ETIKA DAN ETOS KERJA PENDIDIK ANAK USIA
DINI
Etika
yang diajarkan dan diaplikasikan secara terus-menerus merupakan salah satu
landasan untuk terbentuknya kepribadian individu. Kepribadian, menurut G. Allport, adalah organisasi dinamis di dalam
individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan
tingkah-laku dan pikirannya secara karakteristik dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungan. Kepribadian selalu berkembang dan berubah meskipun
ada suatu sistem organisasi yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen
dari kepribadian kita. Kepribadian melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak
terpisahkan) dalam satu kesatuan yang mengandung kecenderungan-kecenderungan
dalam tingkah laku individu. Kepribadian sifatnya individual karena tidak ada
orang yang memiliki kesamaan dalam upaya menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Oleh sebab itu, kepribadian membedakan individu. Dalam
perjalanannya, kepribadian seseorang berhadapan dengan lingkungannya yang turut
membentuknya hingga mencapai taraf kematangan tertentu.
Kepribadian
juga terkait dengan etos. Etos berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti
sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini
tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat
yang dapat membedakan satu kelompok dengan kelompok atau masyarakat lain. Oleh
sebab itu, etos berkaitan dengan kebudayaan suatu kelompok masyarakat. Etos
merupakan produk dari sistem kepercayaan yang diterima seseorang atau kelompok
atau masyarakat.
Setiap
pendidik haruslah terus-menerus membangun etos keguruannya agar akhirnya ia
bisa menjadi guru atau pendidik yang terbaik. Etos kerja yaitu semua kebiasaan
baik yang harus dilakukan di tempat kerja. Ada kebiasaan bekerja cerdas yang
dapat menjadi landasan etos kerja positif bagi para pendidik. kebiasaan dalam etos
kerja positif adalah :
1) Bekerja
ikhlas penuh rasa syukur
2) Bekerja
penuh integitas
3) Bekerja
keras penuh semangat
4) Bekerja
serius penuh kecintaan
5) Bekerja
cerdas penuh kreativitas
6) Bekerja
tekun penuh keunggulan
7) Bekerja
paripurna penuh kesabaran.
Selain etos kerja tersebut, dikenal pula etos
kerja berlandasan spiritual yang dapat dikembangkan lagi oleh guru dan
implementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, yakni Etos kerja sebagai mental
rohani. Bagaimana kita memandang tugas kita guru dari segi mental rohani, agar
didapatkan kepuasan kerja, pahamilah hal berikut ini:
1) Kerja adalah
rahmat, kerja merupakan panggilan, kerja adalah aktualisasi, kerja adalah ibadah,
kerja adalah seni, kerja merupakan kehormatan, dan kerja adalah pelayanan.
2) Rahmat
; jiwa besar, pikiran luas , hati baik, rejeki akbar, sumber berkah, suka cita,
ikhlas, bersyukur.
3) Amanah; adil, benar, jujur, aman terpercaya, bertanggungjawab, pembangun,dan
pengembang.
4) Panggilan; responsif, ekspresif, unik, khas,
berintegrasi, tuntas, tumbuh menjadi lebih
baik.
5) Ibadah; penuh cinta, sayang, setia, komitmen,
berbakti, mengabdi, berserah.
6) Seni ; indah, estetik,artistik, imajinatif,
kreatif, inovatif,
7) Kehormatan ; harkat,martabat, mulia, hebat,
berkualitas, unggul, excellent.
8) Pelayan
; fokus pada pelangganan,
sempurna, paripurna, ramah, simpatik, memuaskan.
Tanpa
etos kerja yang tinggi, seorang pendidik tidak mungkin dapat meningkatkan
produktivitas mengajarnya seperti apa yang diharapkan. Upaya menumbuhkan etos
kerja yang positif tidak dapat dipaksakan karena dalam menumbuhkan etos kerja
diperlukan kolaborasi dan keselarasan relasi antara individu di dalam suatu
komunitas pendidikan.
Pendidik dan Kepribadian
Pendidik, secara spesifik “guru”, oleh Macmillan
didefinisikan sebagai seorang yang dihormati dan tempat meminta nasihat untuk
permasalahan-permasalahan tertentu. Guru adalah seorang yang mengajar dengan
hatinya, membimbing dengan nuraninya, mendidik dengan segenap keihklasan dan
menginspirasi dan menyampaikan kebenaran dengan rasa kasih. Oleh sebab itu,
penting bagi seorang pendidik anak usia dini untuk memiliki kepribadian atau
etos yang positif. Secara umum, menurut
A. Tabrani Rusyan, kepribadian atau etos penting bagi para profesional, antara
lain pendidik, sebagai :
1) pendorong timbulnya perbuatan, 2) penggairah dalam
aktivitas, dan 3) penggerak yang menentukan cepat atau lambatnya suatu
perbuatan.
Orang yang bekerja di lingkungan pendidikan, pendidik dan
tenaga kependidikan, seharusnya tidak hanya melihat pekerjaannya sebagai tempat
mencari nafkah. la harus melihatnya sebagai tugas yang mengemban esensi
pendidikan. Menurut Isjoni dan Suarman (2003) pendidikan itu bukan hanya untuk
hari ini dan esok, melainkan membangun kehidupan jauh ke depan. Esensi
pendidikan dalam hal ini bagaimana mencerdaskan SDM, masyarakat dan bangsa,
sehingga mampu beradaptasi sekaligus melakukan pembaharuan dalam kehidupannya.
Guru yang berkualitas akan terbentuk jika memiliki kepribadian
dan etos kerja yang tinggi. Menurut Jansen Sinamo ada delapan etos kerja
unggulan yang perlu dipahami, yang dapat dikembangkan oleh guru dalam bertugas.
Etos kerja tersebut sebagai berikut:
1) Kerja itu suci, kerja adalah panggilan ku,
aku sanggup bekerja benar.
2) Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku,
aku sanggup bekerja keras.
3) Kerja itu rahmat, kerja adalah terima
kasihku, aku sanggup bekerja tulus.
4) Kerja itu amanah, kerja itu tanggungjawabku,
aku sanggup bekerja tuntas.
5) Kerja itu seni / permainan, kerja adalah
kesukaanku, aku sanggup kerja kreatif
6) Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku,
aku sanggup bekerja serius,
7) Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku,
aku sanggup bekerja sempurna.
8) Kerja itu kehormatan, kerja adalah
kewajibanku, aku sanggup bekerja unggul
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyDeleteJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)