INTERAKSI SOSIAL
Pengertian Interaksi
Sosial
Pernahkah Kalian hidup menyendiri tanpa ada teman di
sekitarmu? Bagaimana perasaan kalian apabila mengalami hal tersebut?
Mengapa manusia memerlukan manusia lain dalam hidupnya?
Mengapa manusia harus hidup bermasyarakat? Seperti diketahui
manusia pertama, Adam telah ditakdirkan untuk hidup bersama dengan
manusia lain, yaitu istrinya yang bernama Hawa. Begitu pula tokoh Tarzan
di dalam film. Meskipun lama hidup
di hutan
akhirnya diberi pasangan seorang wanita
sebagai teman hidupnya.
Dari pernyataan tersebut dapat kita simpulkan
bahwa manusia memerlukan manusia lainnya
untuk bisa mempertahankan hidupnya dan
men- jadikan
kehidupan menjadi lebih berarti. Untuk
itu, manusia harus melakukan
interaksi dengan manusia disekitarnya. Manusia
membutuhkan suatu kehidupan
sosial dari manusia lainnya.
Manusia perlu berhubungan atau berkomunikasi
dengan yang lainnya baik dengan
menggunakan bahasa lisan maupun
dengan bahasa isyarat. Maka terjadilah apa yang dinamakan proses sosial. Proses sosial adalah suatu interaksi atau
hubungan saling memengaruhi antarmanusia.
Proses sosial ini akan terjadi kalau ada
interaksi sosial karena tanpa
ada interaksi
sosial tidak akan mungkin ada
kehidupan bersama. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan. Bertemunya
seseorang dengan orang lain atau kelompok lainnya, kemudian mereka saling berbicara, bekerja sama, dan
seterusnya untuk mencapai
tujuan bersama. Kegiatan
itu dapat dikatakan sebagai proses
interaksi sosial yang menjadi dasar proses
sosial. Apa sebenarnya interaksi
sosial itu?
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan
antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun
antara orang perorangan dan kelompok
manusia. Apabila dua orang bertemu,
interaksi sosial dimulai saat
itu. Mereka
saling menegur, berjabat tangan,
dan saling berbicara. Aktivitas semacam itu merupakan bentuk interaksi sosial.
Dalam interaksi sosial, hubungan yang
terjadi harus secara timbal balik dilakukan oleh kedua belah pihak. Artinya kedua belah pihak harus saling merespon. Jika ditanya
dia menjawab, jika diminta bantuan dia membantu, jika diajak bermain
dia ikut main. Jika itu dilakukan,
sebenarnya telah terjadi interaksi sosial.
Proses Terjadinya Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial
akan terjadi
apabila di antara pihak yang
berinteraksi melakukan kontak sosial
dan komunikasi.
Menurut soerjono Soekanto (2003), kata “kontak”
berasal dari bahasa Latin, yaitu berasal dari kata con dan tangere. Kata con berarti
bersama-sama sedangkan
tangere mengandung pengertian
menyentuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa kontak berarti bersama-
sama saling menyentuh secara fisik. Dalam pengertian
gejala sosial, kontak sosial ini dapat berarti
hubungan masing-masing pihak tidak
hanya secara langsung bersentuhan secara fisik, tetapi bisa juga tanpa hubungan secara
fisik. Misalnya, kontak dapat dilakukan melalui surat-menyurat, telepon,
sms, dan lain-lain.
Dengan demikian hubungan fisik bukan syarat
utama terjadinya interaksi sosial.
Kontak sosial dapat bersifat positif dan
negatif. Kontak yang bersifat
positif akan mengarah pada kerjasama,
sedangkan kontak yang bersifat negatif
akan mengarah pada suatu pertentangan.
Menurut Karl Mannheim, (2003: 65) kontak dapat dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu
kontak primer dan kontak
sekunder. Kontak primer adalah kontak yang
dikembangkan dalam media tatap muka,
se- dangkan kontak sekunder terjadi
tidak dalam media tatap muka dan ditandai dengan adanya jarak. Kontak Sekunder
dapat dibagi lagi ke dalam dua bagian:
1. Kontak Sekunder langsung,
yaitu kontak yang terjadi antara masing-masing pihak melalui alat tertentu, misalnya telepon, internet,
surat, sms, dan lain-lain.
2. Kontak Sekunder tidak langsung, yaitu kontak
yang memerlukan pihak ketiga. Misalnya, Ahmad
minta tolong kepada Fauzi untuk
dikenalkan kepada Fatimah. Kontak sosial (2003: 65) juga dapat berlangsung
dalam tiga kegiatan tertentu, yaitu:
·
antara
orang perorangan
Contohnya, seorang
bayi yang baru lahir, ia akan melakukan kontak sosial dengan ibunya dan keluarga secara langsung. Ia dapat merasakan cinta dan kasih sayang, minimalnya dari ibu dan ayahnya. Setelah itu, ia semakin tumbuh berkembang. Ia semakin banyak belajar tentang kebiasaan-kebiasaan yang ada di dalam keluarga, misalnya saja masalah sopan santun dalam bertutur
kata, makan, dan lain-lain
·
antara perorangan dengan
kelompok
Misalnya seorang siswa sedang belajar bersama atau berdiskusi dalam kelompok belajarnya. Kegiatan belajar bersama dan berdiskusi merupakan contoh kontak sosial perorangan dengan kelompok.
3.
antara
kelompok dengan kelompok
Contohnya, seperti kelompok OSIS SMPN 1 Garut melakukan studi banding ke OSIS yang ada SMPN 2 Kadungora. Kedua kelompok itu akan bertemu
dan bertatap muka. Kegiatan seperti dapat dijadikan contoh kontak social kelompok dengan kelompok.
Kontak sosial dan komunikasi sosial merupakan syarat terjadinya
interaksi sosial. Tanpa adanya kedua syarat itu, interaksi sosial
tidak akan terjadi. Melalui kontak dan
komunikasi seseorang akan memberikan
tafsiran pada perilaku orang lain,
atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan kepada orang lain.
Kontak dan komunikasi menjadi syarat
yang penting bagi terwujudnya
interaksi sosial, misalnya kita ketemu dengan orang Inggris lalu berjabat tangan.
Orang Inggris berbicara dengan bahasa Inggris dan kita
bicara dengan bahasa Indonesia. Dari contoh tersebut kontak sebagai isyarat
pertama telah terjadi, tetapi komunikasi tidak terjadi
karena kedua pihak tidak mengerti dengan
bahasa yang digunakan. Dengan demikian,
interaksi sosial tidak terjadi. Untuk
itu agar terjadi
kontak dan komunikasi yang baik, kita
harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitar. Itu sangat penting bagi terjadinya interaksi sosial.
Suatu kontak bisa juga terjadi tanpa komunikasi.
Misalnya saja, orang Arab bertemu
dengan orang Indonesia. Setelah saling
bersalaman, keduanya saling berbicara, tapi
dengan memakai bahasanya masing-masing,
dan tentu saja dari kontak ini tidak dapat dimengerti apa maksudnya. Hal ini dinamakan
juga mis-komunikasi (misscommunication). Dengan
ini menunjukkan bahwa antara
kontak dan komunikasi adalah memang dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam
proses berinteraksi.
Faktor–Faktor Interaksi
Sosial
Berlangsungnya suatu proses
interaksi sosial berdasarkan kepada
beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:
a.
Faktor Imitasi
Kalian mungkin pernah
mendengar istilah imitasi. Tahukah kalian, apakah arti dari imitasi itu? Menurut Gabriel Tarde (2003: 66), imitasi berasal dari
kata imitation, yang berarti
peniruan. Meskipun manusia memiliki pola
dasar masing-masing yang uni
(individualis), tetap saja dalam diri manusia ada keinginan untuk meniru
seperti orang lain atau ke- lompok. Dengan demikian , imitasi
merupakan proses
seseorang mencontoh orang lain atau kelompok.
Untuk dapat meniru,
menurut Choros (2003: 66) ada syarat-syarat tertentu, antara lain:
1.
harus menaruh minat terhadap sesuatu yang akan diimitasi. Minat merupakan syarat dasar dari tiap individu untuk melakukan imitasi. Mustahil melakukan imitasi kepada objek yang tidak kita sukai.
2.
selain menaruh minat, langkah selanjutnya adalah mengagumi hal-hal yang akan diimitasi. Makna mengagumi adalah sebuah langkah yang lebih tinggi tingkatan dibanding dengan hanya menyukai
3.
harus memberikan penghargaan sosial yang tinggi terhadap objek yang akan menjadi
objek imitasi kita.
4.
syarat yang terakhir, pihak
yang akan melakukan imitasi harus memiliki
pengetahuan tentang pihak atau
sesuatu yang akan diimitasi Faktor imitasi akan memunculkan dampak positif dan negatif.
Dampak positif
kalau yang diimitasinya itu berupa kaidah-kaidah (norma) dan perilaku yang baik. Sebaliknya imitasi ini akan berdampak negatif kalau yang ditiru itu berupa perilaku yang tidak baik. Selain itu imitasi juga bisa melemahkan daya kreasi seseorang.Saat ini banyak para remaja ataupun artis yang meniru (mengimitasi) cara berpakaian, model rambut, cara bicara dari artis-artis terkenal dari Barat maupun Asia Timur.
b.
Faktor Sugesti
Sugesti artinya pengaruh yang dapat menggerakan
hati orang. Faktor sugesti ini
akan terjadi apabila kemampuan
berpikir seseorang terhambat sehingga orang itu melakukan pandangan orang lain. Selain itu sugesti
akan terjadi kalau orang yang memberi sugesti
memiliki wibawa/terpandang dibidangnya atau juga sugesti
itu terjadi jika pandangan itu didukung oleh sebagian orang (mayoritas). Misalnya, seorang pasien
yang akan berobat
ke seorang dokter,
pasien tersebut akan cepat
mengalami penyembuhan salah satunya disebabkan
rasa percayanya
yang tinggi
(sugesti) pada dokter tersebut. Pada
keadaan tersebut, dokter berhasil memberikan sugesti pada pasiennya.
c.
Faktor Identifikasi
Identifikasi merupakan kecenderungan-ke-
cenderungan atau
keinginan-keinginan dalam diri seseorang
untuk menjadi sama dengan orang
lain. Faktor identifikasi sifatnya lebih
mendalam daripada imitasi
karena kepribadian seseorang dapat terbentuk
atas dasar proses identifikasi
ini.
Proses ini dapat berlangsung dengan sendirinya, sehingga pandangan
dan sikap orang lain bisa masuk ke dalam jiwanya. Misalnya, kita
mengidolakan seseorang sehingga semua
tingkah laku orang itu kita lakukan. Seorang yang mengidolakan Elvis Presley
akan meniru segala hal yang berbau Elvis.
d.
Faktor Simpati
Simpati merupakan suatu proses ketika seseorang
merasa tertarik kepada orang lain. Simpati akan mun- cul melalui perasaan yang memegang peranan sangat
penting. Faktor simpati
yang utama
adalah ingin mengerti dan ingin bekerjasama dengan orang lain.
Proses Sosialisasi
Pernahkah
kalian mendengar istilah
sosialisasi? Apakah yang kalian
ketahui tentang sosialisasi? Pernahkah
kalian melakukan suatu sosialisasi? Sos- ialisasi sebenarnya tidak terlepas
dalam kehidupan manusia. Untuk
itu, pertanyaan-pertanyaan terse-
but bukan
masalah yang baru. Namun demikian,
agar wawasan mengenai proses sosialisasi
dapat dimengerti oleh kalian, pelajari
dan simak baik-baik penjelasan berikut ini.
1. Pengertian Sosialisasi
Yang dimaksud dengan
sosialisasi adalah suatu proses yang membantu individu melalui proses belajar
dan menyesuaikan diri, agar ia
dapat berperan dan berfungsi dalam
kelompoknya. Pengertian yang lain sosialisasi adalah proses pembelajaran individu untuk
menjalankan peran dan statusnya
sesuai dengan nilai
dan norma yang berlaku di masyarakat.
Menyimak dari pengertian tersebut, ternyata dalam proses sosialisasi harus ada keaktifan
dari individu untuk bergabung
ke dalam suatu komunitas kelompok
atau masyarakat. Keaktifan itu dapat dengan belajar dan penyesuaian diri. Agar dapat bersosialisasi dengan baik
belajarlah dari lingkungan di sekitar kita, lingkungan
keluarga atau lingkungan
masyarakatnya.
Dalam kehidupan bermasyarakat,
kita harus
dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal.
Apabila mampu beradaptasi
maka sosialisasi akan mudah
untuk dilakukan. Selain itu, agar seseorang dapat diterima sebagai anggota masyarakatnya, orang itu harus
berusaha mempelajari nilai-nilai dan norma yang
berlaku di masyarakat.
Selain individunya sendiri yang berusaha untuk
bersosialisasi, masyarakat juga mempunyai kewajiban
untuk meneruskan nilai, norma, dan semua kebudayaan kepada generasi berikutnya. Proses tersebut merupakan proses sosialisasi bagi manusia. Dengan demikian,
sosialisasi itu perlu agar seseorang
dapat hidup dengan baik dalam masyarakat.
2.
Tujuan Sosialisasi
Sosialisasi yang dilakukan
mungkin saja terdapat perbedaan di antara satu lembaga dengan lembaga lain,
satu kelompok dengan kelompok
lain, dan masyarakat
satu dengan masyarakat lainnya. Namun
demikian, sosialisasi itu memiliki banyak kesamaan tujuan. Adapun tujuan sosialisasi adalah sebagai berikut.
a. Memberikan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi kehidupan
di masyarakat.
Sekolah merupakan media sosialisasi dalam proses
transfer pengetahuan.
b. Mengembangkan kemampuan seseorang agar dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang
lain. Seorang yang mengajarkan cara berbicara yang sopan,
merupakan contoh sosialisasi untuk tujuan ini.
c. Menanamkan
nilai-nilai dan norma bertingkahlaku
sesuai dengan nilai, norma, dan kepercayaan yang ada
pada masyarakat. Anak kecil yang dididik mengaji dan memahami ilmu agama merupakan contoh sosialisasi untuk tujuan ini.
d. Untuk memahami peranan dan status sosial masing-masing.
Orangtua mengajarkan anak tentang peran
dia sebagai seorang
anak, laki-laki ataupun perempuan
merupakan contoh
sosialisasi untuk tujuan ini.
3. Peranan
Sosialisasi Dalam Pembentukan
Kepribadian
Kepribadian seseorang tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses yang panjang. Proses tersebut melibatkan orang lain dalam bentuk interaksi sosial atau sosialisasi, baik dalam keluarga maupun masyarakat yang lebih luas. Sosialisasi memungkinkan seseorang menerima pengaruh dari orang lain, demikian sebaliknya. Ciri kepribadian seseorang merupakan hasil dan menggambarkan pula kondisi
sosial kelompok masyarakatnya. Apa sebenarnya kepribadian itu? Ada beberapa definisi kepribadian. Menurut para ahli sosiologi, di antaranya
sebagai berikut:
a.
Menurut Soerjono Soekanto
(2003), kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain. Sifat yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain.
b.
Menurut Cuber (2003), kepribadian
sebagai gabungan keseluruhan dari ciri-ciri (sifat-sifat) yang tampak dan dapat dilihat pada seseorang.
Dengan demikian, kepribadian itu tidak hanya tampak dari ciri-ciri fisik saja tetapi juga termasuk ciri-ciri psikologis setiap
orang.
4. Kepribadian sebagai
Suatu Hasil Proses
Sosialisasi
Kepribadian bukan suatu
kesatuan dalam diri individu saja, melainkan
juga harus dikaitkan atau dihubungkan dengan lingkungan sekitarnya. Melalui
sosialisasi setiap orang menjadi tahu bagaimana harus
berperilaku di tengah-tengah lingkungan masyarakat.
Proses sosialisasi akan mewarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan
hidupnya.
Kepribadian setiap orang itu akan terbentuk, hidup,
dan berubah sesuai dengan
berlangsungnya proses sosialisasi. Kepribadian
seseorang diperoleh melalui proses sosialisasi sejak ia dilahirkan. Kepribadian setiap
individu dalam satu masyarakat
akan berbeda dengan
kepribadian individu lainnya.
Hal itu
terjadi karena ada beberapa faktor yang menentukan kepribadian seseorang
yaitu sebagai berikut:
a. Faktor Keturunan (Warisan Biologis)
Keturunan sangat penting artinya dalam menentukan
pembentukan kepribadian seseorang. Hal ini terjadi karena
faktor itu secara relatif
tidak mengalami perubahan. Seb- agai contoh,
seseorang yang memiliki badan yang lemah
akan mempunyai sifat rendah diri yang berlebihan.
b. Faktor Lingkungan Alam (Geografis)
Faktor geografis dapat menentukan corak ke- pribadian setiap orang. Lingkungan geografis yang berbeda seperti di pegunungan, pedesaan, tepi pantai,
dan perkotaan akan melahirkan
kepribadian yang ber- beda-beda. Masyarakat yang tinggal di daerah pantai yang panas seringkali menunjukkan kepribadian yang
keras dan lugas.
Berbeda halnya dengan
masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan, kepribadiannya cenderung lebih lembut, ramah, dan penuh basa-basi.
Secara nyata, perbedaan tersebut juga tampak pada masyarakat pedesaan
dan perkotaan.
c. Faktor Lingkungan
Kebudayaan
Lingkungan kebudayaan turut memengaruhi pembentukan kepribadian seseorang karena setiap
lingkungan kebudayaan memiliki batasan dan aturan
tingkah laku tertentu.
Aturan tersebut cenderung membentuk
pola kepribadian tertentu yang menunjukkan
lingkungan kebudayaan tempat
seseorang hidup. Seorang anak yang dilahirkan di lingkungan suku Batak
akan dididik berdasarkan adat suku Batak tersebut.
d. Faktor Lingkungan Sosial
Setiap anggota kelompok memiliki peran yang diwariskan kepada anggota kelompoknya.
Kelompok manusia yang pertama adalah
keluarga, tetangga, teman sepermainan,
dan lingkungan sekitar. Tiap kelompok
itu dihadapkanpadanilai,norma,adat-istiadat,kebudayaan,dan lain sebagainya. Disadari atau tidak, mereka memengaruhi
yangl ainnya untuk menyesuaikan diri terhadap kelompoknya. Setiap kelompok mewariskan pengalaman khas yang tidak diberikanolehkelompoklainsehinggatimbullahkepribadian yang khas dari anggota
masyarakat tersebut.
Faktor-faktor tersebut dapat
menentukan perkembangan kepribadian seseorang. Karena masing
faktor berbeda dan memiliki sifat
khusus, maka kepribadian memberikan
suatu identitas kepada seseorang
sebagai individu yang unik. Lihat saja karakter
dari masing-masing anggota keluarga kita,
baik ayah, ibu, kakak, adik, paman, bibi, dan yang lainnya.
Bentuk-Bentuk InteraksiSosial
Di dalam kehidupan
sehari-hari, kita bisa melihat
seseorang atau sekelompok orang, baik di lingkungan
keluarga, di jalan, atau pun di kantor, dan dimana saja melakukan
interaksi sosial. Mereka berinteraksi sosial dalam bentuk yang
beraneka ragam. Interaksi sosial yang mereka lakukan dapat menuju pada suatu
kerjasama atau menuju
kepada suatu persaingan/ pertentangan.
Ada beberapa
bentuk interaksi sosial yang ter-
jadi dalam kehidupan masyarakat, yaitu sebagai berikut.
1. Proses-Proses yang Assosiatif
Proses ini terjadi
apabila seseorang atau sekelompok orang melakukan suatu
interaksi sosial yang memiliki kesamaan pandangan dan tindakan sehingga mengarah
kepada kesatuan pandangan. Proses
ini terdiri atas tiga bentuk, yaitu:
a. Kerjasama
Kerjasama di sini
dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama
antara seseorang atau kelompok dalam mencapai satu tujuan
yang sama. Bentuk kerjasama ini dalam
masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah gotong royong. Gotong
royong pada dasarnya mencerminkan suatu interaksi sosial
masyarakat Indonesia dalam wujud kerjasama. Saat ini negara- negara di dunia saling bekerjasama untuk mencegah bencana yang
diakibatkan oleh pemanasan global (global
warming).
b. Akomodasi
Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu perten-
tangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan Menurut Gillin dan Gillin (2003: 70), akomodasi sama artinya dengan pengertian adaptasi.
Dari pengertian ini dimaksudkan bahwa orang mula-mula saling ber- tentangan saling menyesuaikan diri untuk mengatasi ketegangan. Misalnya, proses akomodasi dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan GAM (Gerakan
Aceh Merdeka) melalui perjanjian damai.
Akomodasi sebenarnya merupakan
suatu
cara untuk menyelesaikan pertentangan
tanpa menghancurkan pihak lawan
sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Dalam pelaksanaannya,
akomodasi memiliki beberapa bentuk yaitu
koersi, kompromi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi,
toleransi, stalemate, dan ajudikasi.
c.
Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses yang ditandai
dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia. Dalam proses asimilasi, setiap orang mengidentifikasi dirinya
dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan kelompok. Proses asimilasi dapat dengan
mudah terjadi melalui beberapa cara, antara lain dengan sikap toleransi, sikap saling menghargai orang lain dan kebudayaannya, sikap terbuka dari penguasa, persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan, perkawinan campuran, dan adanya musuh bersama
dari luar. Budaya betawi merupakan asimilasi
dari berbagai kebudayaan, baik Cina, Jawa, Portugis, dan
Islam.
2. Proses-proses yang
Disossiatif Proses-proses disossiatif sering disebut
sebagai proses yang bersifat
oposisi. Oposisi dapat diartikan
sebagai cara berjuang melawan seseorang atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Ada beberapa macam bentuk
proses disossiatif yaitu sebagai berikut.
a. Persaingan atau Kompetisi
Persaingan adalah suatu proses
sosial individu atau kelompok
yang bersaing
untuk mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tertentu. Di dalam persaingan ini ada dua jenis, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan persaingan kelompok. Dalam pelaksanaannya, persaingan ini memiliki beberapa bentuk, yaitu persaingan ekonomi, persaingan
kebudayaan, persaingan kedudukan dan peranan, persaingan ras, persaingan kekuasaan, dan lain sebagainya.
Persaingan dalam batas-batas
tertentu dapat berfungsi sebagai:
1. menyalurkan keinginan-keinginan individu
dan kelompok yang bersifat kompetitif;
2. sebagai jalan di mana keinginan,
kepentingan serta nilai-nilai
pada suatu masa menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka
yang bersaing;
3. untuk mendudukan individu pada kedudukan serta
peranan yang sesuai dengan kemampuannya;
4. untuk menghasilkan pembagian kerja yang efektif.
b.
Kontravensi
Kontraversi adalah suatu
bentuk proses sosial yang berada
di antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi ini ditandai oleh gejala-gejala
adanya ketidakpastian mengenai
diri seseorang dan perasaan
tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau kera- guan terhadap kepribadian seseorang.
Dengan kata lain kontraversi merupakan suatu sikap mental
yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsur- unsur
kebudayaan suatu golongan tertentu.
Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker (2003:71), ada lima bentuk
kontravensi, yaitu
1.
yang umum, meliputi perbuatan-perbuatan
seperti penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, perbuatan
kekerasan, dan mengacaukan
rencana pihak lain.
2.
yang sederhana
seperti menyangkal pernyataan orang lain, memaki-maki melalui surat, sms, mencerca, dan lain-lain
3.
yang intensif mencakup penghasutan, menyebar- kan gosif, dan lain-lain
4.
yang rahasia, umpamanya membocorkan rahasia
kepada pihak lain, berkianat, dan sebagainya
5.
yang taktis,
misalnya mengejutkan lawan, meng- ganggu atau membingungkan fihak
lain,
dan lain-lain
c. Pertentangan (Pertikaian atau
Konflik)
Pribadi seseorang ataupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan.
Perbedaan itu dapat mempertajam
perbedaan yang ada sehingga dapat menjadi suatu pertentangan atau pertikaian. Pertentangan
adalah suatu proses di mana individu atau kelompok berusaha
untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak
lawan yang disertai dengan ancaman dan
kekerasan. Faktor yang menyebabkan
terjadinya pertentangan antara lain perbedaan
antara individu-individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan
sosial.
Kompetisi
merupakan bentuk persaingan yang bersifat
positif. Bukankah kalian selalu bersaing
dnegan temanmu untuk menjadi juara di
kelas. Semenatara kontravensi adalah bentuk
persaingan yang bersifat negatif
karena mengarah pada konflik. Sementara.
Demikianlah bentuk-bentuk interaksi sosial
yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.
No comments:
Post a Comment