Powered by Blogger.

Contact Form

Name

Email *

Message *

Business

Wednesday 25 July 2018

contoh PTK 1

  kangato       Wednesday 25 July 2018
BAB I
PENDAHULUAN

            Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, perumusan masalah, ruang lingkup, kegunaan penelitian, dan penegasan istilah.

1.1    LATAR BELAKANG MASALAH
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang republic Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
               Selanjutnya ditegaskan pula pada Bab IX Pasal 35 mengamanatkan bahwa “Standar Nasional Pendidikan terdiri atas isi, proses, kompetensi, lulusan, tenaga kependidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala”.
               Menindak lanjuti amanat Sistem Pendidikan Nasional tersebut di atas, dapat disadari bahwa pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia yang akan menentukan maju mundurnya suatu bangsa.
                  Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat Sekolah Dasar (SD), meliputi bahan kajian, sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat (Nursid Sumaatmaja, 1980 : 20).
                  Untuk dapat mengimplementasinya, perlu dilakukan berbagai studi dan kajian-kajian yang mengarah pada peningkatan efesiensi dan efektivitas layanan dan pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan. Salah satu bentuk efesiensi dan efektivitas implementasi kurikulum, perlu dikembangkan berbagai model pembelajaran kurikulum bahkan teknologi pembelajaran.
                  Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai sekolah Menengah Atas (SMA/MA).  Model pembelajaran terpadu pada hakekatnya merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik lebih kreatif baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, memanggil, dan menemukan konsep serta perinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996 : 3)
                  Pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk lebih menyimak, menerima, menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya.. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif.  Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian yang relevan akan membentuk konsep, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui pelajaran terpadu (Williams, 1976 : 116).
                  Dalam proses pembelajaran kita tidak lepas dari seorang guru, dimana guru adalah pengemban tugas mulia yakni mendidik, mengajar dan melatih para siswanya. Agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, guru harus menguasai berbagai kemampuan yang salah satunya adalah mampu mengembangkan diri sehingga mampu menjadi seorang guru yang profesional. Guru tidak hanya dituntut menguasai materi pelajaran, akan tetapi juga dituntut mampu melihat serta menilai kinerjanya sendiri. Selama mengabdi tidak sedikit guru yang mengalami hambatan dalam menyampaikan pelajaran, jika dibiarkan akan menjadi hambatan proses belajar mengajar.
                  Untuk itu guru dituntut untuk mengembangkan wawasanya dengan cara melaksanakan penelitian, bentuk penelitian yang perlu dilakukan oleh guru adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
                  Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya sendiri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Dengan demikian jelas bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berbeda dengan penelitian lainnya karena memiliki karakteristik khusus yaitu :
1.      Masalah dalam Penelitian Kelas (PTK) muncul atas kesadaran dari guru sendiri.
2.      Penelitian melalui refleksi diri.
3.      Dilakukan dalam kelas dengan fokus pembelajaran berupa prilaku guru dan siswa.
4.      Bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.


1.2    IDENTIFIKASI MASALAH
                  Berdasarkan latar belakang yang telah dirumuskan di atas, maka permasalahan yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1.      Apakah dengan tujuan Metode Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan kemampuan Siswa Kelas VIII.1, SMPN 2  Kadungoratahun ajaran 2007/2008 dalam mengerjakan soal latihan ekonomi pada pokok pembahasan Permintaan dan Penawaran Serta Terbentuknya Harga Pasar
2.      Bagaimana dampak dari Metode Student Facilitator and Explaining dalam meningkatkan prestasi Siswa Kelas VIII.1 di SMPN 11 Bekasi.
3.      Apakah dengan Metode Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan prestasi belajar bidang IPS mata pelajaran Ekonomi pada pokok pembahasan Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentuknya Harga Pasar,  Kelas VIII.1 di SMPN 2  Kadungoratahun pelajaran 2007/2008.

1.3    TUJUAN PENELITIAN
1.   Untuk menigkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan ekonomi, pada pokok bahasan Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentunknya Harga Pasar, di kelas VIII.1 SMPN 11 Beklasi Tahun ajaran 2007/2008 yang diajarkan dengan Metode Student Fasilitator and Explaining.
2.   Untuk mengetahui dampak Metode Student Fasilitator and Explaining dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII.1 di SMPN 2  Kadungoratahunajaran 2007/2008.
3.   Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentuknya Harga Pasar, kelas VIII.1 di SMPN 2  Kadungoratahun ajaran 2007/2008 yang diajarakan dengan Metode Student Fasilitator and Explaining.

1.4    PEMBATASAN MASALAH
                  Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan terbatasnya waktu, maka peneliti membatasi masalah pada butir ketiga yaitu Metode Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan prestasi belajar bidang IPS mata pelajaran ekonomi pada pokok bahasan Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentukanya Harga Pasar, Kelas VIII.1 di SMPN 11 Bekasi, Tahun 2007/2008.

1.5        PERUMUSAN MASALAH
                  Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka peneliti membuat rumusan sebagai berikut : ”Apakah dengan Metode Student Facilitator and Explaining dapat meningkatkan prestasi belajar bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) khususnya mata pelajaran Ekonomi pada pokok bahasan Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentukanya Harga Pasar, kelas VIII di SMPN 2  Kadungora tahun pelajaran 2007/2008.

1.6        RUANG LINGKUP
                  Ruang lingkup penyususan model pembelajaran IPS terpadu antara lain mencakup :
1.      Pemetaan kompetensi yang dapat dipadukan dari masing-masing Kompetensi Dasar yang sudah ditetapkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk IPS tingkat SMP/MTs.
2.      Pengembangan strategi model pembelajaran IPS terpadu pada tingkat SMP/MTs.
3.      Pengembangan penilaian model pembelajaran IPS terpadu pada tingkat SMP/MTs.
4.      Pengembangan contoh model rencana pembelajaran IPS terpadu pada tingkat SMP/MTs untuk kelas VIII.

1.7        MANFAAT  PENELITIAN
                  Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat bagi :
A.  BAGI SISWA
·         Meningkatkan minat siswa dalam memahami pokok bahasan Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentukanya Harga Pasar.
·         Memiliki kerjasama, setia kawan dan bertanggung jawab.
·         Memotivasi siswa agar lebih menyukai pelajaran ekonomi terutama poko bahasan Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentukanya Harga Pasar.
·         Siswa dapat memahami pentingnya belajar berkelompok dan saling berinteraksi dalam kelompok untuk menyampaikan pendapat dan mendiskusikan setiap soal pada pokok bahasan Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentukanya Harga Pasar.
·         Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah melalui pemberian tugas secara berkelompok.

B.     BAGI GURU
·         Mendorong untuk meningkatkan profesionalisme guru.
·         Memperbaiki kinerja guru.
·         Menumbuhkan wawasan berfikir ilmiah.
·         Meningkatkan kual;itas pembelajaran.



1.8        PENEGASAN ISTILAH
            Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang ada dan untuk menghindari kesalah penafsiran, maka diberikan penegasan istilah sebagai berikut :
1.   Prestasi Belajar
         Prestasi belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil tertinggi dalam belajar yang dicapai menurut kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu pada saat tertentu pula. (Sumartono, 1971). Dalam penelitian ini yang dimaksud mengerjakan sesuatu adalah menyelesaikan soal-soal pokok mata pelajaran ekonomi, khususnya pokok bahasan Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentukanya Harga Pasar. Sedangkan yang dimaksud pada saat tertentu adalah pada saat dilakukan ulangan harian atau evaluasi soal.

         2.   Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentukanya Harga Pasar
         Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentukanya Harga Pasar adalah pokok bahasan mata pelajaran Ekonomi yang diajarkan di Kelas VIII.1, SMPN 2  Kadungora pada semester genap.

4.      Pemberian Tugas Secara Berkelompok
         Pemberian tugas secara berkelompok adalah pemberian tugas kepada siswa yang dikerjakan oleh dua orang siswa atau lebih, dimana siswa belajar dapat bekerjasama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun kelompok.
(Johnson, 1991 dalam Santosa, 1998).


















BAB II
LANDASAN TEORI

2.1    LANDASAN TEORI
               Pada bab ini diuraikan tentang landasan teori antara lain : Hakikat Pendidikan, Hakikat Belajar dan Pembelajaran, Hakikat Pembelajaran, Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial, Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Tujuan Pembelajaran Ilmu Penngetahuan Sosial, dan Konsep Pembelajaran Terpadu dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.

2.1.1        HAKEKAT PENDIDIKAN           

               Pendidikan menurut Prof.Dr. Drijayakara adalah memanusiakan manusia muda, pengangkatan manusia muda ke taraf insani itulah yang menjelma dalam semua perbuatan mendidik. Sedangkan Prof. Dr. M.J Langeveld berpendapat bahwa pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak atau lebih tepat lagi membantu anak agar cukup mantap melaksanakan tugas hidupnya sendiri dan Ki Hajar Dewantara juga memberi pengertian tentang pendidikan adalah tututan di dalam hidup dan tumbuhnya anak-anak maksudnya pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tinginya.
               Pada masyarakat secara umum dikatakan bahwa setiap orang dewasa dalam masyarakat dapat menjadi pendidik, karena setiap orang dewasa mempunyai ciri memiliki rasa bertanggung  jawab termasuk tanggung jawab untuk mendidik anak yang belum dewasa untuk mencapai tingkat kedinasan (kematangan dari berbagai aspek). Di dalam buku ”Belenople The Oristiche Padagogik” yang menurut Langeveld mengemukakan macam-macam tujuan pendidikan yaitu tujuan umum, tujuan tidak sempurna, tujuan sementara, dan tujuan perantara.
               Psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang belajar, pertumbuhan, kematangan, dan perkembangan individu serta penerapan perinsip-perinsip ilmiah terhadap reaksi manusia yang nantinya mempengaruhi proses belajar dan mengajar. Psikologi pendidikan merupakan ilmu praktis sebagai modal dasar bagi guru dalam membelajarkan siswa terutama berfokus pada proses, dimana informasi, keterampilan, nilai, dan sikap yang disalurkan dari guru ke siswa.
               Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami, individu dalam perkembangannya menuju ke tingkat kedewasaan. Berdasarkan pengertian


tersebut dapat diidentifikasikan beberapa ciri pendidikan antara lain :
1.   Pendidikan mengandung tujuan yaiotu kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup.
2.   Untik mencapai tujuan itu, pendidik melakukan usaha terencana dalam memilih meteri, strategi, dan teknik penilaiannya yang sesuai.
3.   Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat formal dan non formal.
               Sistem pendidikan yang bermutu merupakan sistem yang mampu merangsang keseluruhan mobilitas otak, mempersiapkan peserta didik secara mangkus dan sangkil serta menjadi pemikir kritis dan kreatif. Hasil pendidikan yang bermutu adalah manusia-manusia Indonesia yang mampu menaggulangi segala permasalahan dari pembaharuan pembangunan negara bangsa Indonesia (WP. Napitupulu, 2007 :7).

2.1.2        HAKEKAT STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
               Kegiatan belajar mengajar merupakan sistem intruksional yang sebagai interaksi antara siswa dengan komponen. Guru sebagai penyelenggara kegiatan belajar mengajar, hendaknya memikirkan dan mengupayakan terjadinya interaksi siswa dengan komponen yang lain secara optimal, akan mengefektifkan kegiatanj belajar mengajar.
               Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan tersebut dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki suatu keterampilan menjadi terampil. Dengan kata lain, bahwa dengan belajar seseorang akan memperoleh perubahan baik tentang pengetahuan, sikap, keterampilan maupun keaktifitas siswa.
               Menurut Moch.Uzer Usman, belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan antara individu dengan lingkungannya. Sedangkan Winarno Surakhmad, belajar adalah mengalami yang maksudnya suatu pengalaman yang berupa pelajaran akan menghasilkan perubahan dalam pendewasaan terhadap pola tingkah laku, perubahan baik dalam sistem nilai, dalam perbendaharaan konsep-konsep serta dalam kekayaan akan informasi yang didapatkan.
               Dengan demikian strategi mengajar dapat diartikan sebagai kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya hubungan antara aspek-aspek dari komponen dalam pembentukian sistem instruksional yang dimana guru menggunakan siasat tertentu melalui proses belajar yang kreatif dan aktif, diharapkan akan terjadi proses internalisasi dalam belajar serta dalam kegiatan pembelajaran harus dirancang, dikembangkan dan dikelola dengan baik dan tepat sasaran yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran tersebut.
2.1.3        HAKEKAT PEMBELAJARAN
               Sistem pembelajaran yang melibatkanberbagai komponen pembelajaran terdapat berbagai kegiatan yang semuanya mengarah dari dua kegiatan yang saling berkaitan yaitu kegiatan dari pihak siswa dan kegiatan dari pihak guru. Kegiatan tersebut biasanya disebut sebagai Kegiatan Belajar mengajar (KBM). Kegiatan belajar adalah kegiatan yang primer, sedangkan kegiatan mengajar merupakan kegiatan sekunder yang dimaksudkan untuk terjadinya kegiatan belajar yang optimal.
               Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan sistematis yang berupa serangkaian peristiwa yang dilakukan oleh pengajar dalam rangka mengoptimalkan pencapaian tingkat kematangan dan situasi belajar. Sedangkan inti dari proses pembelajaran yaitu ”Bagaimana agar siswa mau belajar, bukan hanya sekedar bagaimana guru mengajar”. Sehubungan dengan hal tersebut, maka peranan pengajar yang terpenting adalah bagaimana cara untuk menciptakan situasi dan kondisi yang paling efektif dan efesien agar terjadinya proses belajar pada diri siswa.
               Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal adalah suatu situasi dimana siswa dapat berinteraksi dengan guru atau bahan pembelajaran di tempat tertentu yang telah diatur dalam rangka mencapai tujuan. Situasi tersebut akan optimal apabila menggunakan metode atau media yang tepat. Agar dapat diketahui keefektifan kegiatan pembelajaran, maka setiap proses dan hasilnya harus dievaluasi.
               Adapun komponen-komponen yang membentuk kegiatan pembelajaran tersebut diantaranya :
1.   Siswa yaitu seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyiapan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2.   Guru yaitu seorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar.
3.   Tujuan yaitu persyaratan tentang perubahan prilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
4.   Isi pelajaran yaitu segala informasi yang berupa fakta, konsep, dan perinsip yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5.   Metode yaitu cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan informasi dari orang lain untuk mencapai tujuan pembelajaran.
6.   Media yaitu bahan pembelajaran dengan peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada para siswa agar mereka dapat mencapai tujuan dalam pembelajaran.


2.1.4    PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
               Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial ; sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.
               Georafi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dati berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijaksanaan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial.

2.1.5           KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
                    Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMP/MTs antara lain sebagai berikut :
1.   Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik.
2.   Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau tema tertentu.
3.   Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
4.   Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan perinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkuingan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan, dan jaminan keamanan (Daldjoeni, 1981).
5.   Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. Ketiga dimensi tersebut terlihat pada : Dimensi dalam kehidupan manusia Ruang Waktu Nilai / Norma. Area dan substansi pembelajaran alam sebagai tempat dan penyedia potensi sumber daya Alam dan kehidupan yang selalu berproses, masa lalu, saat ini, dan yang akan datang Kaidah atau aturan yang menjadi perekat dan penjamin keharmonisan kehidupan manusia dan alam. Contoh Kompetensi Dasar yang dikembangkan Adaptasi spasial dan eksploratif. Berfikir kronologis, prespektif, antisipatif  konsisten dengan aturan yang disepakati dan kaidah alamiah masing-masing disiplin ilmu alternatif penyajian dalam mata pelajaran Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi/Antropologi (Sardiman : 2004).

2.1.6    TUJUAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
                                          Tujuan utama ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk menegembangkan potensi peaerta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah di organisasikan secara baik. Dari rumusan tersebut dapat dirinci sebagai berikut (Awan Mutakin, 1998).
      1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau     lingkunganya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayan masyarakat.
      2.   Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
      3.   Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.
      4.   Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
      5.   Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.

2.1.7           KONSEP  PEMBELAJARAN TERPADU DALAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

               Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip  secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:3). Salah satudiantaranya adalah memedukan kompetensi dasar. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajari. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari.
               Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topik/tema dapat dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang. Bisa membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari berbagai disiplin atau sudut pandang, contohnya banjir, pemukiman kumuh, potensi peristiwa, IPTEK, mobilitas sosial, moderenisasi, revolusi yang dibahas dari berbagai disiplin ilmu sosial.

1.   Model Integrasi Berdasarkan Topik
Dalam pembelajaran IPS keterpaduan dapat dilakukan berdasarkan topik yang terkait, misalnya ”Kegiatan Ekonomi Penduduk”. Kegiatan ekonomi penduduk dalam contoh yang dikembangkan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam IPS. Kegiatan ekonomi penduduk dalam hal ini ditinjau dari persebaran dan kondisi fisis-geografis yang tercakup dalam disiplin Geografi. Secara sosiologis, kegiatan ekonomi penduduk dapat mempengaruhi interaksi sosial dimasyarakat atau sebaliknya. Secara historis dari waktu ke waktu kegiatan penduduk selalu mengalami perubahan. Selanjutnya penguasaan konsep tentang jenis-jenis kegiatan ekonomi sampai pada taraf mampu menumbuhakan kreatifitas dan kemandirian dalam melakukan tindakan ekonomi dapat dikembangkan melalui kompetensi yang berkaitan dengan ekonomi.

2.      Model Intergrasi Berdasarkan Potensi Utama
Keterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui topik yang didasarkan pada potensi utama yang ada di wilayah setempat, sebagai contoh : ”Potensi Bali Sebagai Daerah Tujuan Wisata”. Dalam pembelajaran yang dikembangkan dalam kebudayaan Bali dikaji dan ditinjau dari faktor alam, historis kronologis dan kausalitas, serta prilaku masyuarakat terhadap aturan. Melalui kajiaan potensi utama yang terdapat di daerahnya, maka peserta didik selain dapat

memahami kondisi daerahnya juga sekaligus memahami kompetensi dasar yang terdapat pada beberapa disiplin yang tergabung pada IPS.
·         Potensi objek wisata.
·         Memupuk aspirasi terhadap kesenian.
Perkembangan masyarakat asas manfaat terhadap tempat kesejahteraan penduduk.
logoblog

Thanks for reading contoh PTK 1

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment

Contoh Soal PLH Kelas VIII

SOAL PLH KELAS VIII PENGHIJAUAN LINGKUNGAN Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (X) pad...

close