Powered by Blogger.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Business

Monday, 29 February 2016

Pengembangan Kemampuan Sosial Emosional pada anak-anak

  kangato       Monday, 29 February 2016


Pengembangan Kemampuan Sosial Emosional
Masa kanak-kanak awal sering disebut “usia pragang” (pregang age). Pada masa ini sejumlah hubungan yang dilakukan anak dengan anak-anak lain meningkat dan ini sebagian menentukan bagaimana gerak maju perkembangan sosial mereka. Anak-anak yang mengikuti pendidikan Anak Usia Dini, misalnya pendidikan untuk anak sebelum taman kanak-kanak (nursery school), pusat pengasuhan anak pada siang hari (day care center), atau taman kanak-kanak (kindergarden), biasanya mempunyai sejumlah besar hubungan sosial yang telah ditentukan dengan anak-anak yang umurnya sebaya. Anak yang mengikuti pendidikan Anak Usia Dini melakukan penyesuain sosial yang lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengikuti pendidikan Anak Usia Dini. Alasannya adalah mereka dipersiapkan secara lebih baik untuk melakukan partisipasi yang aktif dalam kelompok dibanding dengan anak-anak yang aktivitas sosialnya terbatas dengan anggota keluarga dan anak-anak dari lingkungan tetangga terdekat.

Perkembangan Emosi
a.      Pola Perkembangan Emosi
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional adalah keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir. Meskipun demikian, pada saat bayi lahir, bayi tidak memperlihatkan reaksi yang secara jelas dapat dinyatakan sebagai keadaan emosional yang spesifik.

Bahkan sebelum bayi berusia satu tahun, ekspresi emosional diketahui serupa dengan ekspresi pada orang dewasa. Lebih jauh lagi, bayi menunjukkan berbagai macam reaksi emosional yang semakin banyak, antara lain kegembiraan, kemarahan, ketakutan, dan kebahagiaan. Reaksi ini dapat ditimbulkan dengan cara memberikan berbagai macam rangsangan yang meliputi manusia serta objek dan situasi yang tidak efektif bagi bayi yang lebih muda.

b.     Variasi dalam Pola Perkembangan Emosi
Terdapat variasi dari segi frekuensi, intensitas serta jangka waktu dari berbagai macam emosi, dan juga usia pemunculannya. Variasi ini sudah mulai terlihat sebelum masa bayi berakhir dan semakin sering terjadi dan lebih menyolok dengan meningkatnya usia kanak-kanak.

Dengan meningkatnya usia anak, semua emosi diekspresikan secara lebih lunak karena mereka harus mempelajari reaksi orang lain terhadap luapan emosi yang berlenihan, sekalipun emosi itu berupa kegembiraan atau emosi yang menyenangkan lainnya. Selain itu, karena anak-anak mengekang sebagian emosi mereka, emosi cenderung bertahan lebih lama dari pada jika emosi itu diekspresikan secara lebih kuat.

Variasi itu disebabkan oleh keadaan fisik anak pada saat itu dan taraf intelektualnya, dan sebagian lagi disebabkan oleh kondisi lingkungan. Anak yang sehat cenderung kurang emosional, dibandingkan dengan anak yang kurang sehat. Sedangkan ditinjau sebagai suatu kelompok, anak-anak yang pandai bereaksi lebih emosional terhadap berbagai rangsangan dibandingkan dengan anak-anak yang kurang pandai. Mereka juga cenderung lebih mampu mengendalikan ekspresi emosi.

c.    Pola Emosi yang Umum
Beberapa bulan setelah bayi lahir, muncul berbagai macam pola emosi. Pola yang paling umum, rangsangan yang membangkitkan emosi dan reaksi yang khas dari setiap pola dibawah ini, antara lain;
·           Rasa Takut
Rangsangan yang umumnya menimbulkan rasa takut pada masa bayi ialah suara yang keras, binatang, kamar yang gelap, tempat yang tinggi, berada seorang diri, rasa sakit, orang yang tak dikenal, tempat dan obyek yang tidak dikenal.

·            Rasa Malu
Merupakan bentuk ketakutan yang ditandai oleh penarikan diri dari hubungan dengan orang lain yang tidak dikenal atau tidak sering berjumpa. Rasa malu selalu ditimbulkan oleh manusia, bukan oleh binatang atau situasi.

Pada bayi, reaksi yang umum terhadap rasa malu ialah menangis, memalingkan muka, dari orang yang tidak dikenal, dan bergayut pada orang yang sudah akrab untuk berlindung. Hanya apabila mereka telah yakin bahwa tidak ada bahaya yang nyata barulah mereka mau mendekati orang yang tidak dikenal itu.

Anak yang lebih tua menunjukkan rasa malu dengan muka memerah, dengan menggagap, dengan berbicara sesedikit mungkin, dengan tingkah yang gugup sperti menarik-narik telinga atau baju, dengan menolehkan wajah kearah lain dan kemudian mengangkatnya dengan tersipu-sipu untuk menatap orag yang tidak dikenal itu. Mereka berusaha membuat diri mereka sesedikit mungkin menarik perhatian dengan cara berpakaian seperti orang lainnya dan berbicara sesedikt mungkin.

Sesuai dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak dalam Permen Diknas No. 58 tahun 2009, maka dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional anak usia dini, guru sebagai fasilitator dan motivator dapat melakukan beberapa hal berdasarkan pengelompokkan usia sebagai berikut:

Tahap Usia 0 - < 12 Bulan:
Pada tahap usia ini, dibagi sesuai dengan kelompoknya:
Usia 0 – < 3 bulan
Pada tahap usia ini, sesuai dengan indikator dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, stimulasi yang dapat diberikan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional  anak adalah:
Menunjukkan Respon Emosi
·           Selalu menatap dan tersenyum
·           Mengespresikan ketidak nyamanan melalui tangisan
·            Mengatur jadwal pemberian ASI
                              
Usia 3 – < 6 bulan
Pada tahap usia ini, sesuai dengan indikator dalam Standar Pencapaian Perkembangan Anak, stimulasi yang dapat diberikan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional  anak adalah:
Menunjukkan Respon Emosi
·           Merespon sesuatu dengan gerakan tangan dan kaki
·           Selalu menyapa bayi dalam keadaan apapun
·           Mengespresikan diri dengan tangisan bila tidak mendapatkan yang diinginkan.

Usia 6 – < 9 bulan
Pada tahap usia ini, sesuai dengan indikator dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, stimulasi yang dapat diberikan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional  anak adalah:
Menunjukkan Respon Emosi
·           Menunjukan penolakan menerima pada hal-hal yang tidak diinginkan/yang diterima.
·           Menunjuk sesuatu yang diinginkan

Usia 9 – < 12 bulan
Pada tahap usia ini, sesuai dengan indikator dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, stimulasi yang dapat diberikan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional  anak adalah:
Menunjukkan Respon Emosi
·           Mengajak bayi berkomunikasi dengan bahasa yang baik
·           Berikan kenyamanan, kehangatan dan kasih sayang
·           Memahami keinginan bayi

Tahap Usia 12 - < 24 Bulan:
Pada tahap usia ini, dibagi sesuai dengan kelompoknya:
Usia 12 - < 18 bulan
Pada tahap usia ini, sesuai dengan indikator dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, stimulasi yang dapat diberikan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional  anak adalah:
Menunjukkan Respon Emosi
·           Mengenalkan anak pada berbagai macam jenis alat permainan.
·                      Mengenalkan anak pada orang-orang disekitarnya, terutama kepada orang-orang yang baru dikenal
·           Membiasakan anak bermain dalam kelompok
·           Membiasakan anak beraktivitas dengan teman-teman lainnya          

Usia 18 - < 24 bulan
Pada tahap usia ini, sesuai dengan indikator dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, stimulasi yang dapat diberikan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional  anak adalah:
Menunjukkan Respon Emosi
·           Mengenalkan anak berbagai ekspresi reaksi emosi
·           Melakukan kegiatan bermain bersama teman dengan mainan yang sama.
·           Mengajak anak bermain peran

Tahap Usia 2 – <4 Tahun
Tahap/Pengelompokkan usia ini dibagi menjadi:



Usia 2 – <3 Tahun
Pada tahap usia ini, sesuai dengan indikator dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, stimulasi yang dapat diberikan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional  anak adalah:
Mampu Mengendalikan Emosi
·       Melakukan penjadwalan BAK dan BAB, sehingga anak bisa mengungkapkan mengungkapkan ketika ingin buang  air  kecil dan buang air besar.
·           Mengenalkan anak perilaku menghargai hak  (harus antri, menunggu giliran).
·           Mengajarkan anak untuk dapat berbagi,       membantu, bekerja bersama.
·           Menyatakan perasaan terhadap anak lain (suka dengan   teman   karena   baik hati, tidak suka  karena nakal, dsb.).
·           Berbagi  peran  dalam  suatu permainan (menjadi dokter, perawat, pasien penjaga toko atau pembeli).

Usia 3 – <4 Tahun
Pada tahap usia ini, sesuai dengan indikator dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, stimulasi yang dapat diberikan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional  anak adalah:
Mampu mengendalikan Emosi
·           Membiasakan anak untuk dapat buang air kecil sendiri tanpa  bantuan.
·           Mengajarkan anak untuk bersabar menunggu giliran.
·           Biasakan membagi anak untuk bekerja dalam kelompok sehingga dapat menunjukkan sikap toleran
·           Biasakan anak untuk mengeluarkan pendapatnya dan mendengarkan pendapat teman lain.
·           Biasakan anak dapat mengungkapkan perasaannya sehingga dapat memberikan reaksi terhadap hal-hal yang dianggap tidak benar (marah apabila diganggu atau  diperlakukan berbeda).
·           Membiasakan mengekspresikan perasaan di setiap kegiatan

Usia 4 – <5 Tahun
Pada tahap usia ini, sesuai dengan indikator dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, stimulasi yang dapat diberikan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional  anak adalah:
·           Membiasakan anak untuk dapat bersikap mandiri dalam memilih kegiatan yang akan diikutinya.
·           Melatih selalu berbagi maupun membantu teman
·           Melakukan permainan yang bersifat kompetitif, berikan contoh sikap-sikap positif dalam melakukan permainan
·           Membiasakan anak untuk dapat mengendalikan perasaan.
·           Membiasakan anak untuk dapat menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan.
·           Membiasakan anak untuk tampil atau memimpin dalam suatu kegiatan
·           Menunjukkan rasa percaya diri.
·           Melatih untuk dapat menjaga diri sendiri dari lingkungannya.
·           Membiasakan anak untuk mengeluarkan pendapatnya dan mendengarkan pendapat teman

Usia 5 – <6 Tahun
Pada tahap usia ini, sesuai dengan indikator dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak, stimulasi yang dapat diberikan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional  anak adalah:
·           Mengajarkan sikap kooperatif dengan teman melalui kegiatan kelompok
·           Melatih untuk selalu dapat bersikap toleran.
·           Melatih anak untuk dapat mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada (senang-sedih-antusias dsb.)
·           Mengenalkan dan membiasakan tata krama dan sopan santun sesuai dengan nilai sosial budaya setempat.
·           Melatih anak untuk dapat memahami peraturan dan disiplin.
·           Melatih anak untuk dapat menunjukkan rasa empati.
·           Melatih anak untuk memiliki sikap tidak mudah menyerah (sikap Gigih)
·           Melatih anak untuk bangga terhadap hasil karya sendiri.
·           Melatih anak menghargai kelebihan yang dimiliki orang lain
logoblog

Thanks for reading Pengembangan Kemampuan Sosial Emosional pada anak-anak

Previous
« Prev Post

1 comment:

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    ReplyDelete

Contoh Soal PLH Kelas VIII

SOAL PLH KELAS VIII PENGHIJAUAN LINGKUNGAN Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (X) pad...

close