Powered by Blogger.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Business

Wednesday, 30 May 2018

Interaksi Sosial

  kangato       Wednesday, 30 May 2018
INTERAKSI SOSIAL

Pengertian Interaksi Sosial
Pernahkah Kalian hidup menyendiri tanpa ada teman di sekitarmu? Bagaimana perasaan kalian apabila mengalami hal tersebut? Mengapa manusia memerlukan manusia lain dalam hidupnya?
Mengapa manusia harus hidup bermasyarakat? Seperti diketahui manusia pertama, Adam telah ditakdirkan untuk hidup bersama dengan manusia lain, yaitu istrinya yang bernama Hawa. Begitu pula tokoh Tarzan di dalam film. Meskipun lama hidup di hutan akhirnya diberi pasangan seorang wanita sebagai teman hidupnya.
Dari pernyataan tersebut dapat kita simpulkan bahwa manusia memerlukan manusia lainnya untuk bisa mempertahankan hidupnya dan men- jadikan kehidupan menjadi lebih berarti. Untuk itu, manusia harus melakukan interaksi dengan manusia disekitarnya. Manusia membutuhkan suatu kehidupan sosial dari manusia lainnya.
Manusia perlu berhubungan atau berkomunikasi dengan yang lainnya baik dengan menggunakan bahasa lisan maupun dengan bahasa isyarat. Maka terjadilah apa yang dinamakan proses sosial. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan saling memengaruhi antarmanusia.
Proses sosial ini akan terjadi kalau ada interaksi sosial karena tanpa ada interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan. Bertemunya seseorang dengan orang lain atau kelompok lainnya, kemudian mereka saling berbicara, bekerja sama, dan seterusnya untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan itu dapat dikatakan sebagai proses interaksi sosial yang menjadi dasar proses sosial. Apa sebenarnya interaksi sosial itu?
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, dan saling berbicara. Aktivitas semacam itu merupakan bentuk interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus secara timbal balik dilakukan oleh kedua belah pihak. Artinya kedua belah pihak harus saling merespon. Jika ditanya dia menjawab, jika diminta bantuan dia membantu, jika diajak bermain dia ikut main. Jika itu dilakukan, sebenarnya telah terjadi interaksi sosial.

Proses Terjadinya Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan kontak sosial dan komunikasi.
Menurut soerjono Soekanto (2003), kata “kontak” berasal dari bahasa Latin, yaitu berasal dari kata con dan tangere. Kata con berarti bersama-sama sedangkan tangere mengandung pengertian menyentuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa kontak berarti bersama- sama saling menyentuh secara fisik. Dalam pengertian gejala sosial, kontak sosial ini dapat berarti hubungan masing-masing pihak tidak hanya secara langsung bersentuhan secara fisik, tetapi bisa juga tanpa hubungan secara fisik. Misalnya, kontak dapat dilakukan melalui surat-menyurat, telepon, sms, dan lain-lain. Dengan demikian hubungan fisik bukan syarat utama terjadinya interaksi sosial.
Kontak sosial dapat bersifat positif dan negatif. Kontak yang bersifat positif akan mengarah pada kerjasama, sedangkan kontak yang bersifat negatif akan mengarah pada suatu pertentangan.
Menurut Karl Mannheim, (2003: 65) kontak dapat dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu kontak primer dan kontak sekunder. Kontak primer adalah kontak yang dikembangkan dalam media tatap muka, se- dangkan kontak sekunder terjadi tidak dalam media tatap muka dan ditandai dengan adanya jarak. Kontak Sekunder dapat dibagi lagi ke dalam dua bagian:
1.    Kontak Sekunder langsung, yaitu kontak yang terjadi antara masing-masing pihak melalui alat tertentu, misalnya telepon, internet, surat, sms, dan lain-lain.
2.    Kontak Sekunder tidak langsung, yaitu kontak yang memerlukan pihak ketiga. Misalnya, Ahmad minta tolong kepada Fauzi untuk dikenalkan kepada Fatimah. Kontak sosial (2003: 65) juga dapat berlangsung dalam tiga kegiatan tertentu, yaitu:
·         antara orang perorangan
Contohnya, seorang bayi yang baru lahir, ia akan melakukan kontak sosial dengan ibunya dan keluarga secara langsung. Ia dapat merasakan cinta dan kasih sayang, minimalnya dari ibu dan ayahnya. Setelah itu, ia semakin tumbuh berkembang. Ia semakin banyak belajar tentang kebiasaan-kebiasaan yang ada di dalam keluarga, misalnya saja masalah sopan santun dalam bertutur kata, makan, dan lain-lain
·         antara perorangan dengan kelompok
Misalnya seorang siswa sedang belajar bersama atau berdiskusi dalam kelompok belajarnya. Kegiatan belajar bersama dan berdiskusi merupakan contoh kontak sosial perorangan dengan kelompok.
3.    antara kelompok dengan kelompok
Contohnya, seperti kelompok OSIS SMPN 1 Garut melakukan studi banding ke OSIS yang ada SMPN 2 Kadungora. Kedua kelompok itu akan bertemu dan bertatap muka. Kegiatan seperti dapat dijadikan contoh kontak social kelompok dengan kelompok.
Kontak sosial dan komunikasi sosial merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Tanpa adanya kedua syarat itu, interaksi sosial tidak akan terjadi. Melalui kontak dan komunikasi seseorang akan memberikan tafsiran pada perilaku orang lain, atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan kepada orang lain.
Kontak dan komunikasi menjadi syarat yang penting bagi terwujudnya interaksi sosial, misalnya kita ketemu dengan orang Inggris lalu berjabat tangan. Orang Inggris berbicara dengan bahasa Inggris dan kita bicara dengan bahasa Indonesia. Dari contoh tersebut kontak sebagai isyarat pertama telah terjadi, tetapi komunikasi tidak terjadi karena kedua pihak tidak mengerti dengan bahasa yang digunakan. Dengan demikian, interaksi sosial tidak terjadi. Untuk itu agar terjadi kontak dan komunikasi yang baik, kita harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Itu sangat penting bagi terjadinya interaksi sosial.
Suatu kontak bisa juga terjadi tanpa komunikasi. Misalnya saja, orang Arab bertemu dengan orang Indonesia. Setelah saling bersalaman, keduanya saling berbicara, tapi dengan memakai bahasanya masing-masing, dan tentu saja dari kontak ini tidak dapat dimengerti apa maksudnya. Hal ini dinamakan juga mis-komunikasi (misscommunication). Dengan ini menunjukkan bahwa antara kontak dan komunikasi adalah memang dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam proses berinteraksi.

Faktor–Faktor Interaksi Sosial
Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial berdasarkan kepada beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:
a.   Faktor Imitasi
Kalian mungkin pernah mendengar istilah imitasi. Tahukah kalian, apakah arti dari imitasi itu? Menurut Gabriel Tarde (2003: 66), imitasi berasal dari kata imitation, yang berarti peniruan. Meskipun manusia memiliki pola dasar masing-masing yang uni (individualis), tetap saja dalam diri manusia ada keinginan untuk meniru seperti orang lain atau ke- lompok. Dengan demikian , imitasi merupakan proses seseorang mencontoh orang lain atau kelompok.
Untuk dapat meniru, menurut Choros (2003: 66) ada syarat-syarat tertentu, antara lain:
1.    harus menaruh minat terhadap sesuatu yang akan diimitasi. Minat merupakan syarat dasar dari tiap individu untuk melakukan imitasi. Mustahil melakukan imitasi kepada objek yang tidak kita sukai.
2.    selain menaruh minat, langkah selanjutnya adalah mengagumi hal-hal yang akan diimitasi. Makna mengagumi adalah sebuah langkah yang lebih tinggi tingkatan dibanding dengan hanya menyukai 
3.    harus memberikan penghargaan sosial yang tinggi terhadap objek yang akan menjadi objek  imitasi kita.
4.    syarat yang terakhir, pihak yang akan melakukan imitasi harus memiliki pengetahuan tentang pihak atau sesuatu yang akan diimitasi Faktor imitasi akan memunculkan dampak positif dan negatif. Dampak positif kalau yang diimitasinya itu berupa kaidah-kaidah (norma) dan perilaku yang baik. Sebaliknya imitasi ini akan berdampak negatif kalau yang ditiru itu berupa perilaku yang tidak baik. Selain itu imitasi juga bisa melemahkan daya kreasi seseorang.Saat ini banyak para remaja ataupun artis yang meniru (mengimitasi)  cara berpakaian, model rambut, cara bicara dari artis-artis terkenal dari Barat maupun Asia Timur.
b.   Faktor Sugesti
Sugesti artinya pengaruh yang dapat menggerakan hati orang. Faktor sugesti ini akan terjadi apabila kemampuan berpikir seseorang terhambat sehingga orang itu melakukan pandangan orang lain. Selain itu sugesti akan terjadi kalau orang yang memberi sugesti memiliki wibawa/terpandang dibidangnya atau juga sugesti itu terjadi jika pandangan itu didukung oleh sebagian orang (mayoritas). Misalnya, seorang pasien  yang akan berobat ke seorang dokter, pasien tersebut akan cepat mengalami penyembuhan salah satunya disebabkan rasa percayanya yang tinggi (sugesti) pada dokter tersebut. Pada keadaan tersebut, dokter berhasil memberikan sugesti pada pasiennya.
c.   Faktor Identifikasi
Identifikasi merupakan kecenderungan-ke- cenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Faktor identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses identifikasi ini. Proses ini dapat berlangsung dengan sendirinya, sehingga pandangan dan sikap orang lain bisa masuk ke dalam jiwanya. Misalnya, kita mengidolakan seseorang sehingga semua tingkah laku orang itu kita lakukan. Seorang yang mengidolakan Elvis Presley akan meniru segala hal yang berbau Elvis.
d.   Faktor Simpati
Simpati merupakan suatu proses ketika seseorang merasa tertarik kepada orang lain. Simpati akan mun- cul melalui perasaan yang memegang peranan sangat penting. Faktor simpati yang utama adalah ingin mengerti dan ingin bekerjasama dengan orang lain.

Proses Sosialisasi
Pernahkah kalian mendengar istilah sosialisasi? Apakah yang kalian ketahui tentang sosialisasi? Pernahkah kalian melakukan suatu sosialisasi? Sos- ialisasi sebenarnya tidak terlepas dalam kehidupan manusia. Untuk itu, pertanyaan-pertanyaan terse- but bukan masalah yang baru. Namun demikian, agar wawasan mengenai proses sosialisasi dapat dimengerti oleh kalian, pelajari dan simak baik-baik penjelasan berikut ini.
1. Pengertian Sosialisasi
Yang dimaksud dengan sosialisasi adalah suatu proses yang membantu individu melalui proses belajar dan menyesuaikan diri, agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Pengertian yang lain sosialisasi adalah proses pembelajaran individu untuk menjalankan peran dan statusnya sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Menyimak dari pengertian tersebut, ternyata dalam proses sosialisasi harus ada keaktifan dari individu untuk bergabung ke dalam suatu komunitas kelompok atau masyarakat. Keaktifan itu dapat dengan belajar dan penyesuaian diri. Agar dapat bersosialisasi dengan baik belajarlah dari lingkungan di sekitar kita, lingkungan keluarga atau lingkungan masyarakatnya.
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita harus dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal. Apabila mampu beradaptasi maka sosialisasi akan mudah untuk dilakukan. Selain itu, agar seseorang dapat diterima sebagai anggota masyarakatnya, orang itu harus berusaha mempelajari nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Selain individunya sendiri yang berusaha untuk bersosialisasi, masyarakat juga mempunyai kewajiban untuk meneruskan nilai, norma, dan semua kebudayaan kepada generasi berikutnya. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi bagi manusia. Dengan demikian, sosialisasi itu perlu agar seseorang dapat hidup dengan baik dalam masyarakat.
2.  Tujuan  Sosialisasi
Sosialisasi yang dilakukan mungkin saja terdapat perbedaan di antara satu lembaga dengan lembaga lain, satu kelompok dengan kelompok lain, dan masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Namun demikian, sosialisasi itu memiliki banyak kesamaan tujuan. Adapun tujuan sosialisasi adalah sebagai berikut.
aMemberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi kehidupan di masyarakat. Sekolah merupakan media sosialisasi dalam proses transfer pengetahuan.
bMengembangkan kemampuan seseorang agar dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Seorang yang mengajarkan cara berbicara yang sopan, merupakan contoh sosialisasi untuk tujuan ini.
c.    Menanamkan nilai-nilai dan norma bertingkahlaku sesuai dengan nilai, norma, dan kepercayaan yang ada pada masyarakat. Anak kecil yang dididik mengaji dan memahami ilmu agama merupakan contoh sosialisasi untuk tujuan ini.
d.    Untuk memahami peranan dan status sosial masing-masing. Orangtua mengajarkan anak tentang peran dia sebagai seorang anak, laki-laki ataupun perempuan merupakan contoh sosialisasi untuk tujuan ini.
3.  Peranan  Sosialisasi  Dalam Pembentukan Kepribadian
Kepribadian seseorang tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses yang panjang. Proses tersebut melibatkan orang lain dalam bentuk interaksi sosial atau sosialisasi, baik dalam keluarga maupun masyarakat yang lebih luas. Sosialisasi memungkinkan seseorang menerima pengaruh dari orang lain, demikian sebaliknya. Ciri kepribadian seseorang merupakan hasil dan menggambarkan pula kondisi sosial kelompok masyarakatnya. Apa sebenarnya kepribadian itu? Ada beberapa definisi kepribadian. Menurut para ahli sosiologi,  di antaranya sebagai berikut:
a.     Menurut Soerjono Soekanto (2003), kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain. Sifat yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain.
b.     Menurut Cuber (2003), kepribadian sebagai gabungan keseluruhan dari ciri-ciri (sifat-sifat)  yang tampak dan dapat dilihat pada seseorang.
Dengan demikian, kepribadian itu tidak hanya tampak dari ciri-ciri fisik saja tetapi juga termasuk ciri-ciri psikologis setiap orang.
4. Kepribadian sebagai Suatu Hasil Proses Sosialisasi
Kepribadian bukan suatu kesatuan dalam diri individu saja, melainkan juga harus dikaitkan atau dihubungkan dengan lingkungan sekitarnya. Melalui sosialisasi setiap orang menjadi tahu bagaimana harus berperilaku di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Proses sosialisasi akan mewarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Kepribadian setiap orang itu akan terbentuk, hidup, dan berubah sesuai dengan berlangsungnya proses sosialisasi. Kepribadian seseorang diperoleh melalui proses sosialisasi sejak ia dilahirkan. Kepribadian setiap individu dalam satu masyarakat akan berbeda dengan kepribadian individu lainnya. Hal itu terjadi karena ada beberapa faktor yang menentukan kepribadian seseorang yaitu sebagai berikut:
a.    Faktor Keturunan (Warisan Biologis)
Keturunan sangat penting artinya dalam menentukan pembentukan kepribadian seseorang. Hal ini terjadi karena faktor itu secara relatif tidak mengalami perubahan. Seb- agai contoh, seseorang yang memiliki badan yang lemah akan mempunyai sifat rendah diri yang berlebihan.
b.   Faktor Lingkungan Alam (Geografis)
Faktor geografis dapat menentukan corak ke- pribadian setiap orang. Lingkungan geografis yang berbeda seperti di pegunungan, pedesaan, tepi pantai, dan perkotaan akan melahirkan kepribadian yang ber- beda-beda. Masyarakat yang tinggal di daerah pantai yang panas seringkali menunjukkan kepribadian yang keras dan lugas. Berbeda halnya dengan masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan, kepribadiannya cenderung lebih lembut, ramah, dan penuh basa-basi. Secara nyata, perbedaan tersebut juga tampak pada masyarakat pedesaan dan perkotaan.
c.   Faktor Lingkungan Kebudayaan
Lingkungan kebudayaan turut memengaruhi pembentukan kepribadian seseorang karena setiap lingkungan kebudayaan memiliki batasan dan aturan tingkah laku tertentu. Aturan tersebut cenderung membentuk pola kepribadian tertentu yang menunjukkan lingkungan kebudayaan tempat seseorang hidup. Seorang anak yang dilahirkan di lingkungan suku Batak akan dididik berdasarkan adat suku Batak tersebut.
d.   Faktor Lingkungan Sosial
Setiap anggota kelompok memiliki peran yang diwariskan kepada anggota kelompoknya. Kelompok manusia yang pertama adalah keluarga, tetangga, teman sepermainan, dan lingkungan sekitar. Tiap kelompok itu dihadapkanpadanilai,norma,adat-istiadat,kebudayaan,dan lain sebagainya. Disadari atau tidak, mereka memengaruhi yangl ainnya untuk menyesuaikan diri terhadap kelompoknya. Setiap kelompok mewariskan pengalaman khas yang tidak diberikanolehkelompoklainsehinggatimbullahkepribadian yang khas dari anggota masyarakat tersebut.
Faktor-faktor tersebut dapat menentukan perkembangan kepribadian seseorang. Karena masing faktor berbeda dan memiliki sifat khusus, maka kepribadian memberikan suatu identitas kepada seseorang sebagai individu yang unik. Lihat saja karakter dari masing-masing anggota keluarga kita, baik ayah, ibu, kakak, adik, paman, bibi, dan yang lainnya.

Bentuk-Bentuk InteraksiSosial
Di dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat seseorang atau sekelompok orang, baik di lingkungan keluarga, di jalan, atau pun di kantor, dan dimana saja melakukan interaksi sosial. Mereka berinteraksi sosial dalam bentuk yang beraneka ragam. Interaksi sosial yang mereka lakukan dapat menuju pada suatu kerjasama atau menuju kepada suatu persaingan/ pertentangan.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang ter- jadi dalam kehidupan masyarakat, yaitu sebagai berikut.
1. Proses-Proses yang Assosiatif
Proses ini terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang melakukan suatu interaksi sosial yang memiliki kesamaan pandangan dan tindakan sehingga mengarah kepada kesatuan pandangan. Proses ini terdiri atas tiga bentuk, yaitu:
a.   Kerjasama
Kerjasama di sini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara seseorang atau kelompok dalam mencapai satu tujuan yang sama. Bentuk kerjasama ini dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah gotong royong. Gotong royong pada dasarnya mencerminkan suatu interaksi sosial masyarakat Indonesia dalam wujud kerjasama. Saat ini negara- negara di dunia saling bekerjasama untuk mencegah bencana yang diakibatkan oleh pemanasan global (global warming).
b.   Akomodasi
Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu perten- tangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan Menurut Gillin dan Gillin (2003: 70), akomodasi sama artinya dengan pengertian adaptasi. Dari pengertian ini dimaksudkan bahwa orang mula-mula saling ber- tentangan saling menyesuaikan diri untuk mengatasi ketegangan. Misalnya, proses akomodasi dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) melalui perjanjian damai.
Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Dalam pelaksanaannya, akomodasi memiliki beberapa bentuk yaitu koersi, kompromi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi, toleransi, stalemate, dan ajudikasi.
c.   Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia. Dalam proses asimilasi, setiap orang mengidentifikasi dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan kelompok. Proses asimilasi dapat dengan mudah terjadi melalui beberapa cara, antara lain dengan sikap toleransi, sikap saling menghargai orang lain dan kebudayaannya, sikap terbuka dari penguasa, persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan, perkawinan campuran, dan adanya musuh bersama dari luar. Budaya betawi merupakan asimilasi dari berbagai kebudayaan, baik Cina, Jawa, Portugis, dan Islam.
2. Proses-proses yang Disossiatif Proses-proses disossiatif sering disebut sebagai proses yang bersifat oposisi. Oposisi dapat diartikan
sebagai cara berjuang melawan seseorang atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Ada beberapa macam bentuk proses disossiatif yaitu sebagai berikut.
a.   Persaingan atau Kompetisi
Persaingan adalah suatu proses sosial individu atau  kelompok  yang  bersaing  untuk  mencari  keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tertentu. Di dalam persaingan ini ada dua jenis, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan persaingan kelompok. Dalam pelaksanaannya, persaingan ini memiliki beberapa bentuk, yaitu persaingan ekonomi,  persaingan kebudayaan, persaingan kedudukan dan peranan, persaingan ras, persaingan kekuasaan, dan lain sebagainya.
Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat berfungsi sebagai:
1.  menyalurkan keinginan-keinginan individu dan kelompok yang bersifat kompetitif;
2.    sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai pada suatu masa menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing;
3.    untuk mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya;
4.    untuk menghasilkan pembagian kerja yang efektif.
b.   Kontravensi
Kontraversi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ini ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau kera- guan terhadap kepribadian seseorang. Dengan kata lain kontraversi merupakan suatu sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsur- unsur kebudayaan suatu golongan tertentu.
Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker (2003:71), ada lima bentuk kontravensi, yaitu
1.    yang umum, meliputi perbuatan-perbuatan seperti penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencana pihak lain.
2.    yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain, memaki-maki melalui surat, sms, mencerca, dan lain-lain
3.    yang intensif mencakup penghasutan, menyebar- kan gosif, dan lain-lain
4.    yang rahasia, umpamanya membocorkan rahasia kepada pihak lain, berkianat, dan sebagainya
5.    yang taktis, misalnya mengejutkan lawan, meng- ganggu atau membingungkan fihak lain, dan lain-lain
c.   Pertentangan (Pertikaian atau Konflik)
Pribadi seseorang ataupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan. Perbedaan itu dapat mempertajam perbedaan yang ada sehingga dapat menjadi suatu pertentangan atau pertikaian. Pertentangan adalah suatu proses di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Faktor yang menyebabkan terjadinya pertentangan antara lain perbedaan antara individu-individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial.
Kompetisi merupakan bentuk persaingan yang bersifat positif. Bukankah kalian selalu bersaing dnegan temanmu untuk menjadi juara di kelas. Semenatara kontravensi adalah bentuk persaingan yang bersifat negatif karena mengarah pada konflik. Sementara. Demikianlah bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.
logoblog

Thanks for reading Interaksi Sosial

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Contoh Soal PLH Kelas VIII

SOAL PLH KELAS VIII PENGHIJAUAN LINGKUNGAN Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (X) pad...

close