Powered by Blogger.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Business

Monday, 22 February 2016

Tumbuhkan Kedisiplinan pada anak

  kangato       Monday, 22 February 2016


a.    Pengertian Disiplin
Disiplin adalah cara untuk mengoreksi atau memperbaiki dan mengajarkan anak tingkah laku yang baik tanpa merusak harga diri anak (tidak boleh membuat anak merasa jelek atau tidak berharga sebagai manusia).
Anak usia dini yang biasa disebut balita memiliki ciri-ciri sebagai berikut: rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, minat yang luas, tidak takut salah, berani mengambil resiko, senang hal-hal baru, senang menjelajah lingkungan dengan bergerak, senang melempar pasir, mendorong teman, merebut mainan dan sulit berbagi dalam berbagai hal.
Tidak hanya orang dewasa, sifat disiplin sangat penting ditanamkan pada anak-anak sedini mungkin. Mungkin di usia anak-anak yang masih belum mempunyai tanggung jawab yang besar, kedisiplinan bukanlah hal yang penting. Namun bila sifat disiplin tersebut ditanamkan kepada buah hati kita sejak masa kanak-kanak, tentu akan menjadi sebuah modal yang sangat berharga bagi buah hati kita kala dewasa kelak. Namun menanamkan sifat disiplin bagi anak-anak tentu bukanlah hal yang mudah. Membutuhkan sebuah pembiasaan dan ketekunan, dan tentunya dengan bantuan dari orang tua.
Sebagai orangtuayang menginginkan buah hatinya menjadi anak yang disiplin, sifat disiplin itu sendiri harus tertanam di dalam hati orang tua. Dengan kata lain, semua harus dimulai dari orang tua, yang nantinya akan ditransfer atau diajarkan kepada anak. Adalah hal yang sia-sia bagi kita, orangtuayang menginginkan buah hatinya menjadi anak yang disiplin, namun kita sendiri kurang disiplin.
Disiplin sangat erat hubungannya dengan tanggung jawab dan peraturan. Tanggung jawab kita dengan buah hati kita tentu berbeda. Namun di dalam menaati peraturan, tentu sangat membutuhkan keselarasan. Orangtuadan anak harus menaati peraturan atau norma yang berlaku di tengah keluarga. Norma dan peraturan di dalam sebuah keluarga, tentu akan berbeda antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain. Oleh karena itu, orangtuaharus bertanggung jawab secara penuh dalam mendidik anak agar menaati peraturan atau norma di dalam keluarga kita masing-masing.
Menanamkan sifat disiplin kepada anak, harus dimulai dari hal-hal yang kecil. Kita sebagai orang tua, atau sebagai orang yang lebih dewasa tentu harus peka dalam hal ini. Mungkin kita bisa memulainya dengan cara membuatkan jadwal makan, tidur, mandi, dan aktivitas-aktivitas yang lain. Hal ini sangat penting agar buah hati kita belajar bagaimana cara mengahargai waktu dan menaati peraturan.

b.    Tujuan penanaman Disiplin pada anak usia dini adalah
  1. Mengajarkan tingkah laku apa yang diharapkan
  2. Memberitahu kenapa anak harus melakukan tingkah laku tersebut
  3. Mengajarkan tingkah laku mana yang tidak diharapkan pendidik
  4. Memberitahu kenapa anak harus meninggalkan tingkah laku tersebut
  5. Memberikan gambaran kepada anak bagaimana perasaan orangtua terhadap tingkah laku anak.
Kadang-kadang disiplin diartikan sebagai hukuman (“anak ini harus didisiplinkan” yang artinya “anak ini harus dihukum”). Sebenarnya ada perbedaan yang mendasar antara dua hal tersebut:
Disiplin
Hukuman
  1. Mengajarkan anak bagaimana bertingkah laku
  2. Membuat anak mengerti kenapa tingkah lakunya salah
  3. Tidak merusak rasa percaya diri anak
  4. Memberikan kesempatan anak untuk memperbaiki tingkah laku
  5. Membuat anak bertanggung jawab atas tingkah lakunya
  1. Mengatakan kepada anak bahwa anak buruk
  2. Tidak mengajarkan apa yang seharusnya dilakukan anak
  3. Membuat anak kadang tidak mengerti hubungan antara hukuman dengan tingkah lakunya yang salah
  4. Biasanya tidak ada hubungannya dengan kesalahan anak
“Mama tidak tahu apa yang kamu inginkan, tolong katakan dengan baik agar mama tahu”
“Ayo berhenti berhenti nangisnya nanti mama kurung di kamar mandi! Mama pusing dengar kamu menangis. Kamu ingin apa sih!”

c.    Kiat-kiat sukses dalam mendisiplinkan anak usia dini:
1)      Gunakan komunikasi produktif, yaitu:
  1. Gunakan bahasa positif dan ucapkan dengan jelas (tidak bertele-tele). Contoh: katakan: “semuanya berjalan”
  2. KISS (keep information short & simple). Katakan dengan singkat apa yang ingin disampaikan. Jelas dan padat. Contoh: katakan:”semuanya duduk ibu akan segera cerita”
  3. Jelas dalam mengkritik dan memberikan pujian. Jika anak butuh dikritik maka pisahkan anak dari tingkah lakunya. Gambarkan dengan jelas kesalahan anak dan katakan apa yang harus dikerjakan.
  4. Terimalah perasaan anak. Dengarkan anak tanpa mengkritik dan menilai. Hargai pikiran dan perasaan anak, bahkan ketika mereka sedang marah atau bertingkah laku negatif. Latih anak untuk mengungkapkan marahnya dengan lisan daripada memukul atau menggigit.
  5. Mendengarkan anak dengan penuh perhatian. Salah satu cara untuk memperbaiki komunikasi adalah mendengar aktif, jongkok untuk bisa melakukan kontak mata, beri perhatian penuh.
  6. Bicaralah dengan ekspresi wajah, bahasa tubuh dan nada suara yang pas. Riset membuktikan bahwa 70%-80% pesan dikirim oleh bahasa tubuh dan nada suara. Buatlah ketiganya pas dengan pesan yang ingin disampaikan.
  7. Kendalikan nada suara. Jangan berteriak atau memanggil dari tempat yang jauh dari anak (3 meter). Dekati anak dan bicara padanya dengan lembut.
2)      Waktu dan keyakinan. Disiplin butuh waktu, maka itu rencanakan setiap hari untuk bicara dan mendengar anak. Jangan lupa berikan keyakinan pada anak bahwa ibu serius dan peduli pada anak.
3)      Penguatan positif
Riset membuktikan bahwa lebih efektif menggunakan penguat positif daripada menggunakan penguat negatif atau hukuman. Hukuman memang menghentikan tingkah laku negatif, namun tidak mengajarkan anak bagaimana memperbaiki tingkah lakunya. Lebih jauh lagi akan menumbuhkan rasa dendam dan anak kehilangan harga dirinya.
Penguat positif  memberikan kesempatan anak untuk bertingkah laku baik, menumbuhkan rasa percaya diri, memberikan rasa mandiri dan rasa berhasil. Ada beberapa penguat positif yaitu:
  1. Penguat sosial berupa senyum, pujian verbal / lisan
  2. Penguat kegiatan berupa hak-hak istimewa
  3. Penguat primer berupa stiker, bintang balon. Kacang dll
  4. Beberapa teknik yang dapat dilakukan jika anak bertingkah laku negatif:
  5. Distraksi (mengalihkan perhatian)
  6. Pengarahan positif. Berikan anak tingkah laku alternatif dan ajarkan penyaluran emosi yang bisa diterima secara sosial
  7. Mengingatkan untuk memberi nama pada perasaan anak (verbalisasi perasaan)
  8. Konsekuensi logis, yaitu apa yang terjadi harus secara alamiah mengikuti tingkah laku anak. Misalnya anak merubuhkan balok yang dibangun temannya, maka anak harus membangunnya kembali. Dengan demikian konsekuensi logis membantu anak untuk malihat adanya hubungan antara tingkah laku anak dengan dampak tingkah lakunya pada orang lain.
memberi pilihan, membuat anak bertanggung jawab dengan tingkah lakunya. Caranya berikan anak dua pilihan yang mengarah pada tingkah laku yang diharapkan. Misalnya:”kamu mau membereskan balok yang kecil dulu atau yang besar dulu?” bukan “kamu mau bereskan balok ini nggak?”.
Memberikan sentuhan yang menyenangkan. Usap punggung anak jika anak kelihatan kesal atau tegang.
Kontak mata sangat penting. Bahwa setiap kali orangtuamelihat secara langsung pada anak, maka anak mengurangi tingkah laku negatifnya.
logoblog

Thanks for reading Tumbuhkan Kedisiplinan pada anak

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Contoh Soal PLH Kelas VIII

SOAL PLH KELAS VIII PENGHIJAUAN LINGKUNGAN Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (X) pad...

close