Powered by Blogger.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Business

Saturday, 20 January 2018

Penyakit Endemik

  kangato       Saturday, 20 January 2018


PENYAKIT ENDEMIK


1.      PLAGUE/PENYAKIT PES
 Plague, disebut juga penyakit pes, adalah infeksi yang disebabkan bakteri Yersinia pestis (Y. pestis) dan ditularkan oleh kutu tikus (flea), Xenopsylla cheopis. Selain jenis kutu tersebut, penyakit ini juga ditularkan oleh kutu jenis lain. Di Indonesia dan negara2 Asia Tenggara kutu carrier plague adalah Xenophylla astia. Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan/cakaran binatang yang terinfeksi plague, dan kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi. Kutu yang terinfeksi dapat membawa bakteri ini sampai berbulan2 lamanya. Selain itu pada kasus pneumonic plague, penularan terjadi dari dari percikan air liur penderita yang terbawa oleh udara.
Jenis2 plague dan gejalanya pada manusia
Ada 3 jenis penyakit plague yaitu:
Bubonic plague : Masa inkubasi 2-7 hari. Gejalanya kelenjar getah bening yang dekat dengan tempat gigitan binatang/kutu yang terinfeksi akan membengkak berisi cairan (disebut Bubo). Terasa sakit apabila ditekan. Pembengkakan akan terjadi. Gejalanya mirip flu, demam, pusing, menggigil, lemah, benjolan lunak berisi cairan di di tonsil/adenoid (amandel), limpa dan thymus. Bubonic plague jarang menular pada orang lain.
Septicemic plague : Gejalanya demam, menggigil, pusing, lemah, sakit pada perut, shock, pendarahan di bawah kulit atau organ2 tubuh lainnya, pembekuan darah pada saluran darah, tekanan darah rendah, mual, muntah, organ tubuh tidak bekerja dg baik. Tidak terdapat benjolan pada penderita. Septicemic plague jarang menular pada orang lain. Septicemic plague dapat juga disebabkan Bubonic plague dan Pneumonic plague yang tidak diobati dengan benar.
Pneumonic plague : Masa inkubasi 1-3 hari. Gejalanya pneumonia (radang paru2), napas pendek, sesak napas, batuk, sakit pada dada. Ini adalah penyakit plague yang paling berbahaya dibandingkan jenis lainnya. Pneumonic plague menular lewat udara, bisa juga merupakan infeksi sekunder akibat Bubonic plague dan Septicemic plague yang tidak diobati dengan benar.
Binatang yang dapat menjadi pembawa plague
Semua binatang pengerat (tikus, marmut, hamster, tupai, dll), kucing, anjing, kelinci, rusa, kambing dll.
Gejala plague pada kucing
Demam, muntah, diare, kondisi bulu yang buruk, lidah membengkak, luka pada mulut (sariawan), terdapat kotoran pada mata.
Diagnosa plague
Diagnosa dilakukan dengan mengambil cairan dari bubo, dahak (pada pneumonic plague) dan tes darah. Tes darah diulang setelah 10-14 hari.
Pengobatan plague
Plague pada manusia dan kucing dapat diobati dengan Streptomycin, Tetracyclin, Doxycyclin, Gentamycin. Streptomycyn dosis tinggi terbukti lebih efektif mengobati plague. Penicilin tidak efektif untuk penyakit plague. Diazepam diberikan untuk mengurangi rasa lelah. Heparin biasanya diberikan apabila terdapat gejala pembekuan darah.
Pencegahan plague
1. Orang2/binatang di sekitar penderita plague harus diobati dg antibiotic selambat2nya 7 hari setelah kontak dg penderita.
3. Memakai sarung tangan, baju panjang, masker, dan goggle (kacamata) pd waktu kontak dg penderita plague
4. Tidak mengijinkan kucing makan tikus, kelinci atau binatang hidup berdarah panas lainnya.
5. Tidak mengijinkan kucing bermain di luar rumah, terutama di daerah yg banyak terdapat sarang tikus.
6. Mengontrol populasi tikus dan kutu di lingkungan anda.
7. Vaksinasi plague apabila akan bepergian ke daerah epidemi plague.

2.      RABIES
Rabies adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. [1] Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. [1] Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar. [1] Rabies disebut juga penyakit anjing gila.
Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. [6] Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen. [6] Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan. [7] Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis. [7] Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat rabies yang masih tinggi [7] Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia melalui gigitan. [2][1] Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang terluka. [2][1] Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana. [2] Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur. [2] Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas/ ganas ataupun rabies jinak/ tenang. [8] [9] Pada rabies buas/ ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati. [8][9] Pada rabies jinak/tenang, hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan [8][9]
Meskipun sangat jarang terjadi, rabies bisa ditularkan melalui penghirupan udara yang tercemar virus rabies. [10] Dua pekerja laboratorium telah mengkonfirmasi hal ini setelah mereka terekspos udara yang mengandung virus rabies. [10] Pada tahun 1950, dilaporkan dua kasus rabies terjadi pada penjelajah gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di mana ada jutaan kelelawar hidup di tempat tersebut. [10] Mereka diduga tertular lewat udara karena tidak ditemukan sama sekali adanya tanda-tanda bekas gigitan kelelawar. [1

Penanganan

Bila terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis. [14] Rabies dapat diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menimbulkan gejala.[14][11] Bila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini. [14] Kematian biasanya terjadi beberapa hari setelah terjadinya gejala pertama.[14]
Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies atau berpotensi rabies (anjing, sigung, rakun, rubah, kelelawar) segera cuci luka dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama 10-15 menit lalu beri antiseptik alkohol 70% atau betadin. [9] Orang-orang yang belum diimunisasi selama 10 tahun terakhir akan diberikan suntikan tetanus. [15] Orang-orang yang belum pernah mendapat vaksin rabies akan diberikan suntikan globulin imun rabies yang dikombinasikan dengan vaksin. [15] Separuh dari dosisnya disuntikkan di tempat gigitan dan separuhnya disuntikan ke otot, biasanya di daerah pinggang. [11] Dalam periode 28 hari diberikan 5 kali suntikan. [11] Suntikan pertama untuk menentukan risiko adanya virus rabies akibat bekas gigitan.[11] Sisa suntikan diberikan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28.[11] Kadang-kadang terjadi rasa sakit, kemerahan, bengkak, atau gatal pada tempat penyuntikan vaksin. [15]

Pencegahan

Pencegahan rabies pada manusia harus dilakukan sesegera mungkin setelah terjadi gigitan oleh hewan yang berpotensi rabies, karena bila tidak dapat mematikan (letal) [1]
Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau segera setelah terkena gigitan [7] Sebagai contoh, vaksinasi bisa diberikan kapada orang-orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu: [16]
  • Dokter hewan. [16]
  • Petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan yang terinfeksi. [16]
  • Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang rabies pada anjing banyak ditemukan [7]
  • Para penjelajah gua kelelawar. [10]
Vaksinasi idealnya dapat memberikan perlindungan seumur hidup. [17] Tetapi seiring berjalannya waktu kadar antibodi akan menurun, sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap rabies harus mendapatkan dosis booster vaksinasi setiap 3 tahun. [1] Pentingnya vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan seperti anjing juga merupakan salah satu cara pencegahan yang harus diperhatikan.

3.      CACINGAN
Penyakit Cacingan sering disebut infeksi cacing, dimana mahluk kecil ini akan menyerang tubuh seseorang dengan cara menempelkan diri (baik di luar maupun di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi dari tubuh seseorang. Terkena penyakit cacingan dapat melemahkan tubuh dan menyebabkan beberapa gangguan kesehatan.
 Cacingan merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong dan panjang, berawal dari telur atau larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing yang masuk dalam tubuh seseorang akan terinfeksi seperti, infeksi kulit, otot, paru-paru, ataupun usus atau saluran pencernaan.
Ada beberapa jenis cacing dan gejalanya dalam tubuh, yaitu;
1.      Cacing kremi : cacing ini sering menginfeksi anak-anak, berukuran 1cm, biasanya menginfeksi organ usus. Terlur cacing ini dapat bertahan di kulit anak-anak selama berjam-jam dan dapat bertahan hidup selama 3 minggu pada pakaian, mainan dan tempat tidur. Rasa gatal disekitar daerah anus atau vulva (kemaluan wanita) ini adalah gejalanya.
2.      Cacing gelang : cacing yang berukuran besar, dapat menginfeksi manusia ataupun binatang (kucing/anjing), bentuknya menyerupai cacing tanah dan hidup dalam usus besar serta dapat berpindah ke organ lain termasuk paru-paru. Bila terinfeksi cacing ini di daerah mata akan menimbulkan radang dan luka pada retina mata serta tidak ada gejala. Cacing ini dapat berpindah ke paru-paru dan menyebabkan batuk dan asma, serta menimbulkan bengkak di organ lain.
3.      Cacing pita : bisa ditemukan pada daging sapi/babi yang tidak dimasak secara sempurna. Cacing ini menutupi organ tubuh, seperti otot, kulit, jantung, mata dan otak. Jika terinfeksi akan menimbulkan rasa sakit di daerah perut.
Gejala lain yang mungkin timbul akibat infeksi cacing adalah:
  • Rasa mual
  • Lemas
  • Hilang nafsu makan
  • Rasa sakit di bagian perut
  • Diare
  • Turun berat badan kerana penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi dari makanan.
Apabila infeksi sudah berlanjut lebih jauh, dan cacing berpindah ke organ lain dari usus, sehingga menimbulkan kerusakan organ dan jaringan, dapat menimbulkan gejala:
  • Demam
  • Adanya benjolan di organ
  • Kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena.
Cacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan baik terhadap diri sendiri ataupun terhadap lingkungannya. Cacingan dapat menular melalui telur atau larva yang tertelan dan masuk ke dalam tubuh. Menjaga kebersihan diri adalah salah satu kunci untuk mencegah timbulnya cacing dalam tubuh.


4.      TETANUS
Tetanus yang juga dikenal dengan lockjaw [1], merupakan penyakit yang disebakan oleh tetanospasmin, yaitu sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku (rigid).[1] Kitasato merupakan orang pertama yang berhasil mengisolasi organisme dari korban manusia yang terkena tetanus dan juga melaporkan bahwa toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi yang spesifik.[1] Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari teinein yang berarti menegang.[2] Penyakit ini adalah penyakit infeksi di saat spasme otot tonik dan hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal, kejang, dan paralisis pernapasan

Pengobatan

Untuk menetralisir racun, diberikan immunoglobulin tetanus.[7] Antibiotik tetrasiklin dan penisilin diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut, supaya racun yang ada mati.[7]
Obat lainnya bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang dan mengendurkan otot-otot.[7] Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam ruangan yang tenang.[7] Untuk infeksi menengah sampai berat, mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu pernapasan.[7]
Makanan diberikan melalui infus atau selang nasogastrik.[9] Untuk membuang kotoran, dipasang kateter.[9] Penderita sebaiknya berbaring bergantian miring ke kiri atau ke kanan dan dipaksa untuk batuk guna mencegah terjadinya pneumonia.[9]
Untuk mengurangi nyeri diberikan kodein.[9] Obat lainnya bisa diberikan untuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung. Setelah sembuh, harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya.

Prognosis

Tetanus memiliki angka kematian sampai 50%.[2] Kematian biasanya terjadi pada penderita yang sangat muda, sangat tua dan pemakai obat suntik.[2] Jika gejalanya memburuk dengan segera atau jika pengobatan tertunda maka prognosisnya akan menjadi buruk.[2]

Pencegahan

Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya.[10] Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus).[10] Bagi yang sudah dewasa sebaiknya menerima booster.[10]
Pada seseorang yang memiliki luka, jika[10]:
  1. Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut
  2. Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera diberikan vaksinasi
  3. Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan.
Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara seksama karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani[10]

5.      CAMPAK
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramixovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya biasanya dia akan kebal terhadap penyakit ini.

Penyebab

Campak, rubeola (bukan rubella=campak Jerman), atau measles (di beberapa daerah disebut juga sebagai tampek, dabaken atau morbili) adalah penyakit infeksi yang menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kisaran 4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

Gejala

Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: - Panas badan - nyeri tenggorokan] - hidung meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak Koplik - nyeri otot - mata merah ( conjuctivitis )
2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan kaki, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.

Pengobatan

Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani istirahat. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Maka dari itu harus berjaga-jaga.

Pencegahan

Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.

6.      HIV /AIDS

HIV AIDS

Posted by Penyakit Hiv Aids
AIDS  disebabkan salah satu kelompok virus yang disebuat dengan retroviruses yang sering disebut dengan HIV. Seseorang yang terkena atau terinfeksi HIV AIDS sistejm kekebalan tubuhnya akan menurun drastic. Virus AiDS menyerang sel darah putih khusus yang disebut dengan T-lymphocytes. Tanda pertama penderita HIV biasanya akan mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh. Setelah kondisi membaik orang yang terinfeksi HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan secara perlahan kekebalan tubuhnya akan menurun karena serangan demam yang berulang.
Gejala-gejala penyakit HIV AIDS adalah :
  1. Demam tinggi berkepanjangan
  2. Penderita akan mengalami napas pendek, batuk, nyeri dada dan demam
  3. Hilangnya nafsu makan, mua dan muntah
  4. Mengalami diare yang kronis
  5. Penderita akan kehilangan berat badan tubuh hingga 10% di bawah normal.
  6. Batuk berekepanjangan
  7. Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan
  8. Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh (dibawah telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha)
  9. Kurang ingatan
  10. Sakit kepala
  11. Sakit kepala
  12. Suklit berkonsentrasi
  13. Respon anggota gerak melambat
  14. Sering nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki
  15. Mengalami tensi darah rendah
  16. Reflek tendon yang kurang
  17. Terjadi serangan virus cacar air dan cacar api
  18. Infeksi jaringan kulit rambut
  19. Kulit kering dengan bercak-bercak.
Penularan HIV AIDS adslah :
  1. Hubungan seks kalmin
  2. Hubungan seks oral
  3. Hubungan seks melalui anus
  4. Transfusi darah
  5. Penggunaan jarum bersama (akupuntur, jarum tattoo, harum tindik).
  6. Antara ibu dan bayi selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.
  1. NRTI  (nucleoside atau nucleotide reverse transcriptase inhibitor)
  2. NNRTI (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor)
  3. PI (protease inhibitor) Fusion Inhibitor
Cara mencegah HIV AIDS adalah dengan ;
  1. Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah
  2. Jangan berganti-ganti pasangan seksual
  3. Abstrinensi (tidak melakukan hubungan seks)
  4. Gunakan kondom, terutama untuk kelompok perilaku resiko tinggi jangan menjadi donor darah
  5. Seorang ibu yang didiagnosa positif HIV sebaiknya jangan hamil.
  6. Penggunaan jarum suntik sebaiknya sekali pakai
  7. Jauhi narkoba.

7.      DEMAM RIFT VALLEY
Demam Rift Valley (RVF) adalah sejenis demam yang terjadi akibat serangan virus zoonosis hewan ternak, infeksi dari virus ini pula akhirnya mampu menyerang manusia dengan menunjukkan gejala awal infeksi yaitu demam. Cara infeksi diidentifikasi akibat dari gigitan vektor seperti nyamuk, biasanya dari spesies Aedes atau Culex. Penyakit ini terjadi akibat serangan RVF virus, yang tergolong dalam genus Phlebovirus (famili Bunyaviridae). Sejarah epidemiologi penyakit ini dilaporkan mulai dari kalangan hewan ternak di Kenya sekitar tahun 1915, tetapi virus tidak diasingkan sampai tahun 1931. Sejak dari itu, wabah RVF telah melampaui batas sub-Sahara Afrika, dengan wabah yang terjadi tidaklah secara berkelanjutan (tetapi kadang kala dilihat sangat membahayakan seperti yang terjadi di Mesir pada tahun 1977-78, jutaan orang telah dicatat terinfeksi virus ini dan ribuan nyawa telah mati akibat infeksi parah. Di Kenya pada tahun 1998, serangan virus telah merenggut hampir 400 nyawa. Pada September 2000 pertama kali dilaporkan wabah ini telah menular hingga ke benua Asia mulai dari wilayah timur tengah yaitu di Arab Saudi dan Yaman).

Transmisi

Virus ini ditularkan melalui nyamuk vektor, dan juga melalui kontak dengan jaringan binatang yang terinfeksi. Kontak dengan jaringan yang terinfeksi dianggap sumber utama infeksi pada manusia. [1] Virus ini telah diisolasi dalam dua strain kelelawar, yaitu Micropteropus pusillus dan Hipposideros abae, yang diyakini merupakan reservoir dari virus ini.[2]

Tanda-tanda klinis dan diagnosis

Pada manusia, virus itu dapat menyebabkan beberapa sindrom. Biasanya, penderita telah baik tidak menunjukkan gejala atau hanya sakit ringan dengan demam, sakit kepala, myalgia dan kelainan hati. Pada sebagian kecil kasus (<2%), penyakit dapat berkembang menjadi sindrom demam berdarah, meningoencephalitis (radang otak), atau mempengaruhi mata.

8.      MUNTABER
Muntaber merupakan salah satu jenis penyakit yang perlu diwaspadai, karena karena jenis penyakit ini dapat berakibat fatal, jika tidak segera diatasi. 
Bila anak anda atau anda sendiri mengalami penyakit muntaber tidak ada salahnya untuk mencoba obat tradisional mengatasi mengatasi muntaber, selain juga mungkin menghubungi dokter supaya penyakit muntaber segera terobati, Risiko terbesar pada muntaber adalah ketika tubuh kekurangan air dan garam. Bukan hanya memperburuk keadaan, tetapi dapat menyebabkan kematian bila penderita tidak segera ditolong.
Gejala bila kita mengalami muntaber adalah diantaranya sakit perut, kembung, mual dan muntah-muntah, muntaber juga dapat disertai demam tinggi, kepala pusing, tidak nafsu makan, lemas, dan elastisitas kulit menurun, bahkan untuk beberapa anak yang kekurangan cairan dalam tubuh akan mengalami halusinasi.
Gejala yang paling umum terjadi adalah nyeri perut atau mulas. Gejala-gejala lain yang mungkin Anda rasakan adalah kram di perut, mual, demam, hilangnya nafsu makan, dan tentu saja, dehidrasi. Saat diare disertai dengan muntah berulang kali, itu artinya Anda terserang muntaber.
Virus penyebab diare. E.coli dan Shigellaadalah dua jenis bakteri yang paling sering menginfeksi saluran pencernaan. Bakteri E.coli menyebabkan diare dengan menyerang langsung dinding saluran pencernaan, dan mengiritasinya. Infeksi karena E.coli sering terjadi karena makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri atau bisa juga karena masakan yang kurang matang. Pada beberapa kasus diare dan muntaber, aktivitas bakteri juga bisa menimbulkan kerusakan pada lapisan saluran pencernaan. Akibatnya, terjadi perdarahan yang keluar bersamaan dengan kotoran. Untuk kasus seperti ini, bakteri Shigella-lah yang seringkali menjadi biang keroknya.
Penderita muntaber harus diberikan minum secara teratur untuk menekan gejala dehidrasi. Minum air putih biasa tidak cukup untuk penderita muntaber. Minuman untuk penderita muntaber harus mempunyai kombinasi yang cocok antara gula, garam dan air. Minuman seperti ini bisa didapatkan di toko obat. Beberapa minuman seperti minuman olahraga dan teh tidak memenuhi kandungan gula, garam dan air yang cukup sehingga tidak baik untuk penderita diabetes

Biasanya kepanikan terjadi jika ada salah satu anggota keluarganya terlihat mengalami gejala muntaber. Jika kita melihat hal itu terjadi, tak perlu panik tetapi segeralah bertindak cepat. Pertolongan pertama dapat dilakukan dengan memberikan larutan gula garam dengan segera begitu terlihat adanya gejala-gejala muntaber agar tidak terjadi dehidrasi. Cara mencampur bahan : larutkan 1 sendok teh gula pasir (4 gram) dan 1 ujung sendok teh garam dapur (1 gram) ke dalam segelas air masak (200 cc).
Begitu penderita mulai terserang berikan 2 atau 3 gelas larutan yang sudah jadi. Setelah itu setiap kali penderita mencret atau muntah berikan 1 gelas lagi. Sementara pertolongan pertama sudah terlaksana bawalah penderita penderita secepatnya ke rumah sakit terdekat. Pemberian larutan hendaknya diteruskan sampai penderita mendapat pertolongan dokter atau medis. Dengan cara sederhana tersebut penggantian cairan tubuh dapat sesegera mungkin diatasi sehingga dehidrasi dapat dihindari.
Pencegahan secara tuntas dari masalah muntaber ini dengan memperbaiki lingkungan sekitar dan air minum. Biasanya muntaber terjadi oleh karena lingkungan yang tidak sehat, kotor, kumuh, lembab dan buruknya kondisi air minum yang dikonsumsi. Sementara lingkungan masih belum sehat, maka penyebarluasan metode pertolongan pertama pada muntaber ini perlu dilaksanakan dengan efektif. Oleh karena itu biasakan hidup sehat dan bersih baik lingkungan atau makanan dan minuman yang kita konsumsi.
Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh racun tertentu yang terkandung di dalam beberapa makanan laut. Selain itu, penyakit ini dapat disebabkan karena penggunaan obat pencahar yang kuat untuk mengatasi sembelit. Gejala muntaber ditandai dengan muntah, diare dan bahkan demam yang disertai dengan dehidrasi. Awal gejala muntaber ditandai dengan rasa sakit dan kram pada perut.

9.      TIPES
Demam tifoid merupakan penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus, pembentukan mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di distal ileum.
Tifus / tipes abdominalis adalah suatu infeksi sistem yang ditandai demam, sakit kepala, kelesuan, anoreksia, bradikardi relatif, kadang-kadang pembesaran dari limpa / hati/kedua-duanya.
Penyebab
Salmonella typhi yang menyebabkan infeksi invasif yang ditandai dengan demam, toksemia, nyeri perut, konstipasi / diare. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain: perforasi usus, perdarahan, toksemia dan kematian.
Etiologi demam tifoid dan demam paratipoid adalah S.typhi, S.paratyphi A, S.paratyphi b dan S.paratyphi C.
3. Patofisiologis
Transmisi terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontraminasi urin/feses dari penderita tifus akut dan para pembawa kuman/karier.
Empat F (Finger, Files, Fomites dan fluids) dapat menyebarakan kuman ke makanan, susu, buah dan sayuran yang sering dimakan tanpa dicuci/dimasak sehingga dapat terjadi penularan penyakit terutama terdapat dinegara-negara yang sedang berkembang dengan kesulitan pengadaan pembuangan kotoran (sanitasi) yang andal.
Masa inkubasi demam tifoid berlangsung selama 7-14 hari (bervariasi antara 3-60 hari) bergantung jumlah dan strain kuman yang tertelan. Selama masa inkubasi penderita tetap dalam keadaan asimtomatis.
Gejala klinis
Gejala klinis pada anak umumnya lebih ringan dan lebih bervariasi dibandingkan dengan orang dewasa. Walaupun gejala demam tifoid pada anak lebih bervariasi, tetapi secara garis besar terdiri dari demam satu minggu/lebih, terdapat gangguan saluran pencernaan dan gangguan kesadaran. Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut pada umumnya seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah, diare, konstipasi, serta suhu badan yang meningkat

Tanda tanda Penyakit Tipes

Tanda-tanda dapat dalam beberapa bentuk, yaitu :
1. Keracunan Makanan (Salmonellosis)
Gejala demam, muntah, dehidrasi, diare, nyeri perut dan mual
2. Radang Usus
Gejala demam, diare berdarah, nyeri perut
3. Keracunan Darah
Gejala demam, kehilangan berat badan, nyeri perut, pernafasan cepat, tekanan darah turun, hati membesar atau infeksi, menggigil, kehilangan nafsu makan, jantung berdebar, syok, limfa membesar.
Penyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran penceraan yaitu usus halus. Kemudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai hati dan limfa sehingga berkembang biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat di raba.

10.    PENYAKIT KOKSIDIOIDOMIKOSIS ATAU DEMAM LEMBAH
Merupakan suatu penyakit atau infeksi yang di sebabkan oleh jamur Coccidioides immitis dan penyakit ini menyerang paru-paru dan apabila telah terjadi keparahan maka dapat menyerang ke seluruh tubuh dan dapat berakibat kematian bagi penderita terutama bagi penderita penakit AIDS karena menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya.
Penyebab Koksidioidomikosis atau Demam San Joaquin (Demam Lembah)
Penyakit Koksidioidomikosis di bawa oleh sejenis Jamur Coccidioides immitis, jamur jenis ini kebanyakan terdapat di negara Amerika Utara, Amerika Tengah dan Amerika Selatan dan biasanya menyerang para petani dan pekerja lainnya yang berhubungan dengan tanah yang terkontaminasi spora
Gejala Koksidioidomikosis
Terdapat 2  bentuk infeksi Koksidioidomikosis yaitu:
1.Koksidioidomikosis primer akut.
Merupakan suatu infeksi yang cukup ringan dan biasanya menyerang paru-paru bahkan tanpa gejla yang muncul dan hanya sedikit gejalanya di antaranya demam, nyeri dada dan menggigil. Adapun beberapa penderita mengalami rematik padang pasir (desert rheumatism), yaitu adanya konjungtivitis (peradangan selaput mata) dan artritis (peradangan sendi) disertai eritema nodosum (peradangan kulit).
2.Koksidioidomikosis progresif.
Merupakan suatu infeks yang cukup berat di karenakan bersifat menyebar ke seluruh tubuh dan kebanyakan berakibat fatal bagi penderitanya bahkan bisa mengakibatkan kematian khususnya bagi penderita yang sudah mempunyai penyakit AIDS karena penyakit ini menyerang sistem kekebalannya. Gejal penyakit jenis ini berupa demam ringan, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan dan badan terasa lemah.
logoblog

Thanks for reading Penyakit Endemik

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Contoh Soal PLH Kelas VIII

SOAL PLH KELAS VIII PENGHIJAUAN LINGKUNGAN Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (X) pad...

close