidupan Politik Suatu Bangsa
Suasana kehidupan politik suatu
bangsa dapat dibedakan menjadi dua bagian. Pertama, suasana kehidupan politik
pemerintahan yang berkaitan dengan kehidupan lembaga-lembaga Negara, fungsi dan
wewenang serta hubungan kewenangan antar lembaga Negara yang ada. Kedua,
suasana kehidupan politik rakyat yang berkaitan dengan pengelompokkan warga
Negara atau anggota masyarakat kedalam berbagai macam golongan yang biasanya
disebut sebagai kekuatan social poltik. Peran rakyat sebagai pelaku politik
berfungsi sebagai input yang berwujud keinginan, harapan, dan tuntutan.
d. Pendidikan
politik
Panggabean memberikan batasan
pendidikan politik sebagai cara suatu masyarakat mentransfer kultur politiknya
dari generasi ke generasi. Kultur politk adalah keseluruhan paduan dari nilai,
keyakinan empiric, dan lambing-lambang ekspresif. Nilai yang dimaksud adalah
nilai-nilai instrinsik yang terkandung didalam pancasila dan UUD 1945.
Keyakinan empiric ialah keyakinan fundamental yang dihayati masyarakat mengenai
sifat hakikat dari system politik yang dianggap memadai dengan pandangan hidup
masyarakat yang bersangkutan.
C.
Budaya Politik Yang Berkembang Dalam
Masyarakat Indonesia
1. Masyarakat
Politik
a. Tatanan
Kehidupan Masyarakat Politik
Dalam perkembangannya kehidupan masyarakat selalu mengalmi
perubahan-perubahan baik positif amupun negative. Hal ini disebabkan manusia
sebagai anggota dari masyarakat selalu berkembang secara dinamis yang
memungkinkan terciptanya suatu kondisi tertentu yang diinginkan. Dalam upaya
mencapai kondisi itu, tidak jarang diliputi suasana-suasana konflik.
Ada beberapa indikasi yang biasa dipakai oleh para ahli
ilmu-ilmu social untuk menilai intensitas pertentangan-pertentangan politik
dalam suatu masyarakat.
a)
Demonstrasi, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh
sejumlah orang yang dengan tidak menggunakan kekerasan untuk melakukan protes
terhadap suatu rezim, pemerintah, pejabat pemerintah, ideology, kebijaksanaan yang
sedang dilaksanakan atau bahkan baru direncanakan. Misalnya, demo menolak
kenaikan harga BBM, demo menuntut pengusutan kasusu-kasu hak asasi manusia, dan
lain sebagainya.
b)
Kerusuhan, kerusuhan dalah pada dasarnya sama
dengan demonstrasi. Bedanya, kerusuhan menggunkan kekerasan secara fisik yang
biasanya diikitu pengrusakan barang-barang, pemukulan atau bahkan pembunuhan.
Cirri lain yang membedakan kerusuhan dari demonstarsi adalah kenyataan bahwa
kerusuhan terutama ditandai oleh spontanitas sebagai akibat dari suatu insiden
dan perilaku kelompok yang kacau. Misalnya, kerusuhan Mei 1998, kerusuhan 27
Juli 1996, atau peristiwa 27 Juili, kerusuhan Poso, dan sebagainya.
c)
Serangan bersenjata, (armed attack), yakni suatu
tindakan kekerasan yang dilakukan untuk kepentingan suatu kelompok tertentu
dengan maksud melemahkan atau bahkan menghancurkan kekuasaan daari kelompok
lain. Misalnya, konflik yang terjadi di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) sebagai
akibat dari upaya Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ingin melepaskan diri dari
pangkuan NKRI.
d)
Banyaknya jumlah kematian sebagai
akibat dari kekerasan politik, misalnya penculikan dan pembunuhan dengan motif politik dan
sebagainya.
Suatu integrasi nasional yang
tangguh hanya akan berkembang diatas consensus nasional mengenai batas-batas
suatu masyarakt politik dan system politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat
tersebut. Pertama, merupakan kesadaran dari sejumlah orang bahwa mereka
bersama-sama merupakan warga dari suatu bangsa yang membedakan apakah seseorang
termasuk sebagai warga dari suatu bangsa atau tidak. Kedua, merupakan consensus
nasional mengetahui bagaimana suatu kehidupan bersama sebagai bangsa harus
diwujudkan atau diselenggarakan. Suatu consensus nasional mengenai “sisitem
nilai” yang akan mendasari hubungan-hubungan social diantara para anggota suatu
masyarakat bangsa.
Ada beberapa factor yang
mempengaruhi tingkat ketahanan nasional di bidang politik, yaitu factor umum
dan khusus. Factor umum merupakan factor yang mempengaruhi terciptanya
ketahanan nasional dibidang ideology, ekonomi, social budaya, dan pertahanan
keamanan. Sedangkan factor khusus yang menentukan tingkat ketahanan nasional di
bidang politik, meluputi sebagai berikut :
2. Tipe-tipe
Budaya Politik yang Berkembang dalam Masyarakat Indonesia
Dalam
masyarakat atau kehidupan politik dikenal tiga tipe budaya, antara lain :
a)
Budaya Politik Parokial
b)
Budaya Politik Kaula
c)
Budaya Politik Partisipan
D.
Pentingnya Sosialisasi Perkembangan
Budaya Politik
1. Cara-cara
Berpolitik dalam Masyarakat
Perkembangan demokrasi dewasa ini
mempunyai dampak bagi kehidupan politik di Indonesia. Munculnya partai-partai
politik turut menyemarakkan proses demokrasi. Akan tetapi, banyak hal yang
harus dikaji ketika hubungan antara elit poltik dan massa pendukungnya
belakangan ini seolah sekedar hubungan antara anak dan bapak yang belum dijiwai
oleh semangat demokrasi itu sendiri. Masyarakat dalam menentukan figure-figur
pemimpin bangsa kurang berpikir secara rasional karena masih bersikap
paternalistis dan feodalistis. Hal ini sangat membahayakan bagi perkembangan
suatu bangsa yang sarat dengan heterogenitas seperti Indonesia yang sangat
membutuhkan ketahanan dan stabilitas politik.
2. Penerapan
Budaya Politik
Pelaksanaan budaya poltik secara
demokratis perlu dipahami oleh setiap warga Negara Indonesia agar mampu
mewujudkan cita-cita Negara. Menurut Miriam Budiardjo, penerapan budaya politik
dapat dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai berikut :
Ø Menyelesaikan
perselaisihan secara damai dan melembanga. Dalam setiap masyarakat terdapat
beda pendapat serta kepentingan yang dalam alam demokrasi dianggap wajar untuk
diperjuangkan. Perselisihan harus dapat diselesaikan melalui perundingan dan
dialog terbuka untuk mencapai kompromi, consensus, atau mufakat.
Ø Menjamin
terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang
berubah. Perubahan social terjadi karena beberapa factor, seperti kemajuan
teknologi, kepadatan penduduk, dan pola perdagangan. Pemerintah harus dapat
menyesuaikan kebijaksanaannya terhadap perubahan-perubahan dan
mengendalikannya.
Ø Menyelenggarakan
pergantian pemimpin secara teratur. Dalam masyarakat demokratis, pergantian
pimpinan atas dasar turunan, mengangkat diri sendiri, coup d’ etat dianggap
tidak wajar.
Ø Membatasi
pemakaian kekerasan sampai minimum. Golongan minoritas yang biasanya terkena
paksaan akan lebih menerimanya apabila diberi kesempatan turut serta dalam
merumuskan kebijaksanaan.
E.
Peran Serta Budaya Politik
Partisipan
1. Komunikasi
Politik
Komunikasi politik merupakan suatu
hubungan timbal balik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
dimana rakyat merupakan sumber aspirasi dan sumber pimpinan nasional.
Komunikasi politik secara vertical maupun horizontal baik didalam suprastruktur
maupun infrastruktur dimaksudkan untuk mewujudkan adanya pengertian-pengertian
politik yang dapat diterima oleh semua pihak untuk terwujudnya tujuan politik.
Adapun tujuan politik tidak dapat dilepaskan dari tujuan partai politik dan
tujuan partai politik juga seharudnya adalah sama dengan tujuan politik yang termaktub
dalam UUD Negara.
2. Partisipasi
Politik
Demokrasi merupakan salah satu
bentuk pelaksanaan budaya politik. Budaya politik di Indonesia pada hakikatnya
telah melekat dalam system politik yang berlaku di Indonesia. Peran serta
masyarakat dalam budaya politik partisipan dapat diwujudkan melalui
tindakan-tindakan berikut :
Ø Kemampuan
berpartisipasi aktif dalam kehidupan politik dengan menggunakan hak poltitk
dalam pemilu.
Ø Mengetahui
hak dan kewajibannya sebagai warga Negara.
Ø Memiliki
toleransi yang tinggi terhadap perbedaan pendapat
Ø Berjiwa
besar menerima kelebihan orang lain dan berlapang dada menerima kekalahan.
Ø Mengutamakan
musyawarah yang menyangkut kepentingan bersama.
Ø Menyampaikan
hak demokrasinya sebagaimana diatur dalam UU.
Ø Kemampuan
berpartisipasi terhadap kegiatan dilingkungan
KESIMPULAN
Sebagai bangsa yang berdaulat,
kemampuan menjaga dan melindungi seluruh wilayah Negara dari berbagai ancaman
dan gangguan baik berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, tidak
dapat dihindari lagi. Pertahanan dan keamanan Negara republic Indonesia
silaksanakan dengan menyusun, mengerahkan, menggerakkan serta seluruh potensi
nasional, termasuk kekuatan masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional
secara terintegrasi dan terkoordinasi.
No comments:
Post a Comment