Powered by Blogger.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Business

Friday, 25 March 2016

KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN

  kangato       Friday, 25 March 2016


Perkembangan  bahasa  anak  adalah  pemahaman  dan  komunikasi melalui kata, ujaran, dan tulisan. Pemahaman kata yang dikomuniasikan melalui ujaran ujudnya mendengarkan dan berbicara. Pemahaman kata yang dikomunikasi dalam bentuk tulisan ujudnya membaca dan menulis. Dengan demikian perkembangan bahasa meliputi kemampuan mendengarkan berbicara, menulis dan membaca.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa perkembangan bahasa meliputi 4 area utama, tetapi dalam pembahasan yaitu:
1.  Mendengarkan

Mampu mendengarkan dengan benar dan tepat memainkan bagian yang penting dalarn belajar dan berkomunikasi dan penting dalam tahap- tahap pertama dari belajar membaca.
a. Tahapan dalam mendengarkan:
         Baru lahir : mendengarkan dengan suara- suara (bayi baru terkaget-keget mendengarkan suara)
    Bayi   dan   Batita   (infants   and   todler): mendengarkan eksperirnen, bisa memberikan respon, Menunjukkan ketertarikannya pada buku-buku bergambar, Menyebutkan benda ergambar dan berpartisipasi
         Anak   umur   3-4   tahun   yang   sudah   masuk   playgroup/Early preschoolers:  bercerita,  menyanyi,  bermain  dengan  jari, menyebutkan nama-nama, mengenal irama.
    Anak  umur  4-5  tahun  (TK  A)  :  Sudah  bisa  membedakan  dan menghubungkan bunyi dan simbol

                
2.  Berbicara
Kemampuan berbicara berhubungan dengan fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Bagaimana anak berbicara sangat erat kaitannya dengan aktivitas mendengarkan bunyi-bunyi, termasuk mendengarkan orang berbicara. Meniru apa-apa yang didengarkan sebagai awal dari aktivitas berbicara.
Cara terbaik untuk mendorong perkembangan bahasa anak-anak adalah menyisihkan waktu untuk berbicara dengan anak-anak. Doronglah anak- anak untuk mengungkapkan pendapat, melontarkan pertanyaan dan rnengambi! keputusan. Anak-anak belajar kata-kata baru dengan rnendengar kata-kata tersebut yang digunakan dalam konteks. Anak-anak juga belajar banyak dengan mendengarkan pembicaraan. Hal yang perlu diperhatikan    orang    dewasa    saat berbicara dengan anak adalah menghindari mengkritik, menyalahkan dan mengoreksi apa yang anak-anak katakan atau mengkritik cara mereka mengungkapkan diri. Bila anak melakukan   kekeliruan   saat   meniru atau mengucapkan kata atau kalimat, orang dewasa cukup mengulang dengan memperbaikinya tanpa memberi komentar apapun. Misal, saat anak mengucapkan ‘bu potong, nggk bisa’, orang dewasa cukup mengulang ‘oh kamu (Ani) belum bisa memotongnya yaa, jadi ibu yang memotongkan yaa’. Cara memperagakan pengucapan kata yang benar seperti itu lebih berhasil dari menerangkan cara mengucapkan kata dalam pembicaraan.  

3.  Perkembangan Kosa Kata
Untuk menambah perbendaharaan kata, anak dapat diajak untuk membaca sedini mungkin. Riset menunjukan bahwa anak-anak yang kaya  dengan  kosakata  dan  mempunyai pengalaman  banyak  dalam menggunakan  bahasa  akan  lebih  berhasil disekolah  daripada  yang tidak  mempunyai  pengalaman  sama  sekali  (Hart  &  Risley  1995).
Dalam buku Creative Curriculum for Preschool disebutkan bahwa anak dapat menambah kosakata dengan berbagai cara antara lain:
    Dengan melibatkan anak pada pembicaraan yang bersifat informal- bercakap-cakap baik dengan teman maupun orangtua
    Dengan mengajak bernyanyi, membaca puisi, bermain dengan jari jemari atau gerakan fisik.
 Dengan     memberikan     pengalaman     pertama     dalam memperdengarkan kata-kata baru khususnya dalam menggambarkan apa yang sedang mereka lakukan.
 Membaca dengan jelas- mendengarkan cerita dari buku dan membahas kata-kata baru dalam cerita tersebut.
    Dengan  melihat  gambar,  anak  dapat  rnengeksplorasi  serta  ada dialog antara orangtua dan anak. Misal: "Putri salju sedang apa, nak?. Pada awalnya, batita masih terbatas kosakatanya. Tetapi, mereka tetap bisa paham jika kita menggunakan kalimat yang pendek dan sederhana.


4. Ekspresi
Gunakan bahasa yang singkat, jelas, dan benar (jangan gunakan bahasa kekanakan). Selain itu, berbicara dengan pelan dan dibantu dengan ekspresi wajah atau gerakan tubuh. ini membantu anak untuk mengulangi kata-kata yang diucapkan. Sebab, sebelum mereka bisa bicara sebenarnya mereka telah paham makna kata2 tersebut.
Walaupun  anak  belum  bisa  bicara,  narnun  perhatikanlah  suara,  bahasa tubuh, dan ekspresi wajah. Sehingga, kita akan memahami perasaan anak dan mereka juga akan merasa dihargai. Dengan demikian, anak akan memahami bahwa ia memiiiki kekuatan meialui kata-katanya. Contoh : anak berkata, "aku ingin itu". Ketika lingkungan paham, ia tidak per!u rnerebut mainan atau sebaliknya tidak mengungkapkan keinginannya.

5.  Lafal Ucapan
Ketika anak menggunakan bahasa kanak-kanaknya, jangan ditirukan atau diolok-olok. JANGAN DISALAHKAN. Yang penting, gunakan kata-kata anak, kemudian diikuti dengan kata-kata yang benar. Contoh : "Ade' mau cucu? lya, mama ambilkan susunya ya.."
logoblog

Thanks for reading KOMUNIKASI DALAM PENGASUHAN

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Contoh Soal PLH Kelas VIII

SOAL PLH KELAS VIII PENGHIJAUAN LINGKUNGAN Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (X) pad...

close