Mendidik dengan Mencelupkan Diri
Seorang
pendidik yang
berhasil adalah
yang
dapat
mencelupkan
dirinya secara
menyeluruh, pikiran, dan perasaan, dapat membangun personal
dengan murid-
muridnya, mempunyai kemampuan komunikasi secara
efektif, mampu mengelola emosi dengan baik,
mampu
menghidupkan suasana yang menarik dan menyenangkan
agar anak
senang berjalan/bermain.
Mencelupkan diri secara total memang memerlukan sikap
dan
dedikasi dan kecintaan terhadap profesi yang sedang
dijalani. Seorang guru yang
dapat mencelupkan dirinya pada profesinya sebagai guru adalah seorang yang
dapat berkontemplasi (merenungkan)
perasaan, pikiran dan perilakunya secara rutin agar dapat
melihat kekurangan- kekurangan yang ada pada dirinya. Seorang
guru bukan
berarti harus sempurna,
tetapi diharapkan untuk memperbaiki dan
mengontrol terus tindakannya agar tetap dijadikan
model
konkrit bagi
murid-muridnya.
Seringkali orang tidak mau
menerima atau mengakui bahwa dirinya masih banyak
kekurangan. Merasa dirinya sudah benar, tidak
mungkin salah dan tidak
ingin dikritik dan disalahkan. Menurut
Carl G. Jung, setiap manusia mempunyai
sisi
gelap, kalau kita tidak menerima
keberadaan sisi
gelap tersebut, maka sifat-sifat gelap akan
menjadi kekuatan yang suatu saat akan keluar
dan terlihat
oleh
orang lain, walaupun diri kita tidak menyadarinya. Inilah yang menyebabkan banyak manusia yang tidak konsisten antara kata dan tindakannya.
Guru yang demikian tidak
dapat menjadi model
bagi
murid-muridnya, bahkan
malah bisa
menjadi berbahaya,
karena
kalau
murid-muridnya menilai guru seringkali berkata moral, tetapi tidak dalam tindakan. Akibat
negatif lain dari penolakan sisi gelap adalah ingin memarahi
orang lain yang
dianggap bersalah.
Murid-murid biasanya akan menjadi
tumpahan kemarahan guru, yang sebenarnya adalah kemarahan kepada sifat yang ada
dalam diri guru sendiri, guru yang sering menyalahkan murid-murid, tidak akan
menjadi pendidik yang efektif.
Oleh karena itu, seorang guru sebagai
pendidik
anak
usia dini hendaknya terus merenung untuk
melihat kekurangan dan mengevaluasi diri dan berusaha untuk
terus menerus
memperbaiki segala kekurangan demi membentuk citra diri guru yang positif.
Citra diri guru dapat
dimaksudkan sebagai gambaran tentang diri pribadi guru yang diberikan appresiasi
oleh masyarakat.
Penilaian yang
diberikan oleh
masyarakat
terhadap guru bisa positif atau negatif tergantung kepada
kepribadian maupun karakter yang muncul sebagai wujud profesi guru secara utuh. Citra Diri Positif (positive self-
image)
dapat membangun dan mempermudah karir seseorang, karena dia
memandang positif kepada kemampuan diri, melihat
kelebihan
diri,
bukan
kekurangannya. Dengan berpikir positif pada diri, membuat
dirinya berharga.
Seseorang yang memiliki citra diri yang positif akan mendapatkan berbagai manfaat, baik yang berdampak positif
bagi dirinya sendiri maupun untuk orang-orang di sekitarnya. Manfaat-manfaat
yang terasakan oleh
si
empunya citra diri positif dan lingkungannya tersebut adalah:
1) Guru
akan membawa Perubahan Positif
Guru yang memiliki citra diri positif senantiasa mempunyai inisiatif
untuk menggulirkan perubahan
positif bagi lingkungan tempat ia berkarya. Mereka tidak
akan menunggu
agar kehidupan
menjadi lebih baik, sebaliknya, mereka akan melakukan perubahan untuk membuat
kehidupan menjadi lebih baik. Perubahan positif tidak hanya terasakan
oleh dirinya, namun juga oleh lingkungannya.
2) Mengubah Krisis Menjadi Keberuntungan
Selain
membawa perubahan
positif, guru yang memiliki citra positif juga mampu mengubah
krisis
menjadi
kesempatan untuk meraih keberuntungan. Citra diri yang positif mendorong guru untuk menjadi pemenang dalam segala hal. Menurut orang-orang
yang
bercitra diri positif, kekalahan,
kegagalan, kesulitan
dan hambatan sifatnya hanya
sementara. Fokus perhatian mereka tidak melulu tertuju kepada kondisi yang tidak menguntungkan tersebut, melainkan fokus
mereka diarahkan pada jalan keluar.
Seringkali kita memandang pada pintu yang tertutup terlalu
lama, sehingga kita tidak melihat
bahwa ada pintu-pintu
kesempatan lain yang terbuka untuk kita.
No comments:
Post a Comment