KADAL
Berbeda dengan organ pernapasan serangga, organ yang
digunakan pada pernapasan reptilia adalah
paru-paru. Sebab, sebagian besar reptilia hidup di daratan atau habitat
yang kering. Untuk mengimbanginya, kulit reptilia bersisik dan kering,
supaya cairan dalam tubuhnya tidak mudah hilang. Kulit bersisik pada
reptilia merupakan suatu adaptasi hidup dalam udara kering, dan bukan sebagai
alat pertukaran gas. Walau begitu, ada pula mekanisme pernapasan reptilia
yang dibantu oleh permukaan epitelium lembab di sekitar
kloaka. Reptilia demikian misalnya kura-kura dan penyu. Hal ini
dilakukan karena tubuh kura-kura dan penyu terdapat tempurung yang
kaku. Tempurung ini menyebabkan gerak pernapasan kedua hewan
tersebut terbatas. Mekanisme pernapasan reptilia terjadi dalam dua
fase, yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi. Saat tulang
rusuk mengembang, volume rongga dada akan mening kat. Selanjutnya udara
(oksigen) akan masuk ke dalam paru-paru, sehingga terjadi fase inspirasi.
Sedangkan, fase ekspirasi akan terjadi, jika tulang rusuk merapat,
sehingga CO2 (karbondioksida) dan uap air keluar dari
paru-paru.
Kadal alias bengkarung adalah
sejenis reptil berkaki empat anggota suku Scincidae. Disebut kadal, karena
bengkarung biasa dijumpai di kebun pekarangan. Dalam bahasa Inggris dikenal
sebagai East Indian Brown Mabuya, Many-lined Sun Skink atau Common Sun Skink.
Sedangkan nama ilmiahnya Mabuya multifasciata, merujuk pada garis-garis samar
memanjang tubuhnya.
Kadal yang banyak ditemukan di
pekarangan, kebun-kebun, tegalan rerumputan atau persawahan, sampai ke hutan
belukar. Gesit dan agak gemuk, kepala seolah-olah menyatu dengan leher yang
gemuk kokoh; penampang tubuh nampak bersegi empat tumpul. Total panjangnya
hingga sekitar 22 cm, kurang-lebih 60% daripadanya adalah ekor.Sisi atas tubuh
berwarna coklat tembaga keemasan, kerap dengan bercak-bercak kehitaman di tepi
sisik yang membentuk pola garis memanjang yang kabur terputus-putus. Sisi
lateral tubuh dengan warna gelap kehitaman atau kecoklatan berbintik-bintik
putih (pada yang betina atau hewan muda), atau keputihan dengan saputan warna
kuning terang hingga jingga kemerahan (pada kadal jantan).
Sisi bawah tubuh abu-abu keputihan
atau kekuningan. Sisik-sisik di tengah tubuh tersusun dalam 30-34 deret.
Sisik-sisik dorsal (punggung), dan jarang-jarang juga sisik lateral (di sisi
tubuh), pada hewan dewasa memiliki 3 lunas halus sampai kuat (jarang-jarang,
sebagian sisik dorsal berlunas 4 atau 5). Sisik-sisik kepala di sebelah
posterior (belakang) halus alias tak berlunas; sisik-sisik prefrontal (di atas
moncong) saling bersentuhan.
A. Kebiasaan dan penyebaran
Kadal yang menyukai tempat bersema dan berumput, baik
di tempat terbuka maupun yang terlindung oleh pepohonan. Sering terlihat
berjemur di pagi hari di jalan setapak yang terbuka, tepi parit, atau di
pematang sawah. Pada siang hari bengkarung mencari makan di tempat-tempat yang
kelindungan di kebun, pekarangan atau halaman rumah. Di malam hari, kadal ini
tidur di bawah lapisan serasah, timbunan kayu atau tumpukan batu.
Bengkarung pandai memanjat
pepohonan, tebing batu atau bahkan dinding tembok yang tegak namun kasar,
sampai ketinggian sekitar 8-10 meter. Kadal jantan memiliki semacam teritori
yang dipertahankannya dari jantan yang lain. Pertarungan antar jantan ini
berjalan menarik, namun tidak berlangsung lama. Makanannya terdiri dari aneka
serangga, cacing, kodok kecil, dan juga reptil yang lain seperti cecak dan jenis kadal lain yang bertubuh lebih
kecil.
B. Morfologi Kadal
Kadal (Mabuya multifasciata) betina
tengah berjemur
Tubuh Kadal terdiri dari tiga bagian yaitu: kepala, leher, badan, dan ekor.Bagian kepala terbentuk seperti pyramid, dan bila dibandingkan dengan tubuhnya ukurannya relatif kecil. Mulutnya berbentuk celah melebar. Terdapat sepasang mata terletak pada bagian dorsolateral. Masing-masing mata memiliki dua pelupuk yang dapat digerakkan dan terdapat membran niktitans yang transparans, terletak pada ujung anterior mata. Membran ini berfungsi untuk membersihkan kornea pada saat diperlukan. Pada bagian sisi lateral terdapat celah dangkal berbentuk oval yang merupakan lubang telinga luar.
Tubuh Kadal terdiri dari tiga bagian yaitu: kepala, leher, badan, dan ekor.Bagian kepala terbentuk seperti pyramid, dan bila dibandingkan dengan tubuhnya ukurannya relatif kecil. Mulutnya berbentuk celah melebar. Terdapat sepasang mata terletak pada bagian dorsolateral. Masing-masing mata memiliki dua pelupuk yang dapat digerakkan dan terdapat membran niktitans yang transparans, terletak pada ujung anterior mata. Membran ini berfungsi untuk membersihkan kornea pada saat diperlukan. Pada bagian sisi lateral terdapat celah dangkal berbentuk oval yang merupakan lubang telinga luar.
C. Makanan dan Habitat Makanan
Kebanyakan kadal tinggal di atas tanah (terestrial),
sementara sebagiannya hidup menyusup di dalam tanah gembur atau pasir
(fossorial). Sebagian lagi berkeliaran di atas atau di batang pohon (arboreal).
Alih-alih sebagai predator penyergap, kebanyakan kadal aktif menjelajahi
lingkungannya untuk memburu mangsa.Walaupun kebanyakan jenisnya adalah binatang
pemangsa (predator), namun sesungguhnya makanan kadal sangat bervariasi. Mulai
dari buah-buahan dan bahan nabati lain, serangga, amfibia, reptil yang lain,
mamalia kecil, bangkai, bahkan kadal besar semacam biawak Komodo juga dapat
memburu mamalia besar, hingga sebesar rusa atau babi hutan. Kadal bertubuh
kecil memakan aneka serangga seperti nyamuk, lalat, ngengat dan kupu-kupu,
berbagai tempayak serangga, cacing tanah, sampai kodok dan reptil yang lain
yang berukuran lebih kecil. Kadal (Mabuya multifasciata) kadang-kadang memangsa
kodok tegalan (Fejervarya limnocharis), bahkan suka memanjat tembok yang kasar
untuk menangkap cecak kayu (Hemidactylus frenatus) yang terlengah.
HabitatØ Di indonesia reptil yang dapat di temukan adalah Mabouya multifasciata (kadal) yang terdapat hampir di semua tempat ,lubang tanah ,dan biasanya lebih suka pada tempat-tenpat yang kering ,di perairan di daratan di pepohonan. Kebanyakan kadal tinggal di atas tanah (terestrial), sementara sebagiannya hidup menyusup di dalam tanah gembur atau pasir (fossorial). Sebagian lagi berkeliaran di atas atau di batang pohon (arboreal). Alih-alih sebagai predator penyergap, kebanyakan kadal aktif menjelajahi lingkungannya untuk memburu mangsa.
HabitatØ Di indonesia reptil yang dapat di temukan adalah Mabouya multifasciata (kadal) yang terdapat hampir di semua tempat ,lubang tanah ,dan biasanya lebih suka pada tempat-tenpat yang kering ,di perairan di daratan di pepohonan. Kebanyakan kadal tinggal di atas tanah (terestrial), sementara sebagiannya hidup menyusup di dalam tanah gembur atau pasir (fossorial). Sebagian lagi berkeliaran di atas atau di batang pohon (arboreal). Alih-alih sebagai predator penyergap, kebanyakan kadal aktif menjelajahi lingkungannya untuk memburu mangsa.
D. Anatomi Mauboya multifascinata (Kadal)
Dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa kadal
coba berekelamin betina karena terdapat ovarium berwarna kuning yang terdapat
di bawah urinary bladder. Pada bagian dalam terdapat organ-organ seperti cor,
pulmo, hepar, vasirafella, ventriculus, duodonum, ductus disferens, intestion
tenue, ovarium dan kloaka. Organ-organ ini melakukan aktivitasnya agar kondisi
tubuh tetap normal. Adapun fungsi-fungsi organ tersebut menjalankan berbagai
sistem seperti pernafasan, sistem ekskresi sistem saraf dan lain-lain.
E. Sistem Rangka Pada Kadal
Sistem rangka pada kadal dapat di bedakan menjadi dua
bagian yaitu endoskeleton dan ensoskeleton.
a). Eksoskeleton, berasal dari epidermis, berupa sisik
menanduk yang menyelubungi permukaan tubuhnya, posisi seperti sususnan genting,
bentuk sisik berbeda antara bagian kepala,badan, ekor.
b). Endoskeleton , terdiri dari sekeleton aksial dan
apendikular. Sekeleton aksial terdiri tengkorak, kolumna, perebralis, sternum
dan rusuk
Vertebrae ekor tidak menulang secara sempurna, ekor
mudah putus, tetapi cacat mengalami regenerasi. Columna vertebrae terbagi
menjadi servikal, torax, lumbar, sakral, dan kaudal. Ada tulang rusuk yang
bebas. Tulang-tulang sebagian terdiri atas kartilago. Kolumna vertebralis
dengan otot-otot segmental yang nampak jelas
F. Sistem Otot Kadal
Kadal memiliki sistem otot daging yang lebih kompleks
bila di bandingkan dengan amfibia, karena otot daging harus mendukung tubuh di
daratan yang bersifat lebih berat dari pada di dalam air, selain itu juga untuk
gerakan-gerakan yang sifatnya harus cepat Otot aksial (otot badan) kadal
mulai menunjukkan beberapa speasialisasi seperti yang dikelompokkan pada mamal.
Otot kadal terutama untuk gerakan lateral tubuh dan menggerakkan ruas-ruas
tulang belakang. Dermal atau otot kulit berkembang baik pada kadal Jaringan
tungkai pada kadal menunjukkan variasi bergantung pada tipe gerakannya
G. Sistem Pencernaan
Kadal umumnya mempunyai kelenjar pencernaan di mulut
yang llebih baik. Hal ini di hubungkan dengan keperluan untuk pelumasan makanan
yang kering agar mengurangi gesekan saat di telan. Kelenjar-kelenjar ini antara
lain di daerah fasial, lingual dan sub lingual. Kelenjar racun pada reptil
berasal dari beberapa kelenjar mulut tersebut. Kelenjar racun pada kadal
beracun merupakan modifikasi dari kelenjar sub lingual Lidah dapat
dijulurkan dengan mudah (bebas). Gigi-gigi melekat pada rahang. Dari mulut
dilanjutkan ke faring, esofagus dan lambung. Lambung dengan bagian fundus dan
pilorus. Dari lambung kemudian ke intestinum., rektum, dan kloaka. Hati dan
pankreas berpembuluh ke intestinum. Kloaka untuk mengeluarkan sisa-sisa
pencernaan, ekskret dan untuk reproduksi
Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes
(gig-gig) yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta
mengunyah. Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan, deretan gigi yang
conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang dan gigi ini sebagai gigi
pleurodont, bengkok ke arah cavum oris. Pada palatum (tulang langit-langit)
terdapat deretan gigi halus yang disebut dentes palatini. Lingua yang tipih
bersifat bipida (bercabang dua) terletak di dasar cavum oris. Dibelakang varing
terdapat esovagus yang merupakan saluran silindris menuju ventriculus yang
terdiri atas bagian vundus yang agak bulat dan bagian kecil di sebut viloris
bagian ini bersambung dengan intestinum tenue (usus halus) terus di lanjutkan
oleh intestinum crasum (usus besar) yang sering di sebut rektum. Diantara kedua
intestinum itu terdapat caecum yang sangat pendek akhirnya rektum bermuara pada
kloaka. Gladulae digestiva berupa hepar yang terdiri atas lobus dexter dan
sinister berwarna coklat. Pada bagian caudal lobus dexter hepatis terdapat
vesica fellea. Glandulae pancreatisa terlatak antara ventriculum dan bagian
craneal intestinum tenue. Kloaka merupakan muara umum untuk tractus digestiva,
excretoria dan reproductiva
H. Sistem Respirasi Paru-paru
Kadal berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh
tulang rusuk. Paru-paru kadal lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan
dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada kadal
pertukaran gas tidak efektif. Udara masuk melalui nares externa terus menembus
plat yang keras menuju ke nares interna (di belakang lubang) dan kemudian
melalui glottis sebagai celah lingua menuju ke larynx. Larynx tersusun atas
tulang rawan tiga buah dan berisi beberapa pasang pita sura (bagi yang
bersuara). Selanjutnya berhubungan dengan trachea yang tersusun atas
gelang-gaelang tulang rawan. Trachea bercabang menjadi dua bronchi, yang
selanjutnya masing-masing menuju ke paru-paru. Paru-paru terbagi atas
bagian-bagian interior yang lebih komplek daripada amfibia yang mengandung
kapilar pulmonalis
Paru-paru kadal dilingkapi oleh tulang iga dan paru-paru di potong longitudinal sehingga deretan faveolus tampak
Paru-paru kadal dilingkapi oleh tulang iga dan paru-paru di potong longitudinal sehingga deretan faveolus tampak
I. Sistem Sirkulasi
System sirkulasi pada kadal lebih sempurna daripada
Amfibi oleh sebab adanya paru-paru fungsional dan ginjal metanefros. Atrium
jantung terbagi sempurna menjadi ruangan kanan dan kiri, sinus venosus, menyatu
dengan dinding dari atrium kanan, ventrikel terpisah oleh septum
(sekat).Jantung terletak di bagian anterior ventral dari rongga thorax. Terdiri
atas sinus venosus yang kecil, dua buah auricula dan dua ventricula. Antara dua
ventricular terdapat septum yang umumnya tidak sempurna, karena masih ada voramen
pannizae
Darah dari vena masuk ke dalam jantung sinus venosus,
auriculum dextra, ventriculum dextra, arteri, pulmonalis dari paru-paru darah
kembali masuk auriculum sinestra, dan terus ke ventriculum sinistra. Dari sini
akan melalui sepasang archus aorticus yang selanjutnya kea rah dorsal
mengelilingi oesphagus, dari dasar archus aoricum dexter muncul dua arteri
carotis (arteri carotis comunis dextra
sinistra) yang menuju ke leher dan kepala, dan arteri subelavia menuju ke
masing-masing extremitas anterior.Dua arcusn aorticus menghubungkan disi
menjadi satu di sebelah dorsal menjadi aorta dorsalis, yang akan memberikan
darah kepada alat-alat dalam rongga tubuh, ke extremitas posterior dan ekor.
Darah vena dikumpulkan oleh vena kava anterior yang menampung darah dari kepala
dan kedua extremitas anterior, oleh sebab vena kava posterior yang menampung
darah dari organ reproductivum dan ren, oleh vena porta hepatica menampung
darah dalam tractuas digestive yang memecah menjadi kapiler-kapiler di dalam
hepar dan dikumpulkan oleh vena hepatica yang pendek dan vena epigastris pada
masing-masing sisi dala rongga abdominalis menampung darah dari extremitas
posteriosr, ekor dan tubuh. Dari kedua vena cava itu akan masuk ke dalam sinus
venosus.
J. Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi pada reptil (kadal) pada umumnya
berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang
untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme. Reptil (kadal) yang hidup di
darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk
bahan setengah padat berwarna putih. Sedangkan jika pada hasil metabolismenya
bercampur berwarna gelap (hitam, coklat, dsb), umumnya itu merupakan hasil
metabolisme yang tidak sempurna dari apa yang telah dimakan oleh hewan ini.
Ginjal kadal trutama kadal, sama sepeti halnya pada
burung dan mamalia, di kenal sebagai metanefros, sedangkan ginjal pada saat
embrio adalah pronefros dan metanefros. metanefros pada dasarnya serupa dengan
mesonefros tetapi lebih ringkas dan memuat jumlah lebih banyak unit-unit
renal,ada saluran menuju tubulus dan akhirnya menyatu disebut
ureter.perkembangan tipe ginjal adalah untuk efisiensi ekskretori akibat
meningkatnya aktivitas).Ginjal berwarna kecoklat-coklatan dan terdiri atas
sepasang, terletak di daerah sacrum dan merupakan benda yang retroperitronial
dan terdiri atas lobus anteriordan lobus posterior. Dari masing-masing ren
terdapat ureter yakni ureter sinesta dan dextra. Pada hewan jantan sebelum
bermuara di kloaka ureter itu bersatu dahulu dengan vase deverensia, sedang
pada hewan betina langsung ke kloaka. Vasica urinaria yang merupakan kantung
tipis yang terletak di dekat kloaka dan bermuara sebelum ventralnya, berfungsi
sebagai kumpulan urine sementara .Ada kandung kemih, tetapi kotoran/ekskret
bersifat semisolid (setengah keras) seperti pada burung, dan di keluarkan
langsung melalui kloaka bersama tinja. Ekskret itu mengandung urat, bagian dari
air kencing, yaitu bahan berwarna putih, biasanya sebagai garam Na dan
mengandung zat kapur.
K. Sistem Saraf
Enchephalon terdiri atas : dua lobus olfactorius yang
panjang yang berhubungan dengan haemisphaericum cerebri yang terletak di muka.
Mesencephalon yang tertutup oleh haemisphaerium cerebri terbagi oleh sulcus
medianus menjadi dua corpora bigemina. Cerebellum (myencephalon) berbentuk
kecil terletak di belakang mesencephalon. Di sebelah bawah cerebellum terdapat
medulla oblongata yang lebar di sebelah anterior yang mempunyai cekung fossa
rhomboidea yang sebagian ditutupi cerebellum. Di sebelah dorsal dari mesencephalon suatu bulatan kecil epihyse,
sedang sebelah ventral terdapat hypophyse. Selanjutnya medulla oblongata
(metencephalon) dilanjutkan oleh medulla spinalis. Pada otak terdapat 12 nervi
cerebrales
Otak tengah pada reptil(kadal) telah mengalami perubahan pada cerebrum yang diakibatkan perkembangan ukuran dari belahan-belahan otak karena adanya invasi pallium oleh beberapa sel saraf sehinga menjadi bentuk neopallium.
Otak tengah pada reptil(kadal) telah mengalami perubahan pada cerebrum yang diakibatkan perkembangan ukuran dari belahan-belahan otak karena adanya invasi pallium oleh beberapa sel saraf sehinga menjadi bentuk neopallium.
No comments:
Post a Comment