Powered by Blogger.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Business

Saturday, 2 June 2018

Peta, Atlas dan Globe

  kangato       Saturday, 2 June 2018

PETA, ATLAS, DAN GLOBE

Manusia membutuhkan informasi tentang lingkungan untuk mendukung kehidupannya. Mereka memerlukan informasi tentang sumberdaya yang ada di lingkungan, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia.  Informasi yang dibutuhkan tidak hanya menyangkut jumlah,  jenis, perkembangan tetapi juga lokasinya. Bagaimanakah kita bisa memperoleh informasi yang terkait dengan lingkungan tersebut? Jawabannya adalah dengan menggunakan peta. Fenomena yang ada di lingkungan dapat dipetakan, baik jumlah, jenis, perkembangannya sehingga manusia dapat pula mengetahui lokasinya. Dengan peta, berbagai fenomena geografi dapat dilihat dengan mudah lokasi dan persebarannya. Pada bab ini kalian akan mempelajari Usaha Manusia Mengenali Perkembangan Lingkungannya

A.      Karakteristik Peta, Atlas, dan Globe
Pernahkah kalian bepergian ke daerah lain yang sebelumnya belum pernah dikunjungi? Apa yang dibutuhkan agar kita tidak tersesat di daerah tersebut? Selembar peta tentu akan sangat dibutuhkan agar kita dapat sampai di tujuan tanpa tersesat. Pada peta akan nampak jalan, permukiman, sungai, dan lain- lain seolah-olah kita berada di atasnya. Dengan cara demikian, kita akan mudah melihat lokasi kita berada dan lokasi yang akan kita tuju serta jalan yang harus kita lalui.
Pada masa penjelajahan untuk menemukan wilayah baru, para penjelajah membuat peta wilayah yang dikunjunginya. Berkat peta tersebut, penjelajah berikutnya berdatangan dan akhirnya diikuti oleh pindahnya penduduk ke wilayah baru tersebut. Begitulah seterusnya sehingga semakin banyak wilayah baru ditemukan dan manusia pun tersebar di berbagai wilayah atau benua di permukaan bumi. tentu tidak hanya sebatas mencari lokasi yang ingin kita tuju dan lokasi baru, tetapi juga dimanfaatkan untuk keperluan militer, perencanaan wilayah, pendakian gunung, dan lain-lain. Peta juga digunakan sebagai alat analisis dalam berbagai bidang ilmu kebumian, terutama oleh para ahli geografi. Melihat begitu besarnya manfaat peta, maka pada Untuk membuat peta diperlukan pengetahuan tentang peta dan cara membuatnya. Beberapa aturan membuat peta perlu diperhatikan agar peta yang dibuat mudah dibaca. Selain itu, kalian perlu juga memperhatikan aspek keindahan dalam membuat peta.
Informasi keruangan dapat diperoleh dengan mudah menggunakan peta, atlas, dan globe. Masing- masing media tersebut memiliki keunggulan dan kelemahannya tergantung dari kebutuhan si pengguna. Agar kalian tidak salah dalam menentukan pilihan dalam memperoleh informasi keruangan maka kita perlu mengetahui karakteristik dan kelemahan serta keunggulan dari masing-masing media tersebut.

1.   Peta
Permukaan bumi terdiri atas berbagai macam objek yang jenis, ukuran, dan bentuknya yang beragam. Jika kalian ingin melihat keseluruhannya, kalian harus terbang di atas permukaan bumi tersebut atau naik ke atas menara, gunung, dan gedung tinggi. Dengan cara demikian, maka seluruh objek di permukaan bumi akan nampak.
Tentu saja untuk melihat objek dari atas dengan cara tersebut akan sangat mahal dan memakan waktu dan tenaga yang besar. Manusia kemudian membuat gambar objek-objek di permukaan bumi tersebut ke dalam selembar peta. Karena ukuran kertas sangat kecil maka objek yang digambar tidak bisa sama ukuran dan bentuknya seperti aslinya di permukaan bumi. Objek tersebut harus diperkecil dan   dipilih sesuai dengan kebutuhan serta dibuat simbolnya. Jadi peta adalah suatu gambaran unsur-unsur atau kenampakkan-kenampakkan abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi atau yang ada kaitannya den- gan permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan (ICA, 1973).
Bagaimanakah menggunakan peta untuk mem- peroleh informasi keruangan? Dalam sebuah peta terdapat banyak informasi yang dapat kalian peroleh. Tentu saja informasi  tersebut ada yang dapat kalian peroleh secara langsung dan ada pula yang harus melalui proses analisis. Berbagai informasi tersebut dapat diperoleh dengan memperhatikan cara peng- gunaan peta sebagai berikut.
1.              Untuk memperoleh informasi tentang lokasi obyek, perhatikanlah keterangan simbol pada legenda peta dan lihatlah lokasi simbol tersebut pada peta. Jika obyek tersebut sudah kita kenali, misalnya sungai, lihatlah lokasinya secara lang- sung pada peta.
2.              Informasi tentang lokasi obyek juga dapat dilihat dengan mengunakan koordinat peta. Jika peta tersebut menggunakan koordinat lintang dan bujur, koordinat tersebut memberikan informasi tentang lokasi lintang dan bujur dari obyek tersebut.
3.              Untuk memperoleh informasi tentang sebaran obyek, lihatlah secara langsung pada peta sebaran dari simbol-simbol yang sama.
4.              Untuk memperoleh informasi tentang jenis objek geografi yang nampak pada peta, maka kalian perhatikan karakteristik simbol obyek dan  lihatlah keterangan yang ada pada legenda peta.
5.              Untuk memperoleh informasi tentang ukuran obyek, misalnya panjang dan luas, perhatikanlah skala peta.
6.              Untuk memperoleh arah dari obyek, perhatikanlah orientasi peta atau arah utara peta dan sesuaikanlah arah obyek tersebut dengan orientasi peta tersebut.

b.   Atlas
Secara sederhana atlas adalah kumpulan peta yang dibukukan. Peta yang dibukukan diatur sedemikian rupa sehingga mudah dicari. Peta yang dibukukan juga menggambarkan cakupan wilayah tertentu. Beberapa contoh berikut ini adalah atlas dengan cakupan wilayah yang berbeda.
1.           Atlas nasional memuat data fisik, sosial, budaya suatu negara, misalnya atlas Indonesia.
2.           Atlas regional merupakan atlas yang memuat data fisik, sosial, dan budaya suatu kawasan, misalnya atlas negara-negara ASEAN.
3.           Atlas dunia memuat data fisik, sosial, budaya seluruh negara-negara yang ada di dunia.
Atlas juga dapat dikelompokkan berdasarkan tema-tema tertentu. Hal ini dimaksudkan agar informasi tentang tema-tema tertentu dapat disajikan dalam jumlah yang lebih banyak. Beberapa contoh atlas semacam ini adalah:
1.            Atlas geografi merupakan atlas yang di dalamnya memuat kondisi geografis berbagai wilayah di permukaan bumi.
2.            Atlas  sejarah  merupakan  atlas  yang di dalamnya memuat perubahan atau perkembangan kondisi sosial, budaya, dan fisik di permukaan bumi.
Atlas bisanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang latarbelakangnya berbeda-beda, artinya siapa saja dapat dengan mudah menggunakan peta. Karena itu, atlas memiliki sifat-sifat berikut ini.
1.            menarik, artinya atlas menarik orang untuk membacanya.
2.            informatif, artinya informasi yang ditampilkan jelas, mudah, dan aktual.
3.            sistematis, artinya atlas disusun dengan urutan yang jelas. Urutan tersebut dapat dimulai dari suatu daerah yang lebih kecil/sempit, kemudian daerah  yang  lebih  besar/luas.  Misalnya dari suatu negara kemudian negara negara lainnya di dunia. Urutan dapat juga berdasarkan posisi dari  arah   tertentu,     misalnya dari wilayah bagian barat sampai timur. Misalnya dari propinsi di wilayah paling barat sampai propinsi di wilayah paling timur.
Agar atlas mudah dibaca dan informatif maka atlas harus disusun dengan memperhatikan  hal-hal berikut ini.
1.       Judul yang mencerminkan isi atlas secara keseluruhan.
2.       Daftar isi untuk memudahkan pengguna mencari daerah yang diperlukan.
3.       Peta yang ada dalam atlas harus memuat unsur-unsur kelengkapan peta.
4.       Peta yang ada pada atlas harus menggunakan warna yang baku dan jelas sehingga setiap orang dapat dengan cepat mengenali objek pada peta.
5.       Memiliki daftar indeks yaitu daftar nama geografi yang ada pada atlas seperti nama sungai, kota, gunung dan lain-lain. Berikut adalah contoh daftar indeks pada peta.
a.            Bandung, Jawa Barat B318 artinya, Kota Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat pada atlas halaman 18 baris 3 kolom D. Jika kalian akan mencari Kota Bandung pada indeks, maka carilah kelompok kota yang berabjad B.
b.            Cianjur, Jawa Barat C319, artinya Kota Cianjur terletak di Propinsi Jawa Barat pada atlas halaman 19 baris 3 kolom C.
c.   Globe
Pernahkan kalian melihat globe? Bentuknya mirip dengan bumi, bukan? Globe adalah model atau tiruan bola bumi yang paling mendekati bentuk yang sesungguhnya, diperkecil, dan menggunakan skala tertentu.  Jika kalian perhatikan sebuah globe maka akan nampak bahwa globe tersebut dipasang miring atau tidak tegak lurus dengan bidang permukaan tempat globe disimpan. Mengapa demikian? Hal ini disesuikan dengan poros bumi yang juga miring sebesar 66,50 dari bidang edarnya atau disebut bidang ekliptika.
Walaupun bentuknya mirip dengan bumi, namun globe memiliki kelemahan, yaitu:
1.            skala globe terlalu kecil sehingga informasinya tidak lengkap atau masih bersifat umum. Banyak informasi yang tidak terpetakan pada globe.
2.            globe tidak mudah di bawa ke mana-mana seperti halnya peta yang bisa dilipat.
Walaupun memiliki kelemahan, namun globe juga memikiki kegunaan atau kelebihan, yaitu di antaranya adalah sebagai berikut.
1.            Bentuk globe menyerupai bentuk bumi yang sebenarnya.
2.            Letak astronomis dan geografis pada globe mudah dipelajari karena mengikuti bentuk bumi. Pada peta, garis lintang dan garis bujur merupakan hasil proyeksi yang mengandung unsur distorsi atau kesalahan.
3.            Gambar daratan dan lautan pada globe dapat terlihat persebarannya sesuai dengan kenyataan.
4.            Pembagian iklim matahari dapat lebih mudah dipelajari dengan menggunakan globe.
5.            Globe dapat menirukan gerakan rotasi bumi dan posisi bumi terhadap ekliptika.
Walaupun informasi tentang permukaan bumi yang dapat diperoleh dari globe sangat terbatas, namun terdapat informasi penting yang dapat diperoleh yaitu di antaranya adalah:
1.            mengetahui letak astronomis suatu wilayah di permukaan bumi.
2.            mengetahui perbedaan iklim berdasarkan garis lintang (klasifikasi iklim matahari)
3.            mengerahui perbedaan daerah waktu di dunia.
4.            mengetahui persebaran bentang alam seperti daratan, lautan, danau, sungai dan lain-lain.
5.            mengetahui sebaran bentang budaya seperti kota dan negara.
Bagaimanakah   cara   menggunakan   dan  memperoleh informasi keruangan dari globe? Untuk menggunakan globe, kalian harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
1.             Globe sengaja dibuat miring karena dibuat sesuai dengan letaknya pada bidang perputaran bumi mengelilingi matahari. Jadi kalian tidak perlu membuatnya tegak lurus.
2.             Jika kalian akan mendemonstrasikan gerakan rotasi bumi maka jangan sampai salah arah perputarannya. Putarlah globe ke arah kanan atau kalau dilihat dari atas (kutub utara) arah perputarannya berlawanan arah jarum jam).
3.             Sebagaimana  halnya  peta,  globe  memiliki  koordinat sehingga lokasi obyek dapat dicari dengan menggunakan koordinat.
4.             Informasi keruangan lainnya sama dengan peta.

Pada Peta
Sebuah   peta   yang   baik tentunya   memiliki unsur-unsur yang lengkap sehingga memenuhi syarat sebagai sebuah peta. Selain itu, peta yang memiliki unsur-unsur yang lengkap dapat memberikan informasi yang lebih banyak dan memudahkan pengguna peta dalam menggunakan dan menganalisis peta. Unsur-unsur kelengkapan peta terdiri atas:
1. Judul Peta
Judul peta memberikan gambaran tentang isi peta dan daerah cakupan peta. Judul disusun dengan ukuran huruf yang lebh besar dari ukuran huruf lainnya pada peta dengan maksud agar nampak mencolok dan si pengguna secara langsung tertarik untuk melihat terlebih dahulu judul peta, sehingga dia mengetahui isi peta.
2. Skala Peta
Peta merupakan gambaran tentang permukaan bumi yang diperkecil. Untuk memperkecil permukaan bumi yang sebenarnya tersebut maka sebuah peta harus memiliki skala agar perbandingannya dapat diketahui oleh pengguna peta. Jadi skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak horizontal kedua titik itu di permukaan bumi (dengan satuan ukuran yang sama). Skala dapat dinyatakan dalam beberapa cara yaitu:
a.   Skala angka
Skala yang dinyatakan dengan angka dan pecahan, contohnya:
-      skala angka            :  1 :  50.000
-      skala pecahan        :  1/50.000
Skala 1 : 50.000 berarti satu satuan jarak pada peta mewakili 50.000 jarak horizontal di lapangan. Jika tidak ada keterangan satuan pada skala tersebut berarti keduanya menggunakan satuan cm, sehingga jika dibaca menjadi 1 cm di peta mewakili 50.000 cm di lapangan.
b.  Skala yang dinyatakan dengan kalimat
Skala ini menggunakan kalimat untuk meng- gambarkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya di lapangan.
Contoh:
-      1 inchi to one mile, artinya 1 inchi di peta sama dengan 1 mil di lapangan
-      I inchi to two miles, artinya 1 inchi di peta sama dengan 2 mil di lapangan

c.   Skala grafis
Skala grafis dinyatakan dalam bentuk garis yang dibagi menjadi beberapa bagian dengan satuan tertentut.
3. Orientasi Peta
Orientasi peta menunjukkan arah pada peta. Bayangkanlah jika sebuah peta tanpa orientasi peta tentu akan sangat membingungkan pengguna peta, bukan? Pengguna peta akan kesulitan memnentukan arah untuk mencapai objek-objek tertentu atau posisi objek terhadap objek lainnya. Biasanya orientasi peta yang dipakai menggunakan rujukan arah utara.
4. Legenda Peta
Legenda peta berisi keterangan objek yang ada pada peta. Setiap unsur atau objek yang ada pada muka peta harus disertai dengan keterangan pada legenda peta, baik berupa unsur titik, garis, maupun area. Jika sampai ada objek yang luput atau tidak ada keterangannya pada legenda peta maka akan membingungkan si pengguna peta.
5. Garis Lintang dan Bujur
Kelengkapan peta yang tak kalah pentingnya dari unsur lainnya adalah koordinat peta. Koordinat peta memberikan gambaran posisi masing-masing objek berdasarkan sistem koordinat tertentu diantaranya koordinat lintang bujur, koordinat UTM dan lain-lain. Setiap tempat atau objek yang tergambar pada peta terikat oleh koordinat peta.
6. Peta Inset
Tidak semua orang dengan mudah mengetahui posisi peta pada wilayah lainnya yang lebih luas. Sebagai contoh, jika seorang turis melihat peta Kabupaten Bandung, mungkin dia tidak akan tahu secara langsung posisi daerah tersebut. Karena itulah, sebuah peta perlu dilengkapi dengan indeks yang menunjukkan posisi peta diantara wilayah lainnya yang lebih luas. Jika peta yang digambarnya adalah Kabupaten Bandung, maka inset petanya adalah Jawa Barat atau wilayah yang lebih luas.
7. Pembuat Peta
Pembuat peta dapat berupa perorangan maupun lembaga. Tujuan pencatuman pembuat peta adalah agar si pengguna peta dapat meyakini akan kebenaran dan keakuratan isi peta. Biasanya nama pembuat peta ditempatkan pada sudut kanan bawah sebuah peta. Lembaga-lembaga yang memiliki tugas membuat peta di antaranya adalah.
a.        Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakorsultanal).
b.       Jawatan Topografi Angkatan Darat (Jantop TNI AD)
c.        Badan Pertanahan Nasional (BPN)
8. Tahun Pembuatan Peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan waktu pembuatan peta. Tahun pembuatan peta sangat penting untuk dicantumkan mengingat sebagian fenomena atau objek yang ada pada peta tidak bersifat tetap atau mengalami perubahan. Sebagai contoh, pada saat peta di buat, suatu kompleks permukiman pada suatu wilayah masih sangat terbatas. Beberapa tahun kemudian, permukiman tersebut telah meluas menggantikan lahan pertanian yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, peta yang dibuat sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini atau sudah tidak akurat. Penulisan tahun pembuatan peta biasanya


C.  Jenis Peta
Peta dapat dibedakan berdasarkan jenisnya menjadi peta umum dan peta khusus/tematik. Peta umum adalah peta yang di dalamnya menampilkan berbagai objek yang ada di permukaan bumi secara umum. Objek-objek tersebut di antaranya tentang ketinggian, wilayah perairan (sungai, danau, dan laut), dan objek-objek buatan manusia seperti jalan, kota dan lain-lain.
Berbeda dengan peta umum, peta tematik adalah peta yang hanya menampilkan satu tema. Tujuannya adalah untuk menampilkan informasi yang lebih khusus tentang tema-tema tertentu. Objek lainnya yang   tidak diperlukan tidak ditampilkan. Contoh peta tematik adalah peta kepadatan penduduk, peta jenis tanah, peta geologi, dan lain-lain.
D.  Menentukan Skala Peta
Pada bagian sebelumnya, kalian telah mempelajari tentang skala peta. Skala peta dapat ditentukan sesuai kebutuhan sebelum peta tersebut dibuat. Namun, skala peta dapat pula ditentukan setelah kalian membuat sketsa atau peta  dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.        Ukurlah jarak dari suatu titik ke titik lainnya pada sketsa atau peta yang mudah dikenali atau diukur di lapangan, misalnya jarak dari persimpangan jalan satu ke persimpangan jalan berikutnya.
b.        Ukur jarak sebenarnya dari kedua titik tersebut di lapangan.
c.         Bandingkanlah jarak di peta dengan jarak di lapangan. Contoh:
Jarak  titik A ke titik B pada peta adalah 4 cm
Jarak titik A ke titik B di lapangan adalah 100 m
Skala peta   =        1 : 2.500

6. Simbol-Simbol Geografi Pada Peta
Simbol pada peta dibuat untuk mewakili objek aslinya di permukaan bumi. Pembuatan simbol tentu tidak sembarangan karena harus memperhatikan aturan dan estetika atau keindahan. Tujuannya adalah agar si pembaca atau pengguna peta tertarik dan mudah membacanya.
Simbol geografi pada peta dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Dilihat dari bentuknya, simbol dapat dibagi menjadi simbol titik, garis, dan area.
a.   Simbol Titik
Simbol yang digunakan adalah bentuk simbol titik yang ujudnya dapat berupa piktorial, geometrik, dan huruf. Simbol titik piktorial menyajikan ben- tuk asli dari unsur yang diwakilinya. Simbol titik geometrik menyajikan unsur yang diwakilinya dalam bentuk geometrik atau abstrak. Simbol titik dalam bentuk huruf digunakan untuk menyatakan unsur yang diwakilinya dalam bentuk huruf.
b.  Simbol Garis
Simbol garis digunakan untuk menyajikan unsur- unsur yang ada di permukaan bumi, baik berupa garis khayal maupun garis yang sebenarnya. Sebagai contoh, batas administrasi adalah batas khayal karena tidak ada wujudnya di permukaan bumi, sedangkan jalan adalah unsur sebenarnya yang ada di permukaan bumi.
c.   Simbol Area/Luas
Simbol ini terdiri atas luas deskriptif dan simbol luas abstrak. Simbol luas deskriptif penyajiannya di- upayakan sama atau mendekati wujud sebenarnya, sedangkan simbol luas abstrak penyajiannya meng- gunakan garis atau titik-titik.
E.   Sketsa Wilayah
Kalian mungkin pernah melihat berbagai jenis peta dengan berbagai simbol di dalamnya. Walaupun demikian, belum tentu kalian pernah melihat cara membuatnya, bukan? Sebelum membuatnya dengan ukuran yang tepat, kalian dapat memulai dengan membuat sketsa wilayah tempat tinggal kalian masing-masing. Sketsa wilayah berarti gambaran kasar tentang suatu wilayah berdasarkan hasil pengamatan lapangan dari si pembuat sketsa. Sketsa berbeda dengan peta karena peta merupakan hasil pengukuran di lapangan, sehingga jarak di lapangan memiliki perbandingan tertentu dengan jarak di peta. Sketsa tersebut nantinya akan dibuat petanya dengan menggunakan ukuran yang sebenarnya. Langkah langkahnya adalah:
a.    Siapkanlah kertas HVS dan pensil. Ingatlah lingkungan tempat tinggal kalian masing- masing.
b.    Mulailah menggambar jaringan jalan dan sungai yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal.
c.    Gambarlah rumah atau kumpulan rumah yang kalian ingat ada di sekitar tempat tinggal kalian.
d.    Jika ada objek lainnya, lengkapi pula dengan obyek- obyek tersebut seperti seperti pohon, pertokoan, pabrik, jalan kereta api, bank, dan lain-lain.
F.   Mendeskripsikan Kondisi Geografis Suatu Wilayah
Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi.   Objek-objek yang ada di permukaan bumi akan nampak pada peta dengan menggunakan bantuan simbol peta. Jadi, objek di permukaan bumi seperti sungai, danau, jalan, kebun, hutan dan lain-lain diwakili   oleh simbol. Karena itulah untuk mendeskripsikan kondisi geografis pada peta, kalian harus mengetahui berbagai simbol yang ada pada peta, baik berupa simbol garis, titik, area, dan warna.
Dari sebuah peta dan dengan mengetahui simbol peta, kalian dapat memperoleh banyak informasi jika bisa membacanya dengan baik. Kalian juga bisa mendeskripsikan banyak hal dari objek yang nampak pada peta. Tentu saja pengetahuan kalian tentang objek pada peta dan cara membaca peta sangat menentukan seberapa banyak informasi yang dapat diperoleh dan dideskripsikan.
Sebagai gambaran, perhatikanlah peta berikut ini. Wilayah yang ada pada peta terletak di wilayah tropis yang terlihat dari letak lintang dan bujurnya. Artinya, wilayah tersebut memiliki ciri iklim tropis yang bersuhu tinggi karena matahari menyinari wilayah tersebut setiap hari sekitar 12 jam. Tumbuhan yang tumbuh bisa kita bayangkan sebagian besar merupakan tumbuhan khas daerah tropis.

(isi dengan gambar Atlas Indonesia dan Dunia)
Wilayah yang nampak pada peta juga sebagian besar merupakan dataran rendah yang ditunjukkan oleh dominasi warna hijau. Jika dilihat pada legenda peta nampak bahwa warna hijau memiliki ketinggian antara 0 -100 m dpal. Dataran tinggi dan pegunungan terutama terletak di bagian timur dan tenggara. Semakin ke arah laut, semakin rendah dan datar. Nampak pula adanya rawa di daerah pantai yang cukup luas. Kota-kota atau pusat kegiatan penduduk sebagian besar berada di dataran rendah.
Sebagai bahan latihan, carilah peta kabupaten atau kota tempat kalian tinggal. Deskripsikanlah kondisi geografisnya, baik kondisi fisik maupun penduduknya.

G.        Kaitan  Antara  Kondisi Geografis dengan Keadaan Penduduk
Kondisi penduduk tidak lepas dari kondisi geografis suatu wilayah. Mungkin kalian akan melihat adanya perbedaan matapencaharian penduduk di daerah pantai dengan daerah pegunungan. Penduduk di daerah pantai banyak yang bekerja sebagai nelayan, sedangkan penduduk di daerah dataran tinggi atau pegunungan umumnya bekerja sebagai petani. Perhatikan peta berikut ini.
Berdasarkan peta tersebut, penduduk dunia lebih banyak atau terkonsentrasi di daerah pantai dan dataran rendah dibandingkan dengan di daerah pegunungan. Tahukah kalian mengapa hal itu ter- jadi? Tentu saja karena di   daerah dataran rendah, penduduk lebih mudah melakukan mobilitas atau pergerakan dari satu tempat dengan tempat lainnya. Bayangkanlah jika kalian tinggal di daerah perbukitan atau pegunungan, untuk mencapai lokasi yang kita tuju diperlukan tenaga atau energi yang lebih banyak dibandingkan dengan di daerah yang datar, bukan? Apakah ada alasan lainnya? Diskusikanlah dengan teman dan guru kalian masing-masing.
Berikut ini adalah contoh-contoh keterkaitan antara kondisi geografis dengan keadaan penduduk, yaitu:
a.                   wilayah yang subur cenderung dipilih penduduk sebagai tempat tinggal, sehingga kepadatan penduduk di daerah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan di wilayah yang kurang subur.
b.                  wilayah yang kondisi airnya memadai, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya, cenderung menjadi tempat pemusatan penduduk.
c.                   wilayah yang memiliki potensi bencana alam yang tinggi seperti banjir, longsor, cenderung dihindari penduduk.
d.                  wilayah yang cuacanya ekstrim seperti di daerah kutub dan gurun jumlah penduduknya sangat kecil.

logoblog

Thanks for reading Peta, Atlas dan Globe

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Contoh Soal PLH Kelas VIII

SOAL PLH KELAS VIII PENGHIJAUAN LINGKUNGAN Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (X) pad...

close