Bagaimana kita dapat mengamati
benda-benda kecil seperti komponen jam tangan? Alat apa yang kita gunakan untuk
melihat benda-benda kecil ? untuk melihat benda-benda kecil, kita dapat menggunakan
alay yang dinamakan lup.
Pada dasarnya, lup adalah sebuah
lensa cembung. Lensa ini dapat berfungsi sebagai kaca pembesar jika diletakkan
pada posisi yang tepat antara objek benda yang akan diamati dan mata.
Berdasarkan pembentukkan bayangan
pada lensa cembung, untuk menghasilkan bayangan yang diperbesar, benda
diletakkan di antara titik F1 dan O. Bayangan yang terbentuk
bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Jadi, pabila kita ingin
menggunakan lensa cembung sebagai lup, maka benda harus kita letakkan diantara
titik F1 dan O.
Kita juga telah mempelajari
bagaimana mata melihat sebuah objek. Jika kita ingin melihat benda dengan mata
rileks supaya tidak lekas lelah, benda yang kita amati kharus berada di titik
jauh dari mata. Dalam keadaan seperti ini, dikatakan mata tidak berakomodasi.
Jika kita menginginkan pembesaran yang lebih besar lagi, kita dapat mendekatkan
benda (objek) asalkan tidak lebih dekat dari titik dekat kita. Jika
kita meletakkan benda di titik paling dekat yang masih dapat kita lihat, kita
akan memperoleh perbesaran maksimum, dan mata kita cepat lelah karena mata
dalam keadaan berakomodasi maksimum.
Lup atau kaca pembesar adalah sebuah lensa cembung yang mempunyai titik
fokus yang dekat dengan lensanya. Benda yang akan diperbesar terletak di dalam
titik fokus lup itu atau jarak benda ke lensa lup tersebut lebih kecil
dibandingkan jarak titik fokus lup ke lensa lup tersebut. Bayangan yang
dihasilkan bersifat tegak, nyata, dan diperbesar. Lup ditemukan oleh seorang
dari Arab bernama Abu Ali al-Hasan Ibn Al-Haitham. Abu Ali Muhammad al-Hassan
ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham lahir (Basra,965 Kairo 1039), dikenal dalam
kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, adalah seorang
ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri,
pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai
cahaya, dan telah memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger,
Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop.Dalam kalangan
cerdik pandai di Barat, beliau dikenali dengan nama Alhazen. Ibnu Haitham
dilahirkan di Basrah pada tahun 354H bersamaan dengan 965 Masehi. Ia memulai
pendidikan awalnya di Basrah sebelum dilantik menjadi pegawai pemerintah di
bandar kelahirannya. Setelah beberapa lama berkhidmat dengan pihak
pemerintah di sana, beliau mengambil keputusan merantau ke Ahwaz dan Baghdad.
Di perantauan beliau telah melanjutkan pengajian dan menumpukan perhatian pada
penulisan. Kecintaannya kepada ilmu telah membawanya berhijrah ke Mesir. Selama
di sana beliau telah mengambil kesempatan melakukan beberapa kerja penyelidikan
mengenai aliran dan saliran Sungai Nil serta menyalin buku-buku mengenai
matematika dan falak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang cadangan dalam
menempuh perjalanan menuju Universitas Al-Azhar.
Alat optik yang paling sederhana
adalah lup atau kaca pembesar (magnifying glass). Kaca pembesar terdiri atas
lensa cembung ganda, yang kedua sisi luarnya melengkung ke luar.
Sinar-sinar cahaya yang melewati
lensa itu membelok ke dalam untuk mengumpul di sebuah titik focus pada kedua
sisi lensa. Jarak dari pusat lensa ke titik fokus, kira-kira 12 cm pada kaca
pembesar yang umum, disebut jarak fokus.
Sebuah kaca pembesar dipegang di
atas sebuah benda pada jarak yang lebih pendek daripada jarak fokus (ruang I),
benda itu tampak tegak dan diperbesar.Bayangan macam ini disebut bayangan maya.
Pada jarak yang sama (ruang II)
atau lebih panjang daripada jarak fokus (ruang III), lensa akan menghasilkan
suatu bayangan terbalik, dan disebut bayangan nyata.
Dalam penggunaan lup seseorang harus
menempatkan benda yang akan dilihat pada ruang satu (antara lensa dan fokus
lensa) sehingga akan dihasilkan bayangan yang diperbesar dan maya. Perbesaran
yang dihasilkan oleh lup adalah perbesaran anguler atau perbesaran sudut.
v Perbesaran anguler atau perbesaran sudut
v Perbesaran sudut
M = perbesaran sudut
PP = titik dekat mata dalam meter
f = Jarak focus lup dalam meter
1.
Mata berakomodasi maksimum
Mata berakomodasi maksimum yaitu
cara memandang obyek pada titik dekatnya (otot siliar bekerja maksimum untuk
menekan lensa agar berbentuk secembung-cembungnya). Ketika menggunakan lup
dengan mata berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk harus jatuh di titik
dekat mata (25cm). Untuk mengahasilkan bayangan yang seperti ini, benda harus
terletak dia antara titik fokus lup (F) dan lensa (antara titik F dan O). Olah
karena mata berakomodasi maksimum, lensa mata dalam keadaan menebal
sekuat-kuatnya dan otot-otot mata meregang sehingga mata cepat lelah. Akan
tetapi, dalam kondisi ini akan dihasilkan perbesaran yang maksimum. Pembesaran
yang dihasilkan dalam keadaan mata berakomodasi maksimum adalah.
Keterangan : M = pembesaran lup
f =
jarak fokus lup (cm)
n
= titik dekat mata (25 cm)
Pada
penggunaan lup dengan mata berakomodasi maksimum, maka yang perlu diperhatikan
adalah:
1. bayangan yang dibentuk lup harus berada di titik dekat mata / Punctum
Proksimum (PP)
2. benda yang diamati harus diletakkan di antara titik fokus dan lensa
3. kelemahan : mata cepat lelah
4. keuntungan : perbesaran bertambah (maksimum)
5. Sifat bayangan : maya, tegak, dan diperbesar
Perhitungan
• Si = -PP = -Sn
Agar mata dapat melihat dengan berakomodasi maksimum, maka bayangan yang
dibentuk oleh lensa harus berada di titik dekat mata (PP). Benda yang dilihat
harus terletak antara titik fokus dan titik pusat sumbu lensa.
Kelemahannya untuk pengamatan lama mata cepat lelah, sedangkan
keuntungannya dari segi perbesaran bertambah.
Sifat bayangan yang dihasilkan maya, tegak dan diperbesar.
Perbesaran anguler yang didapatkan adalah :
M = PP/f + 1
Keterangan :
M = perbesaran lup
PP= titik dekat mata
f = jarak titik fokus lensa
Agar mata relaks dan tidak cepat lelah, lup digunakan dalam keadaan mata
tidak berakomodasi.
2. Mata Tak Berakomodasi
Mata tak berakomodasi yaitu cara memandang obyek pada titik jauhnya (yaitu otot
siliar tidak bekerja/rileks dan lensa mata berbentuk sepipih-pipihnya).
Ketika menggunakan lup dengan mata tidak berakomodasi, bayangan yang
terbentuk jatuh di titik tak terhingga. Untuk menghasilkan bayangan yang
seperti ini, benda harus terltak di titik fokus lup (atau kurang sedikit). Oleh
karena mata tidak berakomodasi, lensa meregang sehingga mata tidak cepat lelah.
Pembesaran yang dihasilkan dalam keadaan mata tidak berakomodasi adalah :
Keterangan : M = pembesaran lup
f =
jarak fokus lup (cm)
n
= titik dekat mata (25 cm)
Pada penggunaan lup dengan mata tak berakomodasi, maka yang perlu
diperhatikan adalah:
1. maka lup harus membentuk bayangan di jauh tak hingga
2. benda yang dilihat harus diletakkan di titik fokus (So = f)
3. keuntungan : mata tak cepat lelah
5. Kerugian : perbesaran berkurang (minimum)
Dalam hal ini objek harus berada di titik fokus lensa (s= f ).
Perhitungan
• Si = -PR
• So = f
Untuk
melihat tanpa berakomodasi maka lup harus membentuk bayangan di jauh tak
berhingga. Benda yang dilihat harus diletakkan tepat pada titik fokus lup.
Keuntunganya adalah untuk pengamatan lama mata tidak cepat lelah, sedangkan kelemahannya dari segi perbesaran berkurang. Sifat bayangan yang dihasilkan maya, tegak dan diperbesar.
Keuntunganya adalah untuk pengamatan lama mata tidak cepat lelah, sedangkan kelemahannya dari segi perbesaran berkurang. Sifat bayangan yang dihasilkan maya, tegak dan diperbesar.
Perbesaran anguler yang didapatkan adalah :
Keterangan:
M=PP/f
M=perbesaran lup
PP= titik dekat mata
f = jarak titik fokus lensa
M=perbesaran lup
PP= titik dekat mata
f = jarak titik fokus lensa
Lup berfungsi untuk mengamati benda-benda yang berukuran kecil sehingga tampak
menjadi lebih besar dan lebih jelas yang tidak dapat dilihat dengan mata secara
langsung dengan menggunakan sebuah lensa cembung atau lensa positif . Lup
biasanya digunakan oleh para tukang arloji dan arkeolog ketika mereka bekerja.
Lup merupakan alat optic yang sangat sederhana, namun sangat membantu dalam proses pengamatan yang mudah dan praktis.
1. Tangkai Lup
Tangkai atau pegangan lup digunakan pengamat untuk memegang Lup
Pada proses penggunaanya. Tangkai ini dapat dipisahkan dengan lingkaran
Pegangan Lensa.
2. Skrup Pengendali
Skrup penghubung ini berfungsi menghubungkan antara tangkai Lup
dengan kepala Lup, berupa logam tipis yang juga berfungsi menguatkan
pegangan kepala Lup terhadap Lensa cembungnya
3. Kepala/bingkai Lup
Lingkaran penuh yang digunakan sebagai bingkai dari Lensa cembung
pada Lup. Bibgkai ini mirip dengan bingkai kacamata yang memegang Lensa,
akan tetapi bingkai kepala Lup berupa Lingkaran penuh.
4. Lensa Cembung Lup
Lup menggunakan lensa cembung, yang berfungsi memperbesar benda
berukuran kecil sehingga tampak besar.
Ada
2 cara dalam menggunakan lup, yaitu dengan mata berakomodasi dan dengan mata
tak berakomodasi.
Untuk
mata normal dan berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk berada pada
jarak baca normal (sn) yaitu 25 cm. Oleh karena itu, perbesaran bayangan
pada lup dapat dituliskan M = s’/ s , karena s’ = 25 cm, maka
perbesarannya menjadi M = 25 / s.
Lup terbuat dari sebuah lensa cembung, sehingga persamaan lup sama dengan persamaan lensa cembung.
Lup terbuat dari sebuah lensa cembung, sehingga persamaan lup sama dengan persamaan lensa cembung.
Perbesaran Bayangan (M) :
Untuk mata berakomodasi maksimum s’ = -25 cm (tanda negative (-) menunjukan
bayangan di depan lensa sehingga diperoleh :
Sifat bayangan yang dihasilkan lup adalah maya, tegak, dan diperbesar Untuk
mata tak berakomodasi, bayangan terbentuk di tak terhingga (s’ = ∞ ) sehingga
perbesaran bayangan yang dibentuk lup untuk mata tak berakomodasi.
No comments:
Post a Comment