Pengertian dan Ruang Lingkup Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah pola umum
perbuatan guru dan murid dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Strategi
pembelajaran adalah segala usaha guru untuk menerapkan berbagai metode
pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian strategi pembelajaran menekankan kepada bagaimana
aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak belajar.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan
merencanakan pembelajaran yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan guru dan murid, termasuk di dalamnya penggunaan metode dan
pemanfaatan sumber daya untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pendekatan/Model Pembelajaran adalah:
a.
Pola pembelajaran yang sistematis dan terukur
yang didapatkan melalui proses berpikir keras (hard thinking) dan pola tersebut
didukung oleh teori/asumsi serta kinerja refleksi yang kuat dan mendalam dari
penemu atau penciptanya.
b.
seperangkat asumsi untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran Contohnya pendekatan Maria Montessori, Bank Street, High Scope, Reggio
Emilia, kurikulum kreatif, BCCT, dan pendekatan PAUD lainnya
Metode pembelajaran adalah :
a.
Cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Cara yang digunakan
dalam menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pembelajaran
b.
Cara agar peserta
melakukan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
Contohnya ceramah, tanya
jawab, menyanyi, bercerita, mendongeng, bermain peran,
demonstrasi, diskusi ,dan sebagainya
Teknik pembelajaran adalah suatu cara pengelolaan secara sistematis untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Contohnya, wawancara, angket, dsb,
Beberapa kriteria yang penting untuk menjadi pertimbangan
guru dalam memilih strategi pembelajaran, adalah sebagai berikut.
1.
Karakteristik tujuan
pembelajaran, yaitu mengembangkan domain fisik-motorik, kognitif, sosial emosi,
bahasa, dan estetika. Selain dari aspek domain tersebut, dapat juga untuk
mengembangkan pemahaman anak mengenai nilai-nilai, etika dan sebagainya.
2.
Karakteristik anak
sebagai peserta didik baik usianya maupun kemampuannya. Setiap anak memiliki
karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda. Guru harus terlebih dahulu peka
dalam membaca dua hal tersebut, sehingga dapat membuat strategi yang sesuai
dengan usia dan kemampuan anak didiknya agar tidak terjadi suatu pemaksaan
terhadap kemampuan anak.
3.
Karakteristik tempat
yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran apakah di luar atau di dalam
ruangan. Lingkungan sangat mempengaruhi perilaku. Oleh karena itu, penting bagi
guru dalam merancang strategi pembelajaran, untuk memikirkan juga tempat yang
akan dipakai agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, sentra
bermain alam agar dilakukan di luar ruangan, dikarenakan kegiatan dalam sentra
tersebut lebih banyak menggunakan bahan-bahan sifat cair, sehingga akan
terhindar dari terjatuhnya anak karena lantai yang licin, dan sebagainya.
4.
Karakteristik tema atau
bahan ajar yang akan disajikan kepada anak. Guru dapat melibatkan orang tua dan
lingkungan sekitar sekolah dalam menetapkan tema dan bahan ajar untuk anak.
Misalnya, guru dapat memaksimalkan kekayaan alam yang ada di sekitar lingkungan
sekolah untuk dijadikan bahan ajar. Dengan memaksimalkan potensi alam di
sekitar lingkungan anak, maka anak akan menjadi lebih peka terhadap
lingkungannya. Selain memaksimalkan potensi alam, dapat juga memaksimalkan
potensi dari para orangtua murid. Misalnya, dengan mengundang orangtua murid
dengan profesi tertentu sebagai guru tamu pada saat membahas tema yang sesuai.
Dengan begitu anak didik akan merasa bangga dengan orangtua mereka, dan
bersemangat dalam kegiatan tersebut. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk
memotivasi anak agar menaruh minat yang besar pada setiap kegiatan yang akan
disajikan. Dan hal yang menjadi pokok adalah menetapkan tema dan bahan ajar
yang berguna, baik dan sesuai untuk anak serta dikemas secara menarik.
Karakteristik pola
kegiatan yang akan digunakan apakah melalui pengarahan langsung, semi kreatif
atau kreatif. Guru juga perlu memikirkan cara penyampaian bahan ajar atau
materi agar dapat tersampaikan dan diterima dengan baik oleh anak didik.
Pengarahan materi yang baik, akan terlihat dari cara anak dalam bekerja. Anak
akan bekerja sesuai dengan arahan yang diberikan oleh guru sebelumnya.
Sedangkan apabila arahan tidak diberikan dengan baik, maka anak akan lebih
banyak bertanya atau terlihat bingung untuk memulai kegiatan. Namun tentu saja,
daya tangkap setiap anak berbeda, oleh karena itu dibutuhkan kepekaan guru
dalam membaca anak.
Prinsip-prinsip Strategi,
pendekatan, metode dan teknik Pembelajaran Anak Usia Dini
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip metode dan teknik
pembelajaran PAUD adalah sebagai berikut:
1. Berorientasi pada tujuan
Hal tersebut merupakan komponen yang utama, segala aktifitas
pembelajaran antara guru dan anak didik sangat penting, sebab \pembelajaran
adalah proses kegiatan yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu
strategi pembelajaran dapat dirasakan keberhasilannya bila anak didik mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian guru harus terlebih
dulu menetapkan tujuan pembelajaran sebelum memberikan pelayanan kepada anak
didik, seperti pembuatan rencana kegiatan harian, mingguan maupun bulanan atau
yang biasa disebut dengan lesson plan. Dalam lesson plan, selain
menetapkan kegiatan dan materi yang akan disampaikan, perlu juga menetapkan
tujuan dari kegiatan tersebut.
2. Aktivitas
Pembelajaran bukan saja menghafal fakta atau sekedar informasi, tetapi
pembelajaran adalah berbuat untuk memperoleh pengalaman baru. Oleh karena itu
strategi pembelajaran harus dapat mendorong anak didik untuk banyak melakukan
uji coba dan permainan-permainan baru, meliputi aktifitas yang bersifat psikis
seperti aktifitas mental.
3. Individualistis
Pembelajaran adalah usaha mengembangkan setiap individu anak didik,
sebaiknya standar keberhasilannya ditentukan oleh standar keberhasilan guru,
semakin tinggi standar keberhasilan, semakin berkualitas proses pembelajaran.
4. Integritas
Pembelajaran bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi
harus mengembangkan aspek lain, yaitu afektif dan psikomotor. Oleh karena itu
strategi pembelajaran harus mengembangkan aspek-aspek tersebut secara
integrasi, salah satunya metode diskusi tidak hanya mendorong intelektual anak
didik, tetapi mereka didorong secara keseluruhan untuk bersikap jujur, tenggang
rasa dan lainnya.
Di dalam peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 Bab IV pasal 19
dikatakan bahwa proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi anak didik untk
berpartisipasi aktif, berprakarasa, kreatif dan mandiri sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis anak didik.
5.
Interaktif
Interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekedar
menyampaikan pengetahuan dari guru ke anak didik, melainkan mengajar sebagai
proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang anak untuk belajar. Dengan
demikian melalui proses interaksi memungkinkan anak berkembang baik mental
maupun intelektual.
6.
Inspiratif,
Inspiratif mengandung makna agar setiap anak didik selalu mencoba dan
melakukan hal-hal yang baru dengan mendapatkan informasi dan dapat memecahkan
masalahnya sendiri. Dengan demikian guru harus memberikan kesempatan kepada
setiap anak didik agar dapat berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya.
7.
Menyenangkan,
Menyenangkan mengandung makna bahwa pembelajaran untuk anak didik
terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Oleh karena itu guru harus
mengupayakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, dimulai dengan penataan
lingkungan main yang apik dan menarik, serta memenuhi unsur kesehatan, mulai
dari kebersihan lingkungan main, pengaturan cahaya apabila belajar di dalam
ruangan, ventilasi yang baik, dan memenuhi unsur keindahan. Misalnya cat
dinding yang segar dan bersih, lukisan dan karya-karya anak yang tertata rapi,
media dan sumber belajar yang relevan, dan bahasa tubuh guru yang mampu
membangkitkan motivasi belajar anak didik.
8.
Menantang,
Menantang mengandung makna bahwa pembelajaran adalah proses yang
menantang anak didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir untuk merangsang
kerja otak secara maksimal.
Kemampuan menantang dapat melalui aktifitas kerja anak dengan mencoba
berbagai kegiatan main memanfaatkan bahan main yang berasal dari daun-daunan,
tanah liat, lumpur, dan lain-lain sehingga secara tidak langsung anak sudah
berpikir secara intuitif atau bereksplorasi.
Apabila guru hendak memberikan informasi, harus mampu membangkitkan anak
didik menelan untuk memikirkan sebelum mengambil kesimpulan.
9.
Motivasi,
Motivasi mengandung
makna dorongan dari dalam jiwa anak didik untuk bertindak atau melakukan
sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri anak didik manakala anak
didik merasa membutuhkan. Oleh karena itu guru harus dapat menunjukkan
pentingnya setiap anak mempunyai pengalaman dan materi belajar untuk kebutuhan
dirinya, dengan demikian anak didik belajar tidak sekedar memperoleh nilai atau
pujian melainkan didorong oleh rasa ingin tahu sesuai kebutuhannya
No comments:
Post a Comment