TIGA PRINSIP UTAMA
PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA ANAK
1.
Konstruktivisme
Anak membangun pemahaman mereka sendiri terhadap apa yang
diketahui di lingkungan sekitarnya,
pembelajaran menjadi proses interaktif antara teman dan gurunya, anak
membangun pemahaman mereka sendiri yang ada di lingkungan sekitarnya, mereka
memahami apa yang terjadi disekitarnya dengan mensintesa pengalaman barunya
yang telah dipahami sebelumnya. Contoh pembelajaran konstruktivisme : Saat anak
bermain balok, lalu mereka membuat sebuah bangunan yang sebelumnya guru
memperlihatkan gambar gedung dengan ketinggian tertentu. Salah satu anak
mengatakan bahwa bangunan baloknya tidak sama dengan bangun yang diperlihatkan
guru karena bangunan balok yang di buatnya diatasnya dibangun taman, kemudian
guru bertanya apa fungsi dari taman tersebut
dan anak akan menjawab ”untuk meneduhkan orang apabila berada diatas
bangunan tersebut”. Informasi tersebut dicerna dengan apa yang telah diketahui
dan disesuaikan dengan mental yang sudah dibentuk secara rasional, meskipun
anak harus membangun pikirannya secara menyeluruh. Peran orang dewasa ataupun
guru sebagai fasilitator dan meiator sangatlah penting karena dukungan atau
petunjuknya akan mengoptimalisasikan kesempatan belajr yang langsungdiserap dan
belum tentu ada kesempatan untuk melakukannya kembali, tentunya di tunjang dengan
media belajar (bahan - bahan dan alat - alat yang mendukung).
2.
Metodologi
yang Sesuai Dengan Perkembangan
Metodologi yang sesuai dengan perkembangan adalah
didasarkan pada pengetahuan perkembangan anak, semua anak berkembang sesuai
dengan tahapan–tahapannya. Orang dewasa, pengasuh maupun pendidik harus faham
dan mengerti bahwa setiap anak mempunyai keunikan masing–masing walaupun pada
saat tertentu keunikannya dapat bersatu
tergantung dari kegiatan bersama yang
dilakukan bersama sama dengan teman sebayanya. Metodologi yang sesuai dengan
perkembangan meliputi kegiatan – kegiatan yang mengacu pada minat anak,
perkembangan kognitif dan kematangan sosial emosional. Pendekatan perkembangan
didasarkan pada teori Jean Piaget, Eric Erickson dan L.S Vygotsky
Pembelajaran Berdasarkan Perkembangan Anak
Prinsip-prinsip
pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan dapat diidentifikasi dari
beberapa dimensi, sebagai berikut.
a. Menciptakan iklim yang positif dan kondusif
untuk belajar.
Iklim yang positif dan kondusif merupakan
komponen penting yang perlu dipersiapkan secara matang. Anak akan dapat
menerima materi yang diberikan apabila berada dalam suasana yang menyenangkan
tanpa ketegangan, tidak terlalu ramai agar anak dapat fokus pada kegiatan, dan
sebagainya.
b. Membantu keeratan kelompok dan memenuhi
kebutuhan individu.
Kegiatan yang dilakukan tidak saja
diperuntukkan untuk kepentingan kelompok anak secara keseluruhan, namun juga
perlu untuk memperhatikan kebutuhan setiap individu anak yang berada di dalam
kelompok tersebut. Sebagai contoh aspek sosial yang perlu diperhatikan, maka
pembelajaran juga dapat memungkinkan anak untuk bersosialisasi dengan
teman-temannya dan memiliki cukup ruang dan waktu bagi dirinya sendiri untuk
bereksplorasi.
c. Lingkungan dan jadwal hendaknya memberi
kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi aktif, mengambil inisiatif,
melakukan eksplorasi terhadap objek dan lingkungannya.
Dalam mempersiapkan materi pembelajaran, maka
hendaknya kita sebagai guru juga memperhitungkan waktu atau lamanya kegiatan
yang akan berlangsung. Waktu yang disediakan haruslah dapat memberi kesempatan
pada setiap anak untuk bereksplorasi terhadap dirinya sendiri, obyek dan
lingkungannya. Lingkungan belajar juga dirancang sesuai dengan kebutuhan materi
pembelajaran, serta dibuat agar dapat mengundang rasa ingin tahu anak.
d. Pengalaman belajar hendaknya dirancang secara
konkret dan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih kegiatannya sendiri.
Materi pembelajaran akan lebih bermakna untuk
anak apabila anak diberikan kesempatan untuk memilih sendiri kegiatan yang akan
dilakukannya terlebih dahulu. Guru akan membantu apabila anak membutuhkan
bantuannya, seperti apabila terjadi bentrokan antara anak satu dengan yang lain
yang menginginkan kegiatan yang sama dalam waktu yang bersamaan juga. Namun hal
tersebut juga dapat menjadi suatu indikator bagi guru, apabila kegiatan yang
telah disiapkan tersebut menarik atau tidak untuk anak.
Materi pembelajaran juga harus dirancang
secara konkret, agar anak dapat menangkap secara langsung maksud dan inti dari
pembelajaran tersebut, selain juga dapat menceritakannya kembali secara berurut
dan benar di akhir kegiatan.
e. Mendorong anak-anak untuk mengembangkan
keterampilan berkomunikasi dan berbahasa secara menyeluruh yang meliputi kemampuan
berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis dini.
Pembelajaran yang baik tentu saja akan banyak
memperhatikan banyak aspek yang dapat menstimulasi anak secara keseluruhannya,
di antaranya adalah keterampilan berkomunikasi dan berbahasa. Bentuknya
beragam, misalnya membuat kegiatan berkelompok dan individual. Kegiatan
berkelompok tentu saja didasarkan pada kemampuan sosial anak terlebih dahulu.
Bagi anak yang sudah mantap bermain secara individu (mandiri) akan lebih siap
dibandingkan dengan anak yang belum mandiri. Ketika berkelompok, maka akan
terjadi kegiatan berdiskusi dan sebagainya. Dalam kegiatan berdiskusi tersebut
anak akan belajar berinteraksi dengan teman-temannya dalam menyelesaikan
kegiatannya. Interaksi sosial tersebut diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
anak dalam berbicara, kemampuan untuk menyampaikan pendapatnya, mendengarkan
ketika orang lain berbicara, membaca dan menulis, serta kemampuan berbahasa
lainnya.
f. Motivasi dan bimbingan diberikan agar anak
mengenal lingkungannya, mengembangkan keterampilan sosial, pengendalian dan
disiplin diri.
Ketika anak bermain maupun berkegiatan,
hendaknya guru juga memberikan stimulasi, motivasi dan bimbingan pada anak.
Stimulasi yang diberikan berupa penguatan-penguatan seperti pertanyaan yang
berkaitan dengan permainan yang sedang dilakukan anak. Stimulasi hendaknya
dilakukan seiring dengan bimbingan, apabila anak mengalami kesulitan, motivasi
dilakukan sedari awal kegiatan agar anak semangat dalam bekerja, dan ketika
anak mengalami kesulitan agar anak yakin dan percaya bahwa ia akan dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
g. Kurikulum diorganisasikan secara terpadu
untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak yang meliputi aspek fisik
motorik, sosial emosi, kognitif, bahasa, dan seni.
Dalam membuat kurikulum, hendaknya
memperhatikan keseluruhan aspek perkembangan, sesuai dengan kelompok usia anak.
Hal tersebut penting, agar guru dapat menstimulasi tepat sesuai dengan usia
perkembangan anak dan dengan kebutuhan anak.
h. Penilaian terhadap anak dilakukan secara
kontinu, melalui observasi.
Penilaian adalah proses pengumpulan bukti dan
dokumentasi kemampuan belajar dan perkembangan anak (Campbel, 1994).
Oleh karena itu, penilaian merupakan
serangkaian proses pengumpulan data dan informasi mengenai anak didik kita
(guru) yang ditujukan untuk membuat suatu rencana pembelajaran yang sesuai
dengan tahapan perkembangan anak, yang dilakukan pada awal, selama proses
pembelajaran berlangsung, dan akhir dari pembelajaran.
3.
Pendidikan
Progresif
Jhon dewey, yang dikenal sebagai
bapak pendidikan progresif, menekankan bahwa pendidikan dipandang sebagai
proses sepanjang hidup,Dewei (1983) berpendapat bahwa pendidikan sebagai
persiapan untuk kehidupan masa dewasa. Pelaksanaan pendidikan progresif dibangun
berdasarkan prinsip konstruktif. Pendidikan yang berpusat pada anak mendudukung
lingkungan belajar yang meningkatkan keterampilan dan minat masing – masing
anak sementara itu pula memperlihatkan pentingnya pembelajaran antar teman
sebaya dan pembelajaran dalam kelompok - kelompok kecil.
Pembelajaran yang berpusat pada anak
merancang berkesempatan bagi anak untuk memilih melalui susunan kelas. Setiap
kelas memiliki beberapa pusat kegiatan yang berisi berbagai macam bahan ajar
bagi eksplorasi dan perminan. Pusat kegiatan bervariasi dari satu kelas ke kelas
lainnya, namun semua kelas memiliki pusat kegiatan utama, yaitu :
a. Kesenian
Pusat kesenian mendorong
anak–anak untuk mengembangkan dan
mengeksplorasi kreativitas mereka serta bersenang – senang dengan bahan–bahan
baru dan pengalaman fisik (Cat, Kertas, Crayon, gunting).
b. Memasak
Memasak merupakansaat
yang istimewa bagi anak untuk mengalami pross reaksi ilmiah. Mencicipi makanan
– makanan baru, menyantap makanan, dan menimbang makanan akan membuat mereka
memahami konsep matematika.
c. Drama Peran
Pusat drama peran
memiliki baju – baju bagus dan benda benda lain yang mendorong anak
memperagakan apa yang mereka lihat dari kehidupan mereka, membantu mereka untuk
memahami dunia mereka dan memainkan berbagai macam peran.
d. Pusat Kegiatan
Bacaan dan Tulisan
Pusat kegiatan membaca
dan menulis meliputi buku–buku dan bahan–bahan untuk kegiatan menyimak dan
menulis. Wilayah ini adalah tempat yang tenang sehingga anak–anak dapat melihat
buku, membacakan temannya atau meminta guru untuk membacakannya.
e.
Matematika/
Berhitung
Tempat untuk matematika/
berhitung memiliki buah–buahan yang dapat dipisah–pisahkan dan disatukan
anak–anak. Seperti puzzle dan balok–balok kecil. Disini permainan–permainan
bersifat dapat belajar mencocokan, berhitung, dan mengelompokan serta
menciptakan sendiri permainan yang mereka sukai dan berlatih kemampuan
berbahasa mereka.
f.
Musik
Musik dapat dipergunakan
sepanjang hari untuk menyatukan kegiatan pembelajaran. Bernyanyi, menggerakan
badan, bertepuk tangan, menari dan memainkan alat musik atau menyimak dengan
tenang. Kesemuanya dapat diberikan sebagai kegiatan pembelajaran sepanjang
hari. Musik mengembangkan panca indra, mengajarkan ritme, berhitung dan pola kalimat,
memperkuat otot halis dan kasar dan mendorong kreatifitas.
g. Kegiatan diluar
Kelas
Kegiatan diluar kelas
merupakan bagian yang penting dalam jadwal sehari–hari. Semuanya dapat
dipelajari dan diajarkan didalam atau diluar kelas. Anak–anak dapat belajar ilmu
pengetahuan alam, matematika, keterampilan sosial dan mengembangkan kecintaan
terhadap lingkungan. Mereka juga dapat meningkatkan penggunaan otot – otot
halus dan kasar. Lingkungan diluar kelas dipandang sebagai wilayah perluasan
kelas dan kegiatan pembelajaran diluar kelas direncanakan secermat kegiatan di
dalam kelas.
h. Pasir dan Air
Anak–anak sibuk bermain
di pusat pembelajaran pasir dan air, baik di dalam kelas, dimeja pasir dan air
maupun diluar kelasdi wilayah kotak air dan pasir.Wilayah–wilayah ini
menawarkan banyak kesempatan bagi anak anak untuk menggunakan panca indra
mereka. Bahan–bahan yang digunakan dipusat pembelajaran ini antara lain sekop,
saringan dan ember kecil.
i.
Ilmu
Pengetahuan Alam
Pusat pembelajaran Ilmu
Pengetahuan alam (IPA) mencerminkan langsung minat anak–anak terhadap
kejadian–kejadian almiah dan benda–benda yang mereka temukan. Guru
mempersiapkan tempat dikelas untuk pameran dan ekslporasi yang menarik.
Pembelajaran juga berlangsung pada ilmu lingkungan hidup dan alamiah saat anak–anak
me;lihat tumbuh-tumbuhan, pepohonan dan binatang. Peran guru adalah menekankan
proses ilmiah.
Para guru bertanggung jawab untuk menciptakan
lingkungan, memancing pembicaraan, menimbulkan keingintahuan dan memperhatikan
anak anak. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat disesuaikan untuk memenuhi
kebutuhan anak yang berubah–ubah.
No comments:
Post a Comment