Perkembangan kemampuan berbahasa anak
merupakan suatu proses yang secara berturut-turut dimulai dari mendengar,
selanjutnya, berbicara, membaca dan menulis. Adapun perkembangan dari setiap
kemampuan pada anak adalah sebagai berikut.
a.
Kemampuan Mendengar
Kemampuan
mendengar anak-anak harus dikembangkan karena berkenaan dengan upaya memahami
lingkungan mereka. Agar mereka belajar untuk mengembangkan kemampuan tersebut,
mereka harus menerima masukan informasi dan mengolahnya. Menurut Cassel dan
Jalongo (Seefeldt dan Wasik 2008: 353), mendengarkan dan memahami informasi
adalah langkah inti dalam memperoleh pengetahuan.
Anak
usia 3 – 6 tahun mengembangkan kemampuan mengingat untuk sesuatu yang didengar.
Anak mungkin tidak selalu menjadi pendengar yang baik. Hal itu bisa
terjadi karena sebagian besar waktu yang dimiliki dipergunakan untuk kegiatan
bermain sehingga dirinya tidak sungguh-sungguh dalam mendengar sesuatu,
misalnya apa yang disampaikan oleh orang tuanya. Pada umumnya anak mendengarkan
cerita yang panjang, dengan alur yang menarik dan dalam cerita tersebut
terdapat tokoh dengan bermacam-macam karakter. Stimulus seperti itu
berguna untuk membangkitkan daya imajinasi anak.
b.
Perkembangan Berbicara
Untuk
belajar bahasa, menurut Dickinson dan Snow (Seefeldt dan Wasik 2008:
354), anak-anak memerlukan kesempatan untuk bicara dan didengarkan.
Pengalaman menyaksikan, mendengarkan, dan terlibat pembicaraan dengan anggota
keluarga merupakan pengalaman yang sangat berharga karena anak dapat belajar
bahwa situasi yang mereka hadapi menjadi factor yang dipertimbangkan dalam
berbicara.
Pada
usia 3 – 6 tahun anak sudah mulai mampu berperan serta dalam percakapan yang
panjang. Sebagain dari anak-anak ada yang bisa mendominasi pembicaraan. Pada
usia ini anak belajar menjadi pengguna bahasa yang kreatif. Anak dapat membuat
atau menamakan sesuatu dengan bahasanya sendiri, khususnya untuk hewan atau
mainan kesayangannya.
c.
Perkembangan
Membaca
Pembelajaran
membaca secara formal belum dilaksanakan pada PAUD. Apa yang dilakukan di
lembaga pendidikan tersebut adalah pengembangan keterampilan agar anak siap
untuk belajar membaca. Gambar-gambar binatang yang ditempel di dinding kelas
yang disertai tulisan yang menerangkan tentang binatang apa merupakan stimulus
untuk perkembangan kemampuan membaca.
Anak
semakin mengenal kata yang sering dia dengar dan mengenal tulisan untuk kata
itu, misalnya kata toko, tv dst. Setiap saat anak melihat huruf dan rangkaian
huruf yang kemudian menimbulkan rasa ingin tahu tentang bagaimana
mengucapkannya.
d.
Perkembangan Menulis
Sama
halnya dengan membaca formal, pembelajaran menulis formal tidak dilaksanakan di
PAUD. Yang dilakukan berkenaan dengan kemampuan menulis adalah pengembangan kemampuan
agar anak siap untuk belajar menulis. Dan untuk itulah maka upaya pengembangan
motorik halus dilakukan secara intensif. Perkembangan anak pada motorik
halusnya yang semakin meningkat membuat anak mampu menggambar garis
lurus, garis tegak, garis lengkung, lingkaran dan sebainya, yang merupakan
dasar untuk menggembangkan kemampuan menulis.
No comments:
Post a Comment