MENANAMKAN KEJUJURAN PADA ANAK
Kejujuran merupakan salah
satu fondasi penting dalam membina hubungan dengan diri sendiri dan orang lain.
Meskipun kejujuran begitu penting dalam kehidupan, namun kejujuran merupakan
hal yang sulit dilakukan Seseorang selalu tergoda untuk melakukan kebohongan
dan kecurangan disebabkan ingin mendapatkan sesuatu lewat jalan pintas. OIeh
sebab itu, kejujuran memerlukan keberanian menunda kesenangan sementara untuk
mendapatkan kenikmatan yang abadi Kejujuran merupakan kebiasaan oleh sebab itu
sebaiknya sikap ini dibiasakan sejak anak usia dini. Penanaman nilai-nilai
kejujuran pada anak usia dini dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu
pendekatan kognitif dan pendekatan belajar sosial. Pendekatan kognitif
digunakan untuk menumbuhkembangkan pengetahuan dan kesadaran anak terhadap
pentingnya bersikap jujur Pendekatan belajar sosial yang dilakukan lewat
percontohan dan penguatan digunakan untuk membiasakan anak melakukan perbuatan
jujur lewat peniruan dan pembiasaan. Kedua pendekatan ini sebaiknya dipahami
dan digunakan para orang tua, guru, dan para orang dewasa lainnya dalam
mengajarkan nilai-nilai kejujuran pada anak usia dini.
Contoh perilaku jujur yang
diajarkan dalam Agama Islam dimana Muhammad Rasul Tuhan juga memotivasi jujur ini sejak dini pada
anak-anak. Beliau bersabda: “Wahai anakku, jika engkau mampu menjalani waktu
pagi dan sore tanpa berdusta pada seseorang, maka lakukanlah!”
Tentu saja kita akan bisa
menanamkan sifat jujur ini tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dibarengi
dengan keteladanan. Itulah yang dilakukan Rasul. Beliau harus senantiasa
selaras antara kata dan tindakan. Jangan sampai sikap kita justru mengajarkan
ketidakjujuran. Misal saat istirahat siang, ada tamu mengetuk pintu. Karena
agak malas menemui lalu kita bilang, “Nak, katakan pada tamu, bapak tidak ada.
Sedang keluar kota.” Saat demikian, tindakan dan sikap kita itu akan lebih
ditangkap dari pada kata-kata kita yang mengajarkan kejujuran.
Seorang Ibu diharapkan
selalu menanamkan dan mencontohkan nilai-nilai kejujuran pada anaknya. Tidak
hanya itu, ia juga menyuruh anaknya untuk berjanji selalu jujur dan tidak akan
pernah berdusta sebagai perwujudan nilai iman. Sang anak itu pun meresapi pesan
ibundanya. Dan berjanji di depan ibunya untuk selalu jujur,sampai tertanam itu pun tertancap kokoh di hatinya dadanya.
Saat ia pamit pergi menempuh perjalanan yang jauh, sekali lagi ibunya
menyuruhnya memperbaharui janjinya; tidak akan berdusta
No comments:
Post a Comment