PETA, ATLAS, DAN GLOBE
Manusia membutuhkan informasi tentang lingkungan untuk mendukung kehidupannya. Mereka memerlukan informasi
tentang sumberdaya yang ada di lingkungan, baik sumberdaya alam maupun
sumberdaya manusia. Informasi yang dibutuhkan tidak hanya
menyangkut jumlah, jenis, perkembangan tetapi juga lokasinya. Bagaimanakah kita bisa memperoleh informasi yang terkait dengan
lingkungan tersebut? Jawabannya adalah dengan menggunakan peta. Fenomena yang
ada di lingkungan dapat dipetakan, baik jumlah, jenis, perkembangannya sehingga manusia
dapat pula mengetahui lokasinya. Dengan peta, berbagai fenomena geografi dapat dilihat
dengan mudah lokasi
dan persebarannya. Pada bab
ini kalian
akan mempelajari
Usaha Manusia Mengenali Perkembangan Lingkungannya
A. Karakteristik Peta, Atlas,
dan Globe
Pernahkah kalian bepergian
ke daerah lain yang
sebelumnya belum pernah dikunjungi? Apa yang dibutuhkan
agar kita tidak tersesat di daerah tersebut?
Selembar peta tentu
akan sangat
dibutuhkan agar kita dapat sampai
di tujuan tanpa
tersesat. Pada peta akan nampak jalan, permukiman,
sungai, dan lain- lain seolah-olah kita berada di atasnya. Dengan cara demikian,
kita akan mudah melihat lokasi kita berada
dan lokasi yang akan kita tuju serta
jalan yang harus kita lalui.
Pada masa penjelajahan
untuk menemukan wilayah baru, para penjelajah membuat
peta wilayah yang dikunjunginya. Berkat peta tersebut, penjelajah berikutnya berdatangan dan akhirnya diikuti oleh
pindahnya penduduk ke
wilayah baru tersebut. Begitulah seterusnya
sehingga semakin banyak wilayah
baru ditemukan dan manusia pun tersebar di berbagai
wilayah atau benua di permukaan bumi. tentu tidak hanya sebatas mencari lokasi yang ingin kita tuju dan lokasi baru, tetapi juga dimanfaatkan untuk keperluan militer,
perencanaan wilayah,
pendakian gunung, dan lain-lain.
Peta juga digunakan
sebagai alat analisis dalam berbagai
bidang ilmu kebumian,
terutama oleh para ahli geografi.
Melihat begitu besarnya manfaat peta, maka pada Untuk membuat peta diperlukan pengetahuan tentang peta dan cara membuatnya. Beberapa aturan membuat peta perlu diperhatikan agar peta yang dibuat mudah dibaca. Selain itu, kalian perlu juga memperhatikan aspek keindahan
dalam membuat peta.
Informasi keruangan dapat diperoleh
dengan mudah menggunakan peta, atlas, dan globe. Masing-
masing media tersebut memiliki keunggulan dan
kelemahannya tergantung dari kebutuhan si
pengguna. Agar kalian tidak salah dalam menentukan
pilihan dalam memperoleh informasi keruangan
maka kita perlu mengetahui karakteristik dan kelemahan serta
keunggulan dari masing-masing media
tersebut.
1.
Peta
Permukaan bumi terdiri atas berbagai
macam objek yang jenis, ukuran, dan bentuknya
yang beragam. Jika kalian ingin
melihat keseluruhannya, kalian harus terbang di atas permukaan bumi tersebut
atau naik ke atas menara,
gunung, dan gedung tinggi. Dengan
cara demikian, maka seluruh objek
di permukaan bumi akan nampak.
Tentu saja untuk melihat objek dari atas dengan cara tersebut
akan sangat mahal dan memakan waktu dan tenaga yang besar. Manusia kemudian
membuat gambar objek-objek di permukaan bumi tersebut ke dalam selembar
peta. Karena ukuran kertas sangat kecil
maka objek
yang digambar
tidak bisa sama ukuran dan bentuknya seperti
aslinya di permukaan bumi. Objek tersebut
harus diperkecil dan dipilih sesuai dengan kebutuhan serta dibuat simbolnya.
Jadi peta adalah suatu gambaran unsur-unsur atau kenampakkan-kenampakkan abstrak,
yang dipilih
dari permukaan bumi atau yang ada kaitannya den- gan permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan umumnya
digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan
(ICA, 1973).
Bagaimanakah menggunakan peta untuk mem- peroleh informasi
keruangan? Dalam sebuah peta terdapat banyak informasi yang dapat kalian peroleh.
Tentu saja informasi tersebut ada yang dapat kalian peroleh secara
langsung dan ada pula yang
harus melalui proses analisis.
Berbagai informasi tersebut dapat diperoleh dengan memperhatikan cara peng-
gunaan peta sebagai berikut.
1.
Untuk memperoleh informasi tentang lokasi obyek, perhatikanlah
keterangan simbol pada legenda peta dan
lihatlah lokasi simbol tersebut pada peta. Jika obyek
tersebut sudah kita kenali,
misalnya sungai, lihatlah lokasinya secara lang- sung pada peta.
2.
Informasi tentang
lokasi obyek juga dapat dilihat dengan
mengunakan koordinat peta. Jika peta
tersebut menggunakan koordinat lintang dan bujur,
koordinat tersebut memberikan informasi tentang lokasi lintang
dan bujur
dari obyek tersebut.
3.
Untuk memperoleh informasi tentang sebaran
obyek, lihatlah secara langsung pada peta sebaran
dari simbol-simbol yang sama.
4.
Untuk memperoleh informasi tentang jenis objek geografi yang nampak pada peta, maka kalian perhatikan
karakteristik simbol obyek dan lihatlah
keterangan yang ada pada legenda peta.
5.
Untuk memperoleh informasi tentang ukuran obyek, misalnya
panjang dan luas, perhatikanlah
skala peta.
6.
Untuk memperoleh arah dari obyek, perhatikanlah
orientasi peta atau arah utara peta dan sesuaikanlah arah obyek tersebut dengan
orientasi peta tersebut.
b.
Atlas
Secara sederhana atlas adalah kumpulan
peta yang dibukukan. Peta yang
dibukukan diatur sedemikian rupa sehingga mudah dicari. Peta yang dibukukan
juga menggambarkan cakupan wilayah tertentu.
Beberapa contoh berikut ini
adalah atlas dengan cakupan
wilayah yang berbeda.
1.
Atlas nasional memuat data fisik, sosial, budaya suatu
negara, misalnya atlas Indonesia.
2.
Atlas regional merupakan atlas yang memuat data fisik,
sosial, dan budaya suatu kawasan, misalnya atlas negara-negara
ASEAN.
3.
Atlas dunia memuat data fisik, sosial,
budaya seluruh negara-negara
yang ada di dunia.
Atlas juga dapat
dikelompokkan berdasarkan tema-tema tertentu. Hal
ini dimaksudkan agar informasi tentang
tema-tema tertentu dapat disajikan
dalam jumlah yang lebih banyak. Beberapa contoh atlas semacam ini adalah:
1.
Atlas geografi merupakan atlas yang di dalamnya
memuat kondisi geografis berbagai wilayah di permukaan bumi.
2.
Atlas sejarah merupakan atlas yang di
dalamnya memuat perubahan atau perkembangan
kondisi sosial, budaya, dan fisik di
permukaan bumi.
Atlas bisanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna yang latarbelakangnya berbeda-beda, artinya
siapa saja dapat dengan mudah
menggunakan peta. Karena itu, atlas memiliki sifat-sifat berikut ini.
1.
menarik, artinya
atlas menarik orang untuk
membacanya.
2.
informatif, artinya informasi yang ditampilkan
jelas, mudah, dan aktual.
3.
sistematis, artinya atlas disusun dengan urutan
yang jelas. Urutan tersebut
dapat dimulai dari suatu daerah
yang lebih kecil/sempit, kemudian
daerah yang lebih
besar/luas. Misalnya dari suatu negara kemudian negara negara
lainnya di dunia. Urutan dapat juga berdasarkan posisi dari arah tertentu, misalnya
dari wilayah bagian barat sampai
timur. Misalnya dari propinsi
di wilayah paling barat sampai propinsi
di wilayah paling timur.
Agar atlas mudah
dibaca dan informatif maka atlas harus disusun dengan
memperhatikan hal-hal berikut ini.
1.
Judul yang mencerminkan isi atlas secara keseluruhan.
2.
Daftar isi untuk memudahkan pengguna
mencari daerah yang diperlukan.
3.
Peta yang ada dalam atlas harus memuat unsur-unsur
kelengkapan peta.
4.
Peta yang ada pada atlas harus menggunakan
warna yang baku dan jelas sehingga setiap orang
dapat dengan cepat mengenali objek pada peta.
5.
Memiliki daftar indeks yaitu daftar nama geografi
yang ada pada atlas seperti
nama sungai, kota, gunung dan lain-lain. Berikut adalah contoh daftar
indeks pada peta.
a.
Bandung, Jawa Barat B318 artinya, Kota Bandung terletak
di Provinsi
Jawa Barat pada atlas halaman 18 baris 3 kolom D. Jika kalian
akan mencari Kota Bandung pada
indeks, maka carilah
kelompok kota yang
berabjad B.
b.
Cianjur,
Jawa Barat C319, artinya Kota Cianjur terletak
di Propinsi Jawa Barat pada atlas
halaman 19 baris 3 kolom C.
c.
Globe
Pernahkan kalian melihat globe? Bentuknya
mirip dengan bumi,
bukan? Globe adalah
model atau tiruan bola bumi yang paling mendekati bentuk yang
sesungguhnya, diperkecil, dan menggunakan skala tertentu. Jika
kalian perhatikan sebuah globe maka akan nampak bahwa
globe tersebut dipasang
miring atau tidak tegak
lurus
dengan bidang permukaan tempat globe
disimpan. Mengapa demikian? Hal ini disesuikan dengan poros bumi yang
juga miring sebesar 66,50 dari bidang edarnya atau disebut bidang ekliptika.
Walaupun bentuknya mirip dengan bumi, namun globe
memiliki kelemahan, yaitu:
1.
skala globe terlalu kecil sehingga informasinya tidak lengkap atau masih bersifat umum. Banyak
informasi yang tidak terpetakan pada globe.
2.
globe tidak mudah di bawa ke mana-mana seperti
halnya peta yang bisa dilipat.
Walaupun memiliki kelemahan, namun globe juga memikiki
kegunaan atau kelebihan, yaitu di antaranya
adalah sebagai berikut.
1.
Bentuk globe menyerupai bentuk bumi yang sebenarnya.
2.
Letak astronomis dan geografis pada globe
mudah dipelajari karena mengikuti bentuk bumi. Pada peta, garis lintang dan garis bujur merupakan
hasil proyeksi yang mengandung
unsur distorsi atau kesalahan.
3.
Gambar daratan dan lautan pada globe dapat
terlihat persebarannya sesuai dengan kenyataan.
4.
Pembagian iklim matahari dapat lebih mudah
dipelajari dengan menggunakan globe.
5.
Globe dapat menirukan gerakan
rotasi bumi dan posisi bumi
terhadap ekliptika.
Walaupun informasi tentang
permukaan bumi yang dapat diperoleh
dari globe sangat terbatas, namun
terdapat informasi penting yang dapat
diperoleh yaitu di antaranya adalah:
1.
mengetahui letak astronomis suatu wilayah
di permukaan bumi.
2.
mengetahui perbedaan iklim berdasarkan garis lintang (klasifikasi iklim matahari)
3.
mengerahui perbedaan daerah waktu di dunia.
4.
mengetahui persebaran bentang alam seperti daratan, lautan, danau, sungai dan lain-lain.
5.
mengetahui sebaran
bentang budaya seperti kota dan negara.
Bagaimanakah cara
menggunakan dan memperoleh informasi keruangan dari globe? Untuk menggunakan globe, kalian harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
1.
Globe sengaja dibuat miring karena dibuat sesuai dengan letaknya pada bidang perputaran bumi mengelilingi matahari. Jadi kalian tidak perlu membuatnya tegak lurus.
2.
Jika kalian akan mendemonstrasikan gerakan rotasi bumi maka jangan sampai salah arah perputarannya. Putarlah globe ke arah kanan atau kalau dilihat dari atas (kutub utara) arah perputarannya berlawanan arah
jarum jam).
3.
Sebagaimana halnya peta, globe memiliki koordinat sehingga lokasi obyek dapat dicari dengan menggunakan koordinat.
4.
Informasi keruangan lainnya sama dengan peta.
Pada Peta
Sebuah peta yang baik tentunya memiliki unsur-unsur yang lengkap sehingga memenuhi syarat
sebagai sebuah peta. Selain itu, peta yang memiliki unsur-unsur yang lengkap dapat memberikan
informasi yang lebih
banyak dan memudahkan pengguna
peta dalam menggunakan dan menganalisis
peta. Unsur-unsur kelengkapan peta terdiri atas:
1. Judul Peta
Judul peta
memberikan gambaran tentang isi peta dan
daerah cakupan peta.
Judul disusun dengan
ukuran huruf yang lebh besar dari ukuran huruf lainnya pada peta
dengan maksud agar nampak mencolok dan si pengguna
secara langsung tertarik
untuk melihat terlebih dahulu judul peta, sehingga dia mengetahui isi peta.
2. Skala Peta
Peta merupakan gambaran tentang permukaan bumi yang diperkecil. Untuk memperkecil permukaan
bumi yang sebenarnya tersebut maka
sebuah peta harus memiliki skala agar
perbandingannya dapat diketahui oleh pengguna peta.
Jadi skala peta adalah
perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak horizontal kedua titik itu di permukaan bumi (dengan
satuan ukuran yang sama). Skala dapat
dinyatakan dalam beberapa cara yaitu:
a. Skala angka
Skala yang
dinyatakan dengan angka dan pecahan,
contohnya:
- skala angka :
1 : 50.000
- skala pecahan :
1/50.000
Skala 1 : 50.000 berarti
satu satuan jarak
pada peta mewakili 50.000 jarak horizontal di lapangan. Jika tidak ada keterangan satuan pada skala tersebut berarti keduanya menggunakan satuan cm, sehingga jika dibaca menjadi 1 cm di peta mewakili 50.000 cm di lapangan.
b. Skala yang dinyatakan dengan kalimat
Skala ini menggunakan
kalimat untuk meng- gambarkan perbandingan jarak di peta dengan
jarak sebenarnya di lapangan.
Contoh:
- 1 inchi to one mile, artinya 1 inchi di peta sama dengan 1 mil di lapangan
- I inchi to two miles, artinya 1 inchi di peta sama dengan 2 mil di lapangan
c.
Skala grafis
Skala grafis dinyatakan dalam bentuk garis yang dibagi menjadi
beberapa bagian dengan satuan tertentut.
3. Orientasi
Peta
Orientasi peta menunjukkan
arah pada peta. Bayangkanlah
jika sebuah peta tanpa orientasi peta tentu akan sangat membingungkan pengguna
peta, bukan? Pengguna peta akan kesulitan
memnentukan arah untuk mencapai
objek-objek tertentu atau posisi
objek terhadap objek
lainnya. Biasanya orientasi peta yang dipakai menggunakan rujukan arah utara.
4. Legenda
Peta
Legenda peta berisi keterangan objek yang ada pada peta.
Setiap unsur atau objek yang
ada pada
muka peta harus disertai
dengan keterangan pada legenda peta, baik berupa unsur titik, garis, maupun area.
Jika sampai
ada objek
yang luput
atau tidak
ada keterangannya pada legenda peta
maka akan membingungkan si pengguna peta.
5. Garis
Lintang dan Bujur
Kelengkapan peta yang tak kalah pentingnya dari unsur lainnya
adalah koordinat peta. Koordinat peta memberikan gambaran posisi
masing-masing objek berdasarkan sistem koordinat
tertentu diantaranya koordinat lintang bujur, koordinat UTM dan lain-lain.
Setiap tempat atau objek yang tergambar pada peta terikat oleh koordinat
peta.
6. Peta
Inset
Tidak semua orang dengan mudah mengetahui posisi peta pada wilayah lainnya yang lebih luas. Sebagai contoh, jika seorang turis melihat peta Kabupaten Bandung,
mungkin dia tidak
akan tahu secara langsung posisi daerah tersebut. Karena itulah, sebuah peta perlu dilengkapi dengan indeks yang menunjukkan posisi peta diantara wilayah lainnya yang lebih luas. Jika peta yang digambarnya adalah Kabupaten Bandung, maka inset petanya adalah Jawa Barat
atau wilayah yang lebih luas.
7. Pembuat Peta
Pembuat peta dapat berupa
perorangan maupun lembaga.
Tujuan pencatuman pembuat peta adalah agar si pengguna peta dapat meyakini akan kebenaran
dan keakuratan isi peta. Biasanya
nama pembuat peta ditempatkan
pada sudut kanan bawah sebuah peta. Lembaga-lembaga yang memiliki tugas membuat peta di
antaranya adalah.
a.
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakorsultanal).
b.
Jawatan Topografi Angkatan
Darat (Jantop TNI AD)
c.
Badan Pertanahan Nasional
(BPN)
8. Tahun Pembuatan Peta
Tahun pembuatan peta menunjukkan
waktu pembuatan peta. Tahun pembuatan
peta sangat penting untuk dicantumkan
mengingat sebagian fenomena atau objek yang ada pada peta tidak bersifat
tetap atau mengalami perubahan. Sebagai
contoh, pada saat peta di buat, suatu
kompleks permukiman pada
suatu wilayah masih sangat terbatas. Beberapa tahun kemudian, permukiman tersebut
telah meluas menggantikan lahan pertanian yang ada di sekitarnya.
Dengan demikian, peta yang dibuat
sudah tidak sesuai lagi
dengan kondisi saat ini atau sudah tidak akurat. Penulisan tahun pembuatan
peta biasanya
C. Jenis Peta
Peta dapat dibedakan berdasarkan jenisnya menjadi peta umum dan peta khusus/tematik. Peta umum
adalah peta yang di dalamnya menampilkan berbagai objek yang ada di permukaan
bumi secara umum. Objek-objek
tersebut di antaranya tentang
ketinggian, wilayah perairan
(sungai, danau, dan laut), dan
objek-objek buatan manusia seperti jalan, kota dan lain-lain.
Berbeda dengan peta umum, peta tematik adalah
peta yang hanya
menampilkan satu tema.
Tujuannya adalah untuk menampilkan informasi yang lebih khusus tentang tema-tema
tertentu. Objek lainnya
yang tidak diperlukan tidak ditampilkan. Contoh peta
tematik adalah peta kepadatan penduduk, peta jenis tanah, peta geologi, dan
lain-lain.
D. Menentukan Skala Peta
Pada bagian sebelumnya, kalian telah mempelajari
tentang skala peta. Skala peta dapat ditentukan sesuai
kebutuhan sebelum peta
tersebut dibuat. Namun, skala peta
dapat pula ditentukan setelah kalian
membuat sketsa atau peta dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Ukurlah jarak dari suatu titik ke titik lainnya pada sketsa atau peta yang mudah dikenali
atau diukur di lapangan, misalnya
jarak dari persimpangan jalan satu ke persimpangan jalan berikutnya.
b.
Ukur jarak sebenarnya dari kedua titik tersebut
di lapangan.
c.
Bandingkanlah jarak di peta dengan
jarak di lapangan. Contoh:
Jarak titik A ke titik B pada peta adalah 4 cm
Jarak titik A ke titik B di
lapangan adalah 100 m
Skala
peta =
1 : 2.500
6. Simbol-Simbol Geografi Pada Peta
Simbol
pada peta dibuat untuk mewakili objek aslinya
di permukaan bumi. Pembuatan simbol tentu
tidak sembarangan karena harus memperhatikan
aturan dan estetika atau keindahan. Tujuannya adalah
agar si pembaca atau pengguna
peta tertarik dan mudah
membacanya.
Simbol geografi pada
peta dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis. Dilihat dari bentuknya, simbol
dapat dibagi menjadi simbol titik, garis, dan area.
a.
Simbol Titik
Simbol yang digunakan
adalah bentuk simbol titik yang ujudnya dapat berupa piktorial, geometrik, dan huruf. Simbol
titik piktorial menyajikan ben- tuk
asli dari
unsur yang diwakilinya. Simbol titik
geometrik menyajikan unsur yang diwakilinya dalam bentuk geometrik
atau abstrak. Simbol titik dalam
bentuk huruf digunakan untuk
menyatakan unsur yang diwakilinya dalam bentuk huruf.
b. Simbol Garis
Simbol garis digunakan untuk menyajikan unsur-
unsur yang ada di permukaan
bumi, baik berupa garis
khayal maupun
garis yang sebenarnya. Sebagai contoh,
batas administrasi adalah batas khayal karena tidak ada wujudnya di permukaan bumi, sedangkan jalan adalah
unsur sebenarnya yang ada di permukaan
bumi.
c.
Simbol
Area/Luas
Simbol ini terdiri
atas luas deskriptif dan simbol luas abstrak.
Simbol luas deskriptif penyajiannya di-
upayakan sama atau mendekati wujud sebenarnya,
sedangkan simbol luas abstrak
penyajiannya meng- gunakan garis atau titik-titik.
E. Sketsa Wilayah
Kalian mungkin pernah
melihat berbagai jenis peta dengan
berbagai simbol di dalamnya. Walaupun
demikian, belum tentu
kalian pernah melihat cara membuatnya, bukan? Sebelum membuatnya dengan ukuran yang tepat,
kalian dapat memulai dengan membuat
sketsa wilayah tempat tinggal kalian
masing-masing. Sketsa wilayah
berarti gambaran kasar tentang suatu
wilayah berdasarkan hasil pengamatan lapangan
dari si pembuat sketsa. Sketsa berbeda dengan peta karena peta merupakan hasil
pengukuran di lapangan, sehingga jarak di lapangan memiliki perbandingan tertentu dengan jarak di peta.
Sketsa tersebut nantinya
akan dibuat petanya
dengan menggunakan ukuran yang
sebenarnya. Langkah langkahnya adalah:
a.
Siapkanlah kertas HVS dan pensil. Ingatlah lingkungan tempat
tinggal kalian masing- masing.
b. Mulailah menggambar jaringan
jalan dan sungai yang ada di sekitar lingkungan
tempat tinggal.
c.
Gambarlah rumah atau kumpulan rumah
yang kalian ingat ada di sekitar tempat tinggal
kalian.
d.
Jika ada objek lainnya, lengkapi pula dengan obyek-
obyek tersebut seperti seperti pohon,
pertokoan, pabrik, jalan kereta api, bank, dan lain-lain.
F. Mendeskripsikan Kondisi Geografis Suatu Wilayah
Peta merupakan gambaran dari permukaan
bumi. Objek-objek yang ada di permukaan bumi akan nampak pada peta dengan menggunakan bantuan simbol peta.
Jadi, objek di permukaan bumi
seperti sungai, danau, jalan, kebun,
hutan dan lain-lain
diwakili oleh simbol. Karena itulah
untuk mendeskripsikan kondisi
geografis pada peta, kalian harus mengetahui berbagai
simbol yang ada pada peta, baik berupa simbol garis, titik, area, dan warna.
Dari sebuah peta dan dengan mengetahui simbol peta,
kalian dapat memperoleh banyak informasi
jika bisa membacanya dengan baik. Kalian juga bisa mendeskripsikan banyak hal dari objek yang nampak
pada peta. Tentu saja pengetahuan
kalian tentang objek pada peta
dan cara
membaca peta sangat menentukan
seberapa banyak informasi yang dapat diperoleh dan dideskripsikan.
Sebagai gambaran, perhatikanlah peta berikut
ini. Wilayah yang ada pada peta terletak di wilayah tropis yang terlihat dari
letak lintang dan bujurnya. Artinya, wilayah tersebut memiliki ciri iklim
tropis yang bersuhu tinggi karena matahari
menyinari wilayah tersebut
setiap hari sekitar 12 jam. Tumbuhan
yang tumbuh bisa kita bayangkan
sebagian besar merupakan tumbuhan khas daerah tropis.
(isi dengan gambar Atlas Indonesia dan Dunia)
Wilayah yang nampak pada peta juga sebagian
besar merupakan dataran rendah yang ditunjukkan oleh dominasi warna hijau.
Jika dilihat pada legenda
peta nampak bahwa warna hijau memiliki ketinggian antara 0 -100 m dpal. Dataran
tinggi dan pegunungan terutama terletak di bagian
timur dan tenggara. Semakin ke
arah laut, semakin rendah dan
datar. Nampak pula adanya rawa di daerah pantai yang cukup luas. Kota-kota atau pusat kegiatan
penduduk sebagian besar berada di dataran rendah.
Sebagai bahan latihan,
carilah peta kabupaten atau
kota tempat kalian tinggal. Deskripsikanlah
kondisi geografisnya, baik kondisi
fisik maupun penduduknya.
G. Kaitan
Antara Kondisi Geografis dengan
Keadaan Penduduk
Kondisi penduduk tidak lepas dari kondisi geografis suatu
wilayah. Mungkin kalian akan melihat
adanya perbedaan matapencaharian penduduk di daerah pantai
dengan daerah pegunungan. Penduduk di
daerah pantai banyak yang bekerja
sebagai nelayan, sedangkan penduduk di
daerah dataran tinggi atau pegunungan
umumnya bekerja sebagai petani. Perhatikan peta berikut
ini.
Berdasarkan peta tersebut,
penduduk dunia lebih banyak atau
terkonsentrasi di daerah
pantai dan dataran rendah dibandingkan
dengan di daerah pegunungan. Tahukah kalian mengapa hal
itu ter- jadi?
Tentu saja karena
di daerah dataran rendah, penduduk lebih
mudah melakukan mobilitas atau pergerakan dari satu tempat dengan tempat lainnya.
Bayangkanlah jika kalian tinggal di daerah perbukitan
atau pegunungan, untuk mencapai lokasi yang kita tuju diperlukan tenaga atau energi yang lebih banyak dibandingkan dengan
di daerah yang datar, bukan? Apakah ada alasan lainnya?
Diskusikanlah dengan teman dan guru kalian masing-masing.
Berikut ini adalah contoh-contoh keterkaitan antara
kondisi geografis dengan keadaan penduduk,
yaitu:
a.
wilayah yang subur cenderung dipilih penduduk
sebagai tempat tinggal,
sehingga kepadatan penduduk di daerah
tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan di wilayah yang kurang subur.
b.
wilayah yang kondisi airnya
memadai, baik dari segi
jumlah maupun kualitasnya, cenderung menjadi tempat pemusatan penduduk.
c.
wilayah yang memiliki potensi bencana alam
yang tinggi seperti banjir,
longsor, cenderung dihindari penduduk.
d.
wilayah yang cuacanya ekstrim seperti di daerah
kutub dan gurun jumlah penduduknya sangat kecil.
No comments:
Post a Comment