BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini
diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan
penelitian, pembatasan masalah, perumusan masalah, ruang lingkup, kegunaan
penelitian, dan penegasan istilah.
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang republic Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradapan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Selanjutnya ditegaskan pula pada Bab IX
Pasal 35 mengamanatkan bahwa “Standar Nasional Pendidikan terdiri atas isi,
proses, kompetensi, lulusan, tenaga kependidikan yang harus ditingkatkan secara
berencana dan berkala”.
Menindak lanjuti amanat Sistem
Pendidikan Nasional tersebut di atas, dapat disadari bahwa pendidikan merupakan
investasi sumber daya manusia yang akan menentukan maju mundurnya suatu bangsa.
Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di tingkat Sekolah Dasar (SD),
meliputi bahan kajian, sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi. Bahan kajian
itu menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS
bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial
yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan
segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang
terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat (Nursid Sumaatmaja, 1980 : 20).
Untuk dapat
mengimplementasinya, perlu dilakukan berbagai studi dan kajian-kajian yang
mengarah pada peningkatan efesiensi dan efektivitas layanan dan pengembangan
sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan. Salah satu bentuk efesiensi
dan efektivitas implementasi kurikulum, perlu dikembangkan berbagai model
pembelajaran kurikulum bahkan teknologi pembelajaran.
Model pembelajaran terpadu
merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk
diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar
(SD/MI) sampai sekolah Menengah Atas (SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada hakekatnya
merupakan suatu
pendekatan
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik lebih kreatif baik secara
individual maupun kelompok, aktif mencari, memanggil, dan menemukan konsep
serta perinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996 : 3)
Pembelajaran terpadu peserta
didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan
untuk lebih menyimak, menerima, menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan tentang
hal-hal yang dipelajarinya.. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk
dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik,
bermakna, otentik, dan aktif. Cara
pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap
kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar lebih
menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih
efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian yang
relevan akan membentuk konsep, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan
dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, serta
kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan
melalui pelajaran terpadu (Williams, 1976 : 116).
Dalam proses pembelajaran kita
tidak lepas dari seorang guru, dimana guru adalah pengemban tugas mulia yakni
mendidik, mengajar dan melatih para siswanya. Agar mampu melaksanakan tugasnya
dengan baik, guru harus menguasai berbagai kemampuan yang salah satunya adalah
mampu mengembangkan diri sehingga mampu menjadi seorang guru yang profesional.
Guru tidak hanya dituntut menguasai materi pelajaran, akan tetapi juga dituntut
mampu melihat serta menilai kinerjanya sendiri. Selama mengabdi tidak sedikit
guru yang mengalami hambatan dalam menyampaikan pelajaran, jika dibiarkan akan
menjadi hambatan proses belajar mengajar.
Untuk itu guru dituntut untuk
mengembangkan wawasanya dengan cara melaksanakan penelitian, bentuk penelitian
yang perlu dilakukan oleh guru adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) adalah penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya sendiri, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa
menjadi meningkat. Dengan demikian jelas bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
berbeda dengan penelitian lainnya karena memiliki karakteristik khusus yaitu :
1. Masalah dalam
Penelitian Kelas (PTK) muncul atas kesadaran dari guru sendiri.
2. Penelitian melalui
refleksi diri.
3. Dilakukan dalam kelas
dengan fokus pembelajaran berupa prilaku guru dan siswa.
4. Bertujuan untuk
memperbaiki pembelajaran.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah
dirumuskan di atas, maka permasalahan yang ada dapat diidentifikasikan sebagai
berikut :
1. Apakah dengan tujuan Metode Student Facilitator and
Explaining dapat meningkatkan kemampuan Siswa Kelas VIII.1, SMPN 2 Kadungoratahun ajaran 2007/2008 dalam
mengerjakan soal latihan ekonomi pada pokok pembahasan Permintaan dan Penawaran
Serta Terbentuknya Harga Pasar
2. Bagaimana dampak dari
Metode Student Facilitator and
Explaining dalam
meningkatkan prestasi Siswa Kelas VIII.1 di SMPN 11 Bekasi.
3. Apakah dengan Metode Student Facilitator and
Explaining dapat
meningkatkan prestasi belajar bidang IPS mata pelajaran Ekonomi pada pokok
pembahasan Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentuknya Harga Pasar, Kelas VIII.1 di SMPN 2 Kadungoratahun pelajaran 2007/2008.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk
menigkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan ekonomi, pada
pokok bahasan Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentunknya Harga Pasar, di
kelas VIII.1 SMPN 11 Beklasi Tahun ajaran 2007/2008 yang diajarkan dengan Metode Student Fasilitator and
Explaining.
2. Untuk
mengetahui dampak Metode Student
Fasilitator and Explaining dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII.1 di SMPN 2 Kadungoratahunajaran 2007/2008.
3. Untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Permintaan Dan
Penawaran Serta Terbentuknya Harga Pasar, kelas VIII.1 di SMPN 2 Kadungoratahun ajaran 2007/2008 yang
diajarakan dengan Metode Student
Fasilitator and Explaining.
1.4 PEMBATASAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah di atas
dan terbatasnya waktu, maka peneliti membatasi masalah pada butir ketiga yaitu Metode Student Facilitator and
Explaining dapat
meningkatkan prestasi belajar bidang IPS mata pelajaran ekonomi pada pokok
bahasan Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentukanya Harga Pasar, Kelas VIII.1
di SMPN 11 Bekasi, Tahun 2007/2008.
1.5
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut,
maka peneliti membuat rumusan sebagai berikut : ”Apakah dengan Metode Student Facilitator and
Explaining dapat
meningkatkan prestasi belajar bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) khususnya
mata pelajaran Ekonomi pada pokok bahasan Permintaan Dan Penawaran Serta
Terbentukanya Harga Pasar, kelas VIII di SMPN 2
Kadungora tahun pelajaran 2007/2008.
1.6
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penyususan model
pembelajaran IPS terpadu antara lain mencakup :
1. Pemetaan kompetensi
yang dapat dipadukan dari masing-masing Kompetensi Dasar yang sudah ditetapkan
dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk IPS tingkat SMP/MTs.
2. Pengembangan strategi
model pembelajaran IPS terpadu pada tingkat SMP/MTs.
3. Pengembangan
penilaian model pembelajaran IPS terpadu pada tingkat SMP/MTs.
4. Pengembangan contoh
model rencana pembelajaran IPS terpadu pada tingkat SMP/MTs untuk kelas VIII.
1.7
MANFAAT PENELITIAN
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat bagi :
A. BAGI SISWA
·
Meningkatkan minat siswa dalam memahami pokok
bahasan Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentukanya Harga Pasar.
·
Memiliki kerjasama, setia kawan dan bertanggung
jawab.
·
Memotivasi siswa agar lebih menyukai pelajaran
ekonomi terutama poko bahasan Permintaan Dan Penawaran Serta Terbentukanya
Harga Pasar.
·
Siswa dapat memahami pentingnya belajar
berkelompok dan saling berinteraksi dalam kelompok untuk menyampaikan pendapat
dan mendiskusikan setiap soal pada pokok bahasan Permintaan Dan Penawaran Serta
Terbentukanya Harga Pasar.
·
Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam
memecahkan masalah melalui pemberian tugas secara berkelompok.
B. BAGI GURU
·
Mendorong untuk meningkatkan profesionalisme guru.
·
Memperbaiki kinerja guru.
·
Menumbuhkan wawasan berfikir ilmiah.
·
Meningkatkan kual;itas pembelajaran.
1.8
PENEGASAN ISTILAH
Sehubungan dengan luasnya permasalahan
yang ada dan untuk menghindari kesalah penafsiran, maka diberikan penegasan
istilah sebagai berikut :
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah suatu nilai yang
menunjukkan hasil tertinggi dalam belajar yang dicapai menurut kemampuan anak
dalam mengerjakan sesuatu pada saat tertentu pula. (Sumartono, 1971). Dalam
penelitian ini yang dimaksud mengerjakan sesuatu adalah menyelesaikan soal-soal
pokok mata pelajaran ekonomi, khususnya pokok bahasan Permintaan Dan Penawaran
Serta Terbentukanya Harga Pasar. Sedangkan yang dimaksud pada saat tertentu
adalah pada saat dilakukan ulangan harian atau evaluasi soal.
2. Permintaan
Dan Penawaran Serta Terbentukanya Harga Pasar
Permintaan Dan Penawaran Serta
Terbentukanya Harga Pasar adalah pokok bahasan mata pelajaran Ekonomi yang
diajarkan di Kelas VIII.1, SMPN 2
Kadungora pada semester genap.
4.
Pemberian Tugas Secara
Berkelompok
Pemberian tugas secara berkelompok
adalah pemberian tugas kepada siswa yang dikerjakan oleh dua orang siswa atau
lebih, dimana siswa belajar dapat bekerjasama untuk sampai pada pengalaman
belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun kelompok.
(Johnson,
1991 dalam Santosa, 1998).
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan tentang landasan
teori antara lain : Hakikat Pendidikan, Hakikat Belajar dan Pembelajaran,
Hakikat Pembelajaran, Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial, Karakteristik Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, Tujuan Pembelajaran Ilmu Penngetahuan
Sosial, dan Konsep Pembelajaran Terpadu dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.
2.1.1
HAKEKAT PENDIDIKAN
Pendidikan menurut Prof.Dr.
Drijayakara adalah memanusiakan manusia muda, pengangkatan manusia muda ke taraf
insani itulah yang menjelma dalam semua perbuatan mendidik. Sedangkan Prof. Dr.
M.J Langeveld berpendapat bahwa pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,
perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan
anak atau lebih tepat lagi membantu anak agar cukup mantap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri dan Ki Hajar Dewantara juga memberi pengertian tentang
pendidikan adalah tututan di dalam hidup dan tumbuhnya anak-anak maksudnya
pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tinginya.
Pada masyarakat secara umum
dikatakan bahwa setiap orang dewasa dalam masyarakat dapat menjadi pendidik,
karena setiap orang dewasa mempunyai ciri memiliki rasa bertanggung jawab termasuk tanggung jawab untuk mendidik
anak yang belum dewasa untuk mencapai tingkat kedinasan (kematangan dari
berbagai aspek). Di dalam buku ”Belenople The Oristiche Padagogik” yang menurut
Langeveld mengemukakan macam-macam tujuan pendidikan yaitu tujuan umum, tujuan
tidak sempurna, tujuan sementara, dan tujuan perantara.
Psikologi pendidikan adalah ilmu
yang mempelajari tentang belajar, pertumbuhan, kematangan, dan perkembangan
individu serta penerapan perinsip-perinsip ilmiah terhadap reaksi manusia yang
nantinya mempengaruhi proses belajar dan mengajar. Psikologi pendidikan
merupakan ilmu praktis sebagai modal dasar bagi guru dalam membelajarkan siswa
terutama berfokus pada proses, dimana informasi, keterampilan, nilai, dan sikap
yang disalurkan dari guru ke siswa.
Pendidikan tidak hanya dipandang
sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk
kehidupan sekarang yang dialami, individu dalam perkembangannya menuju ke
tingkat kedewasaan. Berdasarkan pengertian
tersebut
dapat diidentifikasikan beberapa ciri pendidikan antara lain :
1. Pendidikan
mengandung tujuan yaiotu kemampuan untuk berkembang sehingga bermanfaat untuk
kepentingan hidup.
2. Untik
mencapai tujuan itu, pendidik melakukan usaha terencana dalam memilih meteri,
strategi, dan teknik penilaiannya yang sesuai.
3. Kegiatan
pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat formal
dan non formal.
Sistem pendidikan yang bermutu
merupakan sistem yang mampu merangsang keseluruhan mobilitas otak,
mempersiapkan peserta didik secara mangkus dan sangkil serta menjadi pemikir
kritis dan kreatif. Hasil pendidikan yang bermutu adalah manusia-manusia
Indonesia yang mampu menaggulangi segala permasalahan dari pembaharuan
pembangunan negara bangsa Indonesia (WP. Napitupulu, 2007 :7).
2.1.2
HAKEKAT STRATEGI BELAJAR
MENGAJAR
Kegiatan belajar mengajar merupakan sistem
intruksional yang sebagai interaksi antara siswa dengan komponen. Guru sebagai
penyelenggara kegiatan belajar mengajar, hendaknya memikirkan dan mengupayakan
terjadinya interaksi siswa dengan komponen yang lain secara optimal, akan
mengefektifkan kegiatanj belajar mengajar.
Belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan tersebut dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki suatu keterampilan menjadi
terampil. Dengan kata lain, bahwa dengan belajar seseorang akan memperoleh
perubahan baik tentang pengetahuan, sikap, keterampilan maupun keaktifitas
siswa.
Menurut Moch.Uzer Usman, belajar
diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya
interaksi antara individu dengan individu dan antara individu dengan
lingkungannya. Sedangkan Winarno Surakhmad, belajar adalah mengalami yang
maksudnya suatu pengalaman yang berupa pelajaran akan menghasilkan perubahan
dalam pendewasaan terhadap pola tingkah laku, perubahan baik dalam sistem
nilai, dalam perbendaharaan konsep-konsep serta dalam kekayaan akan informasi
yang didapatkan.
Dengan demikian strategi mengajar
dapat diartikan sebagai kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan
terjadinya hubungan antara aspek-aspek dari komponen dalam pembentukian sistem
instruksional yang dimana guru menggunakan siasat tertentu melalui proses
belajar yang kreatif dan aktif, diharapkan akan terjadi proses internalisasi
dalam belajar serta dalam kegiatan pembelajaran harus dirancang, dikembangkan
dan dikelola dengan baik dan tepat sasaran yang sesuai dengan kegiatan
pembelajaran tersebut.
2.1.3
HAKEKAT PEMBELAJARAN
Sistem pembelajaran yang melibatkanberbagai
komponen pembelajaran terdapat berbagai kegiatan yang semuanya mengarah dari
dua kegiatan yang saling berkaitan yaitu kegiatan dari pihak siswa dan kegiatan
dari pihak guru. Kegiatan tersebut biasanya disebut sebagai Kegiatan Belajar
mengajar (KBM). Kegiatan belajar adalah kegiatan yang primer, sedangkan
kegiatan mengajar merupakan kegiatan sekunder yang dimaksudkan untuk terjadinya
kegiatan belajar yang optimal.
Proses pembelajaran pada dasarnya
merupakan kegiatan sistematis yang berupa serangkaian peristiwa yang dilakukan
oleh pengajar dalam rangka mengoptimalkan pencapaian tingkat kematangan dan
situasi belajar. Sedangkan inti dari proses pembelajaran yaitu ”Bagaimana agar
siswa mau belajar, bukan hanya sekedar bagaimana guru mengajar”. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka peranan pengajar yang terpenting adalah bagaimana
cara untuk menciptakan situasi dan kondisi yang paling efektif dan efesien agar
terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Situasi yang memungkinkan
terjadinya kegiatan belajar yang optimal adalah suatu situasi dimana siswa
dapat berinteraksi dengan guru atau bahan pembelajaran di tempat tertentu yang
telah diatur dalam rangka mencapai tujuan. Situasi tersebut akan optimal
apabila menggunakan metode atau media yang tepat. Agar dapat diketahui
keefektifan kegiatan pembelajaran, maka setiap proses dan hasilnya harus
dievaluasi.
Adapun komponen-komponen yang
membentuk kegiatan pembelajaran tersebut diantaranya :
1. Siswa
yaitu seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyiapan isi
pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2. Guru
yaitu seorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar.
3. Tujuan
yaitu persyaratan tentang perubahan prilaku yang diinginkan terjadi pada siswa
setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
4. Isi
pelajaran yaitu segala informasi yang berupa fakta, konsep, dan perinsip yang
diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Metode
yaitu cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendapatkan informasi dari orang lain untuk mencapai tujuan pembelajaran.
6. Media
yaitu bahan pembelajaran dengan peralatan yang digunakan untuk menyajikan
informasi kepada para siswa agar mereka dapat mencapai tujuan dalam
pembelajaran.
2.1.4 PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu
pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial
(sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau
studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari
isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial ; sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.
Georafi, sejarah, dan
antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi.
Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenan dengan
wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan
peristiwa-peristiwa dati berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi
komparatif yang berkenan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial,
aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan
spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu
politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijaksanaan pada
aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan
psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep peran,
kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Secara intensif
konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial.
2.1.5
KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) SMP/MTs antara lain sebagai berikut :
1. Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi,
hukum, dan politik.
2. Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi,
sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi
pokok bahasan atau tema tertentu.
3. Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial
yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
4. Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan
kehidupan masyarakat dengan perinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan
pengelolaan lingkuingan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya
perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan,
dan jaminan keamanan (Daldjoeni, 1981).
5. Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan
memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. Ketiga
dimensi tersebut terlihat pada : Dimensi dalam kehidupan manusia Ruang Waktu
Nilai / Norma. Area dan substansi pembelajaran alam sebagai tempat dan penyedia
potensi sumber daya Alam dan kehidupan yang selalu berproses, masa lalu, saat
ini, dan yang akan datang Kaidah atau aturan yang menjadi perekat dan penjamin
keharmonisan kehidupan manusia dan alam. Contoh Kompetensi Dasar yang
dikembangkan Adaptasi spasial dan eksploratif. Berfikir kronologis, prespektif,
antisipatif konsisten dengan aturan yang
disepakati dan kaidah alamiah masing-masing disiplin ilmu alternatif penyajian
dalam mata pelajaran Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi/Antropologi
(Sardiman : 2004).
2.1.6 TUJUAN
PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Tujuan
utama ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk menegembangkan potensi peaerta didik
agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap
mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil
mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya
sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala
program-program pelajaran IPS di sekolah di organisasikan secara baik. Dari
rumusan tersebut dapat dirinci sebagai berikut (Awan Mutakin, 1998).
1.
Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkunganya, melalui pemahaman terhadap
nilai-nilai sejarah dan kebudayan masyarakat.
2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan
mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian
dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
3. Mampu menggunakan model-model dan proses
berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang
berkembang di masyarakat.
4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan
masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya
mampu mengambil tindakan yang tepat.
5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga
mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab
membangun masyarakat.
2.1.7
KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU DALAM
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Pendekatan pembelajaran
terpadu dalam IPS sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. Model
pembelajaran terpadu pada hakikatnya
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik
secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip secara holistik
dan otentik (Depdikbud, 1996:3). Salah satudiantaranya adalah memedukan
kompetensi dasar. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan,
dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajari. Dengan demikian,
peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang
dipelajari.
Pada pendekatan
pembelajaran terpadu, program pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu
tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan
cabang-cabang ilmu yang lain. Topik/tema dapat dikembangkan dari isu,
peristiwa, dan permasalahan yang berkembang. Bisa membentuk permasalahan yang
dapat dilihat dan dipecahkan dari berbagai disiplin atau sudut pandang,
contohnya banjir, pemukiman kumuh, potensi peristiwa, IPTEK, mobilitas sosial,
moderenisasi, revolusi yang dibahas dari berbagai disiplin ilmu sosial.
1. Model
Integrasi Berdasarkan Topik
Dalam pembelajaran IPS keterpaduan dapat dilakukan
berdasarkan topik yang terkait, misalnya ”Kegiatan Ekonomi Penduduk”. Kegiatan
ekonomi penduduk dalam contoh yang dikembangkan ditinjau dari berbagai disiplin
ilmu yang tercakup dalam IPS. Kegiatan ekonomi penduduk dalam hal ini ditinjau
dari persebaran dan kondisi fisis-geografis yang tercakup dalam disiplin
Geografi. Secara sosiologis, kegiatan ekonomi penduduk dapat mempengaruhi
interaksi sosial dimasyarakat atau sebaliknya. Secara historis dari waktu ke
waktu kegiatan penduduk selalu mengalami perubahan. Selanjutnya penguasaan
konsep tentang jenis-jenis kegiatan ekonomi sampai pada taraf mampu
menumbuhakan kreatifitas dan kemandirian dalam melakukan tindakan ekonomi dapat
dikembangkan melalui kompetensi yang berkaitan dengan ekonomi.
2.
Model Intergrasi Berdasarkan
Potensi Utama
Keterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui topik
yang didasarkan pada potensi utama yang ada di wilayah setempat, sebagai contoh
: ”Potensi Bali Sebagai Daerah Tujuan Wisata”. Dalam pembelajaran yang dikembangkan
dalam kebudayaan Bali dikaji dan ditinjau dari faktor alam, historis kronologis
dan kausalitas, serta prilaku masyuarakat terhadap aturan. Melalui kajiaan
potensi utama yang terdapat di daerahnya, maka peserta didik selain dapat
memahami kondisi daerahnya juga sekaligus memahami
kompetensi dasar yang terdapat pada beberapa disiplin yang tergabung pada IPS.
·
Potensi objek wisata.
·
Memupuk aspirasi terhadap kesenian.
Perkembangan masyarakat asas manfaat terhadap
tempat kesejahteraan penduduk.
No comments:
Post a Comment