BIAYA
Pengertian :
Biaya
adalah nilai semua korbanan ekonomi yang dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk
menghasilkan suatu produk. Satuan biaya biasanya dinyatakan dalam nilai uang
tertentu misalnya Rupiah, Dollar, Rupee, Peso dan sebagainya.
Jenis
Biaya :
Pada umumya terdapat dua kelompok
biaya yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Biaya Tetap :
Biaya
tetap dikenal juga sebagai biaya pemilikan ( ownership cost ) (fixed cost)
yaitu biaya yang tidak tergantung pada seberapa banyak periode produksi
tersebut berlangsung.
Macam
biaya yang termasuk kedalam biaya ini meliputi biaya penyusutan , bunga modal,
perbaikan dan pemeliharaan, pajak dan asuransi, garasi/gudang.
1. Biaya
Penyusutan
Penetapan besarnya biaya
penyusutan dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu umur, frekuensi penggunaan,
mutu pemeliharaan dan perkembangan terknologi terdapat dua macam umur pakai (
useful life ) yaitu umur teknis dan umur ekonomis. Umur teknis adalah umur
dimana setiap alat akan menurun nilainya selama umur pakai karena pengusangan
dan kerusakan ( dipakai maupun tidak dipakai ) yang akhirnya menjadi tidak
berguna dinyatakan dalam satuan waktu ( tahun,jam).
Type / jenis alat termasuk
pada jenis alat yang memiliki umur teknis
antara 3 – 7 tahun atau rata –rata 5 tahun.
Umur ekonomis adalah jumlah
jam kerja maskimal dari alat sampai menjadi usang.
Ada 3 cara perhitungan
biaya penyusutan yaitu sebagai berikut :
a. Strainght
Line Methode
Rumus : BP = NB - NS
UT
BP = Biaya penyusutan
BP = Biaya penyusutan
NB = Nilai baru
NS = Nilai sisa
Ut = Umur teknis
Nilai baru adalah nilai beli awal dari alat sedangkan
nilai sisa adalah nilai akhir setelah digunakan dimana alat tersebut sudah
tidak ekonomis lagi bila digunakan yang dinyatakan dalam rupiah.
Perhitungan dengan cara ini memberikan jumlah penyusutan
yang sama setiap tahun, dan umumnya pada akhir umur pakai berapapun tuanya alat
tetap mempunyai nilai sisa sekitar 10-15
% dari nilai baru.
b.
Sum of Digit Methode
Rumus
= Digit Tahun 1 / N
N =
jumlah tahun pemakaian
Sebagai
contoh :
Umur
pakai/umur teknis alat 6 tahun. Jumlah digitnya adalah 6 + 5 +4 + 3 + 2 + 1 =
21, maka penyusutan per tahun.
Tahun
1 = 1/21 x harga alat
Tahun
2 = 2/21 x harga alat
Dan
seterusnya sampai tahun ke enam
2. Bunga
Modal
Bunga modal dihitung berdasarkan
besarnya bunga Bank Pemerintah yang berlaku, dihitung dari setiap modal yang
diinvestasikan baik dari pinjaman atau uang milik sendiri.
Besarnya bunga modal per tahun adalah
tingkat bunga dikalikan dengan nilai pinjaman atau dapat dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut :
Bunga Modal = Tb x nilai pinjaman
Tb adalah tingkat bunga bank
3. Biaya
pemeliharaan / perbaikan
Menghitung biaya perbaikan atau pemeliharaan
alat relative sulit kecuali mempunyai data dari lapangan karena besarnya biaya
pemeliharaan sangat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain : tingkat
pengelolaan , intensitas penggunaan per tahun, mutu bahan dan material yang
dipakai, keadaan lahan dan iklim dimana alat dioperasikan, tingkat pengetahuan
dan keterampilan operator dan biaya suku cadang serta upah kerja.
Didalam prakter khususnya dalam
memperkirakan biaya pemeliharaan/perbaikan alat dapat ditetapkan berdasarkan
angka persentase 12-15% dari nilai baru per tahun.
Akan tetapi untuk lebih teliti, harus
berdasarkan kenyataan dilapangan, dalam hal ini tersebut harus dimasukkan
kedalam kelompok biaya tidak tetap.
4. Pajak
dan asuransi
Besarnya pajak sebaiknya tidak melebihi
25 % dari nilai sisa pada tahun berjalan. Selain itu, guna melindungi dari kemungkinan
rusak sebelum umur pakainya berakhir, yang biasa diakibatkan oleh bencana alam,
kebakaran, kecelakaan, maka biasanya pemilik mengasuransikan kepada pihak jasa
asuransi. Besarnya premi asuransi berkisar 0,25 – 0, 5 % per tahun dari nilai
sisa tahun berjalan.
5. Biaya
Gudang / garasi
Besarnya biaya gudang/garasi dapat
ditetapkan sekitar 1 – 2 % dari nilai sisa pada tahun berjalan.
Dari uraian di atas maka ditetapkan besarnya
biaya tetap atau biaya pemilikan adalah sebagai berikut :
Biaya tetap per tahun adalah jumlah biaya
penyusutan + bunga modal + biaya perbaikan + pajak dan asuransi +
garasi/gudang.
Biaya tetap per jam adalah jumlah biaya
penyusutan +bungan modal + biaya perbaikan + pajak dan asuransi + garasi/gudang
dibagi jumlah jam pemakaian dalam setahun.
Biaya
tidak tetap :
Biaya tidak tetap ( variable cost ) biasa
disebut juga biaya operasi yaitu biaya yang berubah sesuai dengan tingkat
produksi. Semakin intensif pengunaan semakin meningkat biaya operasi. Yang
termasuk biaya operasi adalah biaya upah
tenaga kerja, bahan baku, peralatan, pengemasan, pengangkutan.
a. Biaya
tenaga kerja
Biaya tenaga kerja disesuaikan dengan
tariff umum yang berlaku di masing-masing daerah. Apakah menggunakan system
upah harian/jam, per bulan atau persentase dari pendapatan kotor.
b. Biaya
Bahan Baku
Biaya segala macam bahan yang akan
digunakan untuk mengolah makanan hingga menjadi produksi olahan
c. Biaya
peralatan
Biaya alat yang dipakai atau digunakan
dalam proses produksi
d. Biaya
pengemasan
Biaya yang digunakan dalam pengemasan
satu produksi olahan
e. Biaya
pengangkutan
Biaya yang digunakan dalam melakukan
pengangkutan dari satu lokasi produksi ke lokasi lain tempat memasarkan
Biaya Pokok :
Biaya pokok seringkali disebut sebagai
biaya penggunaan, dimaksudkan penggunaan untuk menetapkan harga dasar dari
produk yang telah jadi guna menghasilkan suatu produksi persatuan berat.
Berdasarkan uraian dari biaya-biaya di
atas pada komponen sub bahasan biaya tetap dan tidak tetap, maka yang dimaksud
biaya pokok per produksi adalah seluruh jumlah biaya tetap dan tidak tetap
selama satu proses produksi.
Untuk selanjutnya , karena yang akan
dilaksanakan kegiatan usaha maka harus dilihat segi ekonominya agar diperoleh
pendapatan yang layak.
Banyak parameter rasio usaha yang dapat
digunakan untuk menetapkan kelayakan suatu kegiatan usaha seperti O/I, B/C,
BEP, IRR dan lain-lain sesuai dengan ruang lingkup permasalahan dan tujuannya.
Dalam usaha hasil olahan pertanian analisis yang mudah dilakukan dan lazim
digunakan adalah analisis B/C dan BEP,
kiranya sudah cukup memberikan suatu rekomendasi kelayakan usaha.
Analisis B/C :
Benefit cost ratio adalah suatu nilai yang
memberikan gambaran untung ruginya suatu usaha, dimana bila nilai B/C lebih
dari angka 1 berarti memberikan keuntungan, sedangkan bila nilainya dibawah 1
berarti usaha tidak untung.
Nilai B/C adalah pendapatan kotor/tahun
dibagi biaya penggunaan/tahun.
BEP :
Analisis break even point/bep/analisis
titik impas/titik pulang pokok adalah untuk mengetahui suatu keadaan usaha
apakah menguntungkan atau merugikan. Dalam hal ini perlu diketahui hubungan
antara biaya tetap, biaya tidak tetap dan kapasitas produksi.
Rumus yang dapat ditulis adalah sebagai
berikut :
FC
BEP =
TVC
1 - S
Keterangan:
- FC
= Fixed Cost
- TVC
= Total Variabel Cost
- S
= Sale (Produk x harga)
Satuannya selain kg\tahun .Melalui
perhitungan break even point dapat diketahui pada level atau jumlah minimal
produksi per tahunnya atau jumlah hasil (olahan) kg yang harus dicapai per
satuan waktu.
No comments:
Post a Comment