STRATEGI PENGELOLAAN KEGIATAN MAIN ANAK
Strategi pengelolaan kegiatan main anak
meliputi Kegiatan di dalam ruangan (Indoor) ataupun kegiatan diluar
ruangan (Outdoor).
1.
Pengelolaan
kegiatan main anak didalam kelas (Indoor) meliputi :
a. Sentra
Prinsip dasar pembelajaran sentra adalah
Pendidikan berorientasi pada anak, Dunia anak adalah dunia bermain, Kegiatan
pembelajaran dirancang secara cermat untuk membangun sistematika kerja,
Kegiatan pembelajaran berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup anak,
Pendidikan dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang, mengacu pada
perkembangan anak.
b. Classical
Prinsip dasar pembelajaran classical
adalah menggunakan metode klasifikasi kelas menurut usia anak.
c. Sudut
Prinsip dasar pembelajaran sudut adalah
pembelajaran dengan menggnakan sudut–sudut ruangan sebagai tempat pembelajaran
yang didalamnya terdapat media–media tertentu untuk menunjang proses
pembelajaran.
d. Area
Serupa
dengan prinsip dasar pembelajaran sudut. Hanya saja Area adalah pembelajaran
yang tidak hanya menggunakan sudut–sudut ruangan sebagai tempat pembelajaran.
2.
Pengelolaan kegiatan main anak di luar kelas, meliputi :
Adapun
pengelolaan kegiatan main anak dengan kegiatan
di luar kelas meliputi lingkungan di luar kelas yang dapat
digunakan untuk tempat belajar. Taman, telaga, danau,
kebun dan yang lainnya, merupakan tempat yang menarik untuk anak–anak belajar
dan bertumbuh. Keunggulannya adalah anak–anak dapat menunjukan ketertarikan
secara alami dan rasa ingin tahu yang dalam. Disini anak–anak dapat belajar
disemua tempat perkembangan dan guru guru dapat meningkatkan pertumbuhan mereka
melalui pengamatan, interaksi dan kegiatan yang telah direncanakan.
Lingkungan
diluar kelas menambah keseimbangan hari. Sangat sehat dan baik untuk anak–anak
dan guru dalam menghirup udara segar, merasakan udara, menikmati kebebasan
ruangan terbuka dan menggunakan otot–otot dengan cara yang baru.
Beberapa
dampak positf dari kegiatan di luar
kelas adalah sebagai berikut :
a.
Perkembangan
Fisik
Diluar
ruangan, anak–anak akan semakin tahu bagaimana tubuh mereka bekerja dalam
ruangan yang berbeda dengan merasakan kekuatan fisik, keseimbangan, dan stamina
dikembangkan dengan terampil.
b. Keterampilan
Sosial Budaya
Lingkungan
diluar secara alami mendorong interaksi diantara anak dan lingkungannya. Suara
keras diluar ruangan sangat diperbolehkan dan menyanyi dan berteriak juga akan
menjadi media interaksi mereka. Beberapa anak yang pendiam akan lebih mudah
bergaul ketika berada di luar ruangan. Karena keadaan di luar yang dinamis
pula, guru–guru akan mampu mengamati anak–anak lebih jauh.
c. Perkembangan Intelektual
Perkembangan
intelektual akan meningkat bagi setiap anak ketika belajar di luar ruang kelas.
Mereka akan dapat melihat proses alami secara langsung dan mendokumentasikannya
dalam setiap kegiatan yang berlangsung. Hal ini tentu jauh lebih baik daripada
anak–anak dipaksa untuk membayangkan beberapa peristiwa alam yang hanya
diungkapkan secara verbal oleh guru. Lingkungan diluar akan membuat anak–anak
mengembangan imajinasi daya khayalnya serta mengasah kreativitas mereka
Semua kegiatan bermain anak, baik di dalam
kelas (indoor) maupun di luar kelas (outdoor) selalu dimulai dengan 4 (empat)
langkah pengelolaan kegiatan main, yaitu :
1. Penataan Lingkungan Main Anak
Penataan lingkungan main diperlukan agar
lingkungan main anak lebih terstruktur, terencana akan menciptakan kondisi
nyaman pada lingkungan main anak.
Riset
tentang otak manusia menyangkut
pemerkayaan itu sangat persuasif. Sehingga American Academy of Architects memiliki cabang baru yang disebut Architect for Neuroscience
yang mempertimbangkan lingkungan fisik sebagai faktor dalam mengubah otak.
Lingkungan merupakan semua hal yang mencakup dan dimiliki sekitar arena
permainan. Diantaranya lantai,
dinding–dinding, bentuk serta ukuran ruangan belajar, taman, perabotan dan
bahan–bahan yang akan diperlukan dalam lingkungan main. Ruangan belajar yang
secara estetika memberi kesan aman dan
nyaman, dapat membantu suasana pembelajaran menjadi nyaman. Rancangan didalam
maupun di luar kelas harus direncanakan dengan baik. Suasana yang telah di tata
dan direncanakan dapat mendukung anak untuk proses sosialisasi dan pemecahan
masalah. Sehingga anak-anak akan tertarik untuk terus belajar, menelusuri
bahan–bahan dan mencari berbagai informasi baru.
Berikut
ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menata lingkungan main :
a. Suhu Ruangan,
Hal pertama yang akan
diperhatikan anak ketika memasuki ruang belajar adalah suhu ruangan. Jendela
adalah hal termudah untuk mendapatkan sirkulasi yang baik. Jika sangat
memungkinkan, guru harus menemukan cara untuk memberikan sirkulasi yang baik.
b. Akustik dan Mutu Suara,
Ruang kelas yang tidak
dirancang dengan baik akan berpengaruh terhadap kebisingan, gema dan masalah
akuistik lainnya sehingga menyebabkan terganggunya perhatian dan disiplin ruang
kelas.
c. Penerangan,
Penerangan alamiah
sesungguhnya lebih baik daripada penerangan lampu listrik. Sebagian alasannya
adalah bahwa penerangan alamiah itu lebih terang. Terkadang penerangan lampu
nyang sudah tua dan berkedip akan mengganggu pengelihatan.
d. Ukuran Ruang dan
kepadatan,
Kepadatan dalam
lingkungan kelas dapat menimbulkan stress. Kelas yang penuh sesak akan
menyebabkan anak saling bersenggolan, bertabrakan dan menganggu satu sama
lainnya.
e.
Mebel
dan MobilitasTempat duduk,
Kursi – kursi yang tidak nyaman dan berat
serta tempat duduk yang terpatri mati akan menciptakan lingkungan belajar yang kaku.
2.
Pembukaan kegiatan Main
Pembukaan kegiatan main diperlukan
untuk menambah gairah anak dalam melakukan pembelajaran. Dalam kegiatan awal
main, yang paling menentukan adalah seorang guru/ pengajar. Adapun beberapa hal
pfenting yang perlu dilakukan dalam tahapan ini adalah : guru bertindak sebagai
informan pengetahuan untuk setiap anak yang akan melakukan pembelajaran serta
guru membuat aturan kesepakatan yang harus dipatuhi oleh setiap anak tanpa
pengecualian. Aturan di awal permainan sangat bermanfaat dalam peningkatan
kedisiplinan anak serta melatih kemandirian anak.
Berikut ini adalah contoh pembukaan kegiatan
main yang dapat diterapkan sebelum anak melakukan permainan :
Pada hari tersebut materi yang akan sampaikan
kepada anak/ siswa adalah mengenai “
Buah Pepaya” maka sebelum pembelajaran
dimulai, guru sebaiknya memberikan penjelasan kepada anak mengenai “Buah
Pepaya”. Dimulai dari : Asal Buah Pepaya, Bentuk Buah Pepaya, Manfaat dan
Kegunaan Buah Pepaya dan banyak lagi. Sehingga ketika pembelajaran dimulai akan
terasa suasana yang sangat menyenangkan.
Selanjutnya setelah memberikan
penjelasan dan informasi maka guru sebaiknya membuat suatu kesepakatan bersama
yang harus dipatuhi oleh semua anak siswa tanpa terkecuali. Misalnya, anak
diharuskan menggunakan media crayon secara bergantian. Hal ini dilakukan untuk
menumbuhkan sikap peduli dan peka dalam
diri anak.
Dampak positif dalam
pembukaan kegiatan main adalah :
a. Meningkatkan daya fikir
b.
Menganalisa masalah dan
c.
Memecahkan masalah dan
meningkatkan rasa percaya diri anak ketika proses pembelajaran berlangsung
3.
Kegiatan Inti Pada Saat Bermain
Kegiatan inti saat bermain berkaitan erat
dengan taksonomi pertanyaan, yang terdiri atas Fakta, Konvergen, divergen dan
penilaian.
Fakta merupakan rangkaian jawaban yang
diberikan dan bersifat absolut/ sebenarnya. Konvergen adalah jenis pertanyaan
yang hanya memiliki satu jawaban. Divergen adalah jenis pertanyaan yang
memiliki banyak jawan yang benar. Sedangkan penilaian adalah bentuk pertanyaan
yang memerlukan uraian untuk menjawabnya.
Contoh :
•
Fakta : “Apa rasa air
laut?”
Jawab : “asin”
•
Konvergen : “Bagaimana ikan bergerak di air?”
Jawab : ”berenang”
•
Divergen : “Apa saja yang hidup di laut?”
Jawab : Ikan, Plankton,
Ubur – ubur, dll
•
Penilaian : “Apa yang terjadi kalau air laut tercemar?”
Jawab : Akan menyebabkan
laut menjadi kotor, Akan menyebabkan kematian bagi seluruh biota laut dll.
4.
Penutup Setelah Kegiatan
Main
Penutup setelah kegiatan main dilakukan untuk membagi
pengalaman antara satu anak dengan yang lainnya, memberikan informasi–informasi
baru sehingga akan terlihat perkembangan setiap anak dalam menangkap setiap
materi pembelajaran.
Dalam Tahap ini guru dapat melakukan hal–hal dibawah ini :
a. Menyelesaikan Buku
Harian pelajaran anak
b. Memainkan suatu game
yang melibatkan poin – poin pokok dari pelajaran
c. Memasukan sesuatu yang
relevan kepada anak untuk di sharing (dibagi) satu sama lain.
d. Menulis puisi tentang
pembelajaran yang telah dilakukan oleh anak/siswa, atau sebaliknya meminta
mereka menggambarkan perasaan mereka tentang pembelajaran tersebut.
Mengucapkan terimakasih secara verbal atas
keikutsertaan mereka dalam pembelajaran dan menjalani kesepakatan bermain.
No comments:
Post a Comment