DI KALANGAN REMAJA
Sejauh kita mendengar masih banyak yang menggunakan
bahasa sunda dalam kehidupan pergaulan sehari-hari. Mulai dari kalangan orang
tua sampai anak kecil. Bahasa sunda masih sangat melekat dengan kehidupan suku
sunda dan kehidupan di sekitar wilayah sunda, terutama di daerah pedesaan. Di
sana lah kehidupan bahasa sunda benar-benar dilestarikan Dan menjadi salah satu
ciri khas mendasar dari kehidupan mereka sebagai suku sunda. Tidak jarang pula
kita akan menjumpai orang luar suku sunda yang mampu secara fasih melafalkan
kata-kata dalam bahasa sunda. Bahasa sunda sebagai identitas suku sunda adalah
ibarat tiang dari bagian budaya sunda.
Kehidupan bahasa sunda di kalangan
pemuda sudah semakin plural dan lebur antara bahasa sunda yang baik dan benar
dengan bahasa sunda dalam satu pergaulan, begitulah yang dikatakan ketua prodi Sastra
Sunda Unpad yang sudah berprofesi menjadi dosen sastra sunda sejak 1993.Untuk
melestarikan budaya sunda, pemerintah Jawa Barat telah membuat peraturan untuk
memberikan muatan lokal dalam KBM Sekolah Dasar, SMP, SMA dengan bahasa sunda
standar yang ditetapkan oleh pemerintah bekerja sama dengan beberapa lembaga
terkait. Pembakuan bahasa sunda standar karena banyaknya dialek
masing-masing daerah dalam bahasa sunda. Diberikan standar dengan
penerbitan berbagai buku edisi bahasa sunda.
Melihat fenomena plural yang
terjadi saat ini tidak menutup mata kalau ternyata pemuda mulai bangkit dan
peduli terhadap salah satu kekayaan bahasa yang ada di tataran Indonesia ini.
Sebagai contoh kecil partisipasi pemuda meningkat, dari rata-rata per
angkatan Sastra Sunda itu ada 50, sekarang tahun 2011 sudah mencapai 63
mahasiswa di Sastra Sunda Unpad. Memang bukan hal yang terlalu significant,
tapi angka itu setidaknya mempresentasikan 1 dari sekian anak muda di tataran
Sunda lebih peduli terhadap bahasa sunda.
Bahasa sunda bukanlah bahasa daerah
yang sulit dipahami dan dipelajari, kembali pada individu masing-masing
seberapa ia memiliki keberanian untuk mempelajari bahasa sunda Dan
mempraktekkannya dalam kehidupan pergaulan sehari-hari. Sebagai salah satu
bahasa daerah yang kuat did Indonesia, bahasa sunda bahkan telah memiliki ajang
seperti Konferensi Bahasa Sunda dan Kongres Bahasa Sunda yang saat ini
sudah pada tataran kongres ke IX.
Dua universitas negeri di Jawa Barat
yang memiliki program studi Sastra Sunda ada di Unpad dan Upi. Hanya saja basic
pembelajaran di UPI dan Unpad berbeda. Kalau UPI untuk kaum pendidik,
sementara Unpad untuk teori dan praktik seperti lebih menekankan pada
pemberdayaan media massa dengan basis bahasa Sunda, baik televisi, koran,
majalah dan tidak lepas dari karangan-karangan sastra dalam bahasa sunda.
Inovasi yang dilakukan banyak
terkait bahasa sunda. Di Sastra Sunda Unpad sendiri mengembangkan metode
belajar mengajar dengan cara menjalankan strategi-stategi khusus, antara lain
penggunaan bahasa sunda dalam praktik pidato, dalam pembuatan kraya sastra
puisi, esai, cerita pendek ataupun jenis tulisan dalam bahasa sunda lainnya.
Ketua jurusan program studi Sastra
Sunda ini juga mengatakan keoptimisannya bahasa sunda akan tetap lestari dengan
peranan berbagai elemen masyarakat, baik dari kalangan akademik, kalangan
pemerintah, keluarga, dan yang terpenting adalah teman sepermainan.
Kelestarian bahasa sunda bukanlah
hanya kewajiban pemerintah saja, tapi kesinergisitasan antar elemen terkait
seperti masyarakat, keluarga, pemuda harus saling bahu-membahu melestarikan
bahasa sunda dengan menerapkan rasa bangga menggunakan bahasa sunda dalam
kehidupan sehari-hari. Tidakkah seorang pemuda yang bangga menggunakan bahasa
sunda dengan baik dan pada tempatnya merupakan salah satu upaya pelestarian
bahasa sunda yang baik.
Bahasa sunda masih eksis. Hanya
saja, mungkin bisa digolongkan dalam kategori “langka” dan dibutuhkan usaha
ekstra untuk melestarikannya. Bandung, sebagai ibukota provinsi Jawa Barat,
mempunyai peran penting dalam melestarikan budaya sunda, termasuk aspek bahasa.
Aksara sunda adalah aksara kuno yang
digunakan orang sunda untuk menulis. Penulisan aksara sunda hampir sama
dengan huruf arab, ada huruf dasar yang menjadi dasar dan untuk mengubah bunyi
vokal (contoh: huruf “Ra” ingin ditulis menjadi huruf “Re”) ditambahkan dengan rarangken
atau imbuhan abjad seperti tanda baca dalam bahasa arab. Aksara sunda ini
harusnya dimasukan juga dalam mata kuliah bahasa sunda karena sebenarnya cukup
menarik. Seperti huruf piktogram lainnya, aksara sunda pun diyakini mempunyai
nilai filosofis dalam setiap hurufnya
Itu baru salah satu usaha dalam bidang bahasa,
dalam bidang kebudayaan sendiri masih banyak usaha yang dilakukan pemerintah.
Tinggal bagaimana kitanya untuk menggunakan kesempatan itu. Yang paling penting
adalah, kenali budayanya dulu, cintai, dengan dengan sendirinya kita akan
memiliki rasa ingin mengetahui lebih dalam, dan akan mempunyai rasa bangga
untuk menggunakan bahasa sunda.
No comments:
Post a Comment