Powered by Blogger.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Business

Thursday, 21 April 2016

STRATEGI PENGELOLAAN KEGIATAN MAIN ANAK

  kangato       Thursday, 21 April 2016


STRATEGI PENGELOLAAN KEGIATAN MAIN ANAK


Strategi pengelolaan kegiatan main anak meliputi Kegiatan di dalam ruangan (Indoor) ataupun kegiatan diluar ruangan (Outdoor).
1.    Pengelolaan kegiatan main anak didalam kelas (Indoor) meliputi :
a.    Sentra
Prinsip dasar pembelajaran sentra adalah Pendidikan berorientasi pada anak, Dunia anak adalah dunia bermain, Kegiatan pembelajaran dirancang secara cermat untuk membangun sistematika kerja, Kegiatan pembelajaran berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup anak, Pendidikan dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang, mengacu pada perkembangan anak.

b.    Classical
Prinsip dasar pembelajaran classical adalah menggunakan metode klasifikasi kelas menurut usia anak.

c.    Sudut
Prinsip dasar pembelajaran sudut adalah pembelajaran dengan menggnakan sudut–sudut ruangan sebagai tempat pembelajaran yang didalamnya terdapat media–media tertentu untuk menunjang proses pembelajaran.
d.    Area
Serupa dengan prinsip dasar pembelajaran sudut. Hanya saja Area adalah pembelajaran yang tidak hanya menggunakan sudut–sudut ruangan sebagai tempat pembelajaran.
2.    Pengelolaan kegiatan main anak di luar kelas, meliputi :
Adapun pengelolaan kegiatan main anak dengan kegiatan  di luar kelas meliputi lingkungan di luar kelas yang dapat digunakan untuk tempat belajar. Taman, telaga, danau, kebun dan yang lainnya, merupakan tempat yang menarik untuk anak–anak belajar dan bertumbuh. Keunggulannya adalah anak–anak dapat menunjukan ketertarikan secara alami dan rasa ingin tahu yang dalam. Disini anak–anak dapat belajar disemua tempat perkembangan dan guru guru dapat meningkatkan pertumbuhan mereka melalui pengamatan, interaksi dan kegiatan yang telah direncanakan.
Lingkungan diluar kelas menambah keseimbangan hari. Sangat sehat dan baik untuk anak–anak dan guru dalam menghirup udara segar, merasakan udara, menikmati kebebasan ruangan terbuka dan menggunakan otot–otot dengan cara yang baru.
Beberapa dampak positf dari kegiatan di luar  kelas adalah sebagai berikut :
a.    Perkembangan Fisik
Diluar ruangan, anak–anak akan semakin tahu bagaimana tubuh mereka bekerja dalam ruangan yang berbeda dengan merasakan kekuatan fisik, keseimbangan, dan stamina dikembangkan dengan terampil.
b.    Keterampilan Sosial Budaya
Lingkungan diluar secara alami mendorong interaksi diantara anak dan lingkungannya. Suara keras diluar ruangan sangat diperbolehkan dan menyanyi dan berteriak juga akan menjadi media interaksi mereka. Beberapa anak yang pendiam akan lebih mudah bergaul ketika berada di luar ruangan. Karena keadaan di luar yang dinamis pula, guru–guru akan mampu mengamati anak–anak lebih jauh.
c.    Perkembangan Intelektual
Perkembangan intelektual akan meningkat bagi setiap anak ketika belajar di luar ruang kelas. Mereka akan dapat melihat proses alami secara langsung dan mendokumentasikannya dalam setiap kegiatan yang berlangsung. Hal ini tentu jauh lebih baik daripada anak–anak dipaksa untuk membayangkan beberapa peristiwa alam yang hanya diungkapkan secara verbal oleh guru. Lingkungan diluar akan membuat anak–anak mengembangan imajinasi daya khayalnya serta mengasah kreativitas mereka

Semua kegiatan bermain anak, baik di dalam kelas (indoor) maupun di luar kelas (outdoor) selalu dimulai dengan 4 (empat) langkah pengelolaan kegiatan main, yaitu :

1.    Penataan Lingkungan Main Anak
Penataan lingkungan main diperlukan agar lingkungan main anak lebih terstruktur, terencana akan menciptakan kondisi nyaman pada lingkungan main anak.
Riset tentang otak manusia menyangkut pemerkayaan itu sangat persuasif. Sehingga American Academy of Architects  memiliki cabang baru yang disebut Architect for Neuroscience yang mempertimbangkan lingkungan fisik sebagai faktor dalam mengubah otak. Lingkungan merupakan semua hal yang mencakup dan dimiliki sekitar arena permainan. Diantaranya lantai, dinding–dinding, bentuk serta ukuran ruangan belajar, taman, perabotan dan bahan–bahan yang akan diperlukan dalam lingkungan main. Ruangan belajar yang secara estetika  memberi kesan aman dan nyaman, dapat membantu suasana pembelajaran menjadi nyaman. Rancangan didalam maupun di luar kelas harus direncanakan dengan baik. Suasana yang telah di tata dan direncanakan dapat mendukung anak untuk proses sosialisasi dan pemecahan masalah. Sehingga anak-anak akan tertarik untuk terus belajar, menelusuri bahan–bahan dan mencari berbagai informasi baru.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menata lingkungan main :

a.    Suhu Ruangan,
Hal pertama yang akan diperhatikan anak ketika memasuki ruang belajar adalah suhu ruangan. Jendela adalah hal termudah untuk mendapatkan sirkulasi yang baik. Jika sangat memungkinkan, guru harus menemukan cara untuk memberikan sirkulasi yang baik.

b.    Akustik dan Mutu Suara,
Ruang kelas yang tidak dirancang dengan baik akan berpengaruh terhadap kebisingan, gema dan masalah akuistik lainnya sehingga menyebabkan terganggunya perhatian dan disiplin ruang kelas.

c.    Penerangan,
Penerangan alamiah sesungguhnya lebih baik daripada penerangan lampu listrik. Sebagian alasannya adalah bahwa penerangan alamiah itu lebih terang. Terkadang penerangan lampu nyang sudah tua dan berkedip akan mengganggu pengelihatan.

d.    Ukuran Ruang dan kepadatan,
Kepadatan dalam lingkungan kelas dapat menimbulkan stress. Kelas yang penuh sesak akan menyebabkan anak saling bersenggolan, bertabrakan dan menganggu satu sama lainnya.



e.    Mebel dan MobilitasTempat duduk,
 Kursi – kursi yang tidak nyaman dan berat serta tempat duduk yang terpatri mati akan menciptakan lingkungan belajar yang kaku.

2.    Pembukaan kegiatan Main
Pembukaan kegiatan main diperlukan untuk menambah gairah anak dalam melakukan pembelajaran. Dalam kegiatan awal main, yang paling menentukan adalah seorang guru/ pengajar. Adapun beberapa hal pfenting yang perlu dilakukan dalam tahapan ini adalah : guru bertindak sebagai informan pengetahuan untuk setiap anak yang akan melakukan pembelajaran serta guru membuat aturan kesepakatan yang harus dipatuhi oleh setiap anak tanpa pengecualian. Aturan di awal permainan sangat bermanfaat dalam peningkatan kedisiplinan anak serta melatih kemandirian anak.
 Berikut ini adalah contoh pembukaan kegiatan main yang dapat diterapkan sebelum anak melakukan permainan :
 Pada hari tersebut materi yang akan sampaikan kepada anak/ siswa adalah mengenai  “ Buah Pepaya”  maka sebelum pembelajaran dimulai, guru sebaiknya memberikan penjelasan kepada anak mengenai “Buah Pepaya”. Dimulai dari : Asal Buah Pepaya, Bentuk Buah Pepaya, Manfaat dan Kegunaan Buah Pepaya dan banyak lagi. Sehingga ketika pembelajaran dimulai akan terasa suasana yang sangat menyenangkan.
Selanjutnya setelah memberikan penjelasan dan informasi maka guru sebaiknya membuat suatu kesepakatan bersama yang harus dipatuhi oleh semua anak siswa tanpa terkecuali. Misalnya, anak diharuskan menggunakan media crayon secara bergantian. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan sikap  peduli dan peka dalam diri anak.
Dampak positif dalam pembukaan kegiatan main adalah :
a.    Meningkatkan daya fikir
b.    Menganalisa masalah dan
c.    Memecahkan masalah dan meningkatkan rasa percaya diri anak ketika proses pembelajaran berlangsung

3.    Kegiatan Inti Pada Saat Bermain
Kegiatan inti saat bermain berkaitan erat dengan taksonomi pertanyaan, yang terdiri atas Fakta, Konvergen, divergen dan penilaian.
Fakta merupakan rangkaian jawaban yang diberikan dan bersifat absolut/ sebenarnya. Konvergen adalah jenis pertanyaan yang hanya memiliki satu jawaban. Divergen adalah jenis pertanyaan yang memiliki banyak jawan yang benar. Sedangkan penilaian adalah bentuk pertanyaan yang memerlukan uraian untuk menjawabnya.
Contoh :
         Fakta : “Apa rasa air laut?”
Jawab : “asin”
         Konvergen : “Bagaimana ikan bergerak di air?”
Jawab : ”berenang”
         Divergen : “Apa saja yang hidup di laut?”
Jawab : Ikan, Plankton, Ubur – ubur, dll
         Penilaian : “Apa yang terjadi kalau air laut tercemar?”
Jawab : Akan menyebabkan laut menjadi kotor, Akan menyebabkan kematian bagi seluruh biota laut dll.

4.    Penutup Setelah Kegiatan Main
      Penutup setelah kegiatan main dilakukan untuk membagi pengalaman antara satu anak dengan yang lainnya, memberikan informasi–informasi baru sehingga akan terlihat perkembangan setiap anak dalam menangkap setiap materi pembelajaran.
      Dalam Tahap ini guru dapat melakukan hal–hal dibawah ini :
a.    Menyelesaikan Buku Harian pelajaran anak
b.    Memainkan suatu game yang melibatkan poin – poin pokok dari pelajaran
c.    Memasukan sesuatu yang relevan kepada anak untuk di sharing (dibagi) satu sama lain.
d.    Menulis puisi tentang pembelajaran yang telah dilakukan oleh anak/siswa, atau sebaliknya meminta mereka menggambarkan perasaan mereka tentang pembelajaran tersebut.
Mengucapkan terimakasih secara verbal atas keikutsertaan mereka dalam pembelajaran dan menjalani kesepakatan bermain.
logoblog

Thanks for reading STRATEGI PENGELOLAAN KEGIATAN MAIN ANAK

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Contoh Soal PLH Kelas VIII

SOAL PLH KELAS VIII PENGHIJAUAN LINGKUNGAN Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (X) pad...

close